Keamanan Jadi Alasan, Israel Rencanakan Bangun Pemukiman Baru di Dataran Tinggi Golan
Diperbarui: Diterbitkan:
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto: Wikipedia)
Kapanlagi.com - Pemerintah Israel baru saja mengumumkan rencana berani yang bertujuan untuk menggandakan jumlah penduduk di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang telah menjadi bagian dari Israel sejak direbut dari Suriah dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Keputusan ini muncul di tengah ketidakstabilan politik yang melanda Suriah setelah runtuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Dengan dana lebih dari 40 juta shekel yang disiapkan, rencana ini tak hanya ambisius, tetapi juga penuh kontroversi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa langkah ini sangat penting untuk memperkuat kehadiran Israel di Golan. "Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel," tegas Netanyahu dalam pernyataannya yang dilansir dari aa.com.tr. Ia juga menambahkan bahwa rencana ini merupakan respons terhadap ancaman baru yang muncul dari perbatasan Suriah.
Namun, langkah Israel ini tidak lepas dari kritik tajam. Berbagai pihak, termasuk negara-negara Arab dan beberapa negara Eropa, mengecam keputusan tersebut. Banyak yang mempertanyakan dampak rencana ini terhadap stabilitas kawasan serta hukum internasional yang mengatur wilayah pendudukan.
Dengan situasi yang semakin memanas, semua mata kini tertuju pada langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Israel dan respons dari dunia internasional.
Advertisement
1. Latar Belakang Perebutan Dataran Tinggi Golan
Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967, menjadi sorotan dunia setelah dianeksasi oleh Israel pada 1981, meski langkah tersebut tak diakui secara internasional.
Kawasan strategis seluas 1.800 km ini dihuni oleh komunitas Druze, yang mayoritas masih merasa terikat sebagai warga Suriah.
Dalam beberapa dekade terakhir, Israel telah mendirikan lebih dari 30 permukiman Yahudi di wilayah ini, yang semakin memicu ketegangan antara kedua negara dan menjadikannya salah satu isu krusial dalam upaya mencapai perdamaian di Timur Tengah.
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
2. Jatuhnya Rezim Assad dan Situasi Suriah
Kondisi di Suriah mengalami perubahan dramatis setelah Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh kelompok oposisi yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah momen yang dianggap Israel sebagai kesempatan emas untuk memperkuat pengaruhnya di Dataran Tinggi Golan.
Menteri Pertahanan Israel mengungkapkan bahwa situasi baru ini meningkatkan risiko di perbatasan utara negara mereka.
"Langkah-langkah yang diambil Israel di Suriah bertujuan untuk menggagalkan ancaman potensial dari wilayah tersebut dan mencegah penguasaan kelompok teroris yang beroperasi dekat perbatasan kami," tegas Netanyahu, menyoroti betapa seriusnya situasi ini bagi keamanan nasional Israel.
3. Pengesahan Rencana Pembangunan
Pada hari Minggu yang lalu, kabinet Israel meluncurkan rencana ambisius untuk menggandakan jumlah penduduk di Golan, sebuah langkah yang siap mengubah wajah kawasan tersebut.
Dengan anggaran lebih dari 40 juta shekel, rencana ini mencakup pembangunan infrastruktur yang modern, program pendidikan yang inovatif, pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan, serta pendirian desa mahasiswa yang menarik.
Semua ini bertujuan untuk menarik lebih banyak penduduk dan menciptakan kehidupan baru yang dinamis di Golan.
4. Kritik Internasional terhadap Langkah Israel
Langkah berani Israel untuk membangun pemukiman baru di Dataran Tinggi Golan telah memicu gelombang kecaman dari berbagai penjuru dunia.
Uni Emirat Arab dengan tegas menyebut tindakan ini sebagai "upaya yang disengaja untuk memperluas pendudukan," sementara Jerman menyerukan agar Israel segera membatalkan rencananya, menegaskan bahwa wilayah tersebut adalah milik Suriah menurut hukum internasional.
Tak ketinggalan, negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Qatar, dan Yordania juga angkat bicara, mengekspresikan protes keras dan menilai kebijakan ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah yang tak dapat ditoleransi.
5. Respons Suriah dan Masa Depan Golan
Ahmad al-Sharaa, pemimpin kelompok HTS, menegaskan bahwa Israel memanfaatkan kondisi Suriah sebagai alasan untuk memperluas kekuasaannya. Sementara itu, Israel tetap kukuh pada pendiriannya, menyatakan bahwa tindakan tersebut semata-mata demi keamanan nasional.
"Kami tidak ingin terlibat dalam konflik dengan Suriah," tegas Netanyahu. Namun, berbagai kalangan mulai meragukan dampak langkah ini terhadap stabilitas di kawasan Timur Tengah yang sudah rentan.
6. Apa itu Dataran Tinggi Golan dan mengapa penting?
Dataran Tinggi Golan, sebuah kawasan yang memikat dan penuh sejarah, terletak di antara Israel dan Suriah, dan menjadi rebutan sejak tahun 1967.
Wilayah ini tak hanya menawarkan pemandangan yang menakjubkan, tetapi juga memiliki posisi militer yang sangat strategis serta kekayaan sumber daya air yang melimpah, menjadikannya kawasan yang sangat vital bagi kedua negara.
7. Mengapa Israel ingin menggandakan populasi di Golan?
Israel mengungkapkan bahwa rencana ini dirancang untuk memperkokoh keamanan di perbatasan utara sekaligus mendorong pertumbuhan populasi yang signifikan di wilayah tersebut, menciptakan harapan baru bagi masa depan yang lebih aman dan berkembang.
8. Bagaimana respons internasional terhadap rencana Israel?
Berbagai negara, mulai dari negara-negara Arab hingga Jerman, secara tegas mengecam rencana tersebut, menilai langkah ini sebagai pelanggaran hukum internasional yang mencolok serta tindakan pendudukan yang tidak sah.
9. Apa dampaknya bagi Suriah dan kawasan Timur Tengah?
Rencana ini bisa memicu ketegangan yang semakin memanas antara Israel dan negara-negara tetangganya, serta mengguncang stabilitas yang sudah rapuh di kawasan Timur Tengah.
(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)
(kpl/rmt)
Ricka Milla Suatin
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Deretan Aksesori yang Bikin Gadget Gen Z Makin Ciamik, Wajib Punya Nih!
