Israel dan Hizbullah Sepakati Genjatan Senjata untuk Menghindari Korban Jiwa Lebih Banyak
Diperbarui: Diterbitkan:
Ilustrasi jabat tangan. (Credit: Pixabay/geralt)
Kapanlagi.com - Setelah berbulan-bulan perundingan yang penuh tantangan, dunia kini menyambut secercah harapan dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hizbullah. Dalam waktu kurang dari 36 jam, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron siap mengumumkan gencatan senjata, sebuah langkah monumental menuju perdamaian di Timur Tengah.
Rencana ini dianggap sebagai terobosan diplomatik yang sangat dinanti-nanti, setelah sekian lama konflik ini merenggut ribuan nyawa dan meninggalkan jejak kerusakan yang mendalam di Lebanon. Negosiasi yang berlangsung di tengah ketegangan yang kian memuncak, dengan serangan besar-besaran dari kedua pihak dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan betapa mendesaknya upaya untuk mencapai kesepakatan.
Meski harapan semakin mendekat, beberapa isu kritis masih perlu diurai sebelum perdamaian yang diimpikan dapat terwujud. Mari kita simak perkembangan terkini mengenai gencatan senjata yang menjadi sorotan dunia ini, sebagaimana dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Selasa (26/11).
Advertisement
1. Langkah Diplomatik: Peran Amerika Serikat dan Prancis
Amerika Serikat dan Prancis kini menjadi aktor kunci dalam upaya meredakan ketegangan antara Israel dan Hizbullah. Dalam langkah yang penuh harapan, Presiden Joe Biden dan Emmanuel Macron bersiap untuk mengumumkan kesepakatan gencatan senjata yang telah melalui proses negosiasi intensif dengan bantuan mediator utama, Amos Hochstein.
"Kami sangat mendorong agar ini segera tercapai," ungkap John Kirby, juru bicara keamanan nasional AS, dalam pernyataannya yang dikutip oleh Reuters.
Sementara itu, kantor kepresidenan Prancis mengonfirmasi kemajuan signifikan, menyatakan bahwa negosiasi telah mencapai tahap akhir dan hanya menunggu lampu hijau dari beberapa pihak terkait.
(Duh! Onad lagi-lagi terjerat kasus narkoba dan diamankan pihak kepolisian.)
2. Poin Utama dalam Kesepakatan Gencatan Senjata
Dalam sebuah langkah yang bisa mengubah peta geopolitik, Israel dan Lebanon akhirnya mencapai kesepakatan penting yang mencakup penarikan pasukan militer Israel dari Lebanon selatan dan penempatan tentara reguler Lebanon di sepanjang perbatasan dalam jangka waktu 60 hari.
Tak hanya itu, sebuah komite yang terdiri dari lima negara, dipimpin oleh Amerika Serikat, akan dibentuk untuk memastikan gencatan senjata berjalan sesuai rencana.
Namun, perjanjian ini tidak lepas dari kontroversi, terutama mengenai hak Israel untuk menyerang wilayah selatan Lebanon jika ancaman dari Hizbullah kembali muncul. Meskipun Lebanon sempat menolak klausul tersebut, negosiasi yang intens berhasil meredakan ketegangan di detik-detik terakhir.
"Pertemuan kabinet pada Selasa akan memfokuskan perhatian untuk memberikan persetujuan pada teks perjanjian," ungkap seorang pejabat senior Israel, menandakan harapan baru bagi kedua negara.
3. Tantangan Menuju Perdamaian: Serangan yang Terus Berlanjut
Di tengah upaya diplomatik yang terus berlangsung, situasi di lapangan semakin memanas. Akhir pekan lalu, serangan besar-besaran Israel mengguncang Beirut dan merenggut nyawa setidaknya 29 orang, sementara Hizbullah membalas dengan meluncurkan 250 roket ke wilayah Israel.
Michael Herzog, Duta Besar Israel untuk AS, optimis bahwa kesepakatan hampir tercapai, meskipun masih ada tantangan besar yang harus dihadapi.
"Kami sedang melangkah menuju kesepakatan, namun ada beberapa isu mendesak yang perlu diselesaikan," ungkapnya.
4. Reaksi dari Pihak-Pihak yang Berkonflik
Dalam suasana ketegangan yang memuncak, Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, menegaskan bahwa Hizbullah harus dihadapi dengan kekuatan militer hingga meraih kemenangan total.
Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan tegas Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengingatkan bahwa kesepakatan yang ada belum sepenuhnya final, bahkan ia menegaskan, "Belum terlambat untuk menghentikan kesepakatan ini," melalui akun media sosialnya.
Di sisi lain, Hizbullah tak mau mundur meski harus kehilangan beberapa pemimpin kunci akibat serangan dari Israel; serangan balasan mereka membuktikan bahwa kekuatan militer kelompok ini masih tetap mengesankan, meskipun berada di tengah tekanan diplomatik yang semakin berat.
5. Dampak Konflik terhadap Lebanon dan Israel
Konflik yang berkecamuk ini telah meluluhlantakkan Lebanon, terutama di kawasan selatan dan pinggiran Beirut, di mana warga sipil menjadi korban utama dan banyak yang terpaksa meninggalkan rumah demi mencari tempat yang lebih aman
. Sementara itu, Israel pun tak luput dari ancaman, dengan roket-roket Hizbullah yang terus mengincar wilayah perbatasan.
Seorang analis keamanan Timur Tengah menegaskan, "Kerugian yang dialami kedua belah pihak menunjukkan betapa mendesaknya gencatan senjata sebagai langkah awal untuk meraih stabilitas."
6. Kapan gencatan senjata akan diumumkan?
Dalam sebuah langkah yang penuh harapan, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bersiap untuk mengumumkan gencatan senjata yang ditunggu-tunggu dalam waktu 36 jam ke depan.
Meskipun keputusan akhir masih menunggu lampu hijau dari semua pihak yang terlibat, sinyal positif ini memberikan harapan baru bagi perdamaian yang lebih baik.
7. Apa saja poin utama dalam kesepakatan ini?
Kesepakatan yang dicapai ini menandai babak baru dalam hubungan antara Israel dan Lebanon, di mana Israel akan menarik pasukannya dari Lebanon selatan, sementara pasukan reguler Lebanon akan dikerahkan di perbatasan untuk menjaga stabilitas.
Selain itu, dibentuklah sebuah komite internasional yang akan bertugas memantau pelaksanaan gencatan senjata, sebuah langkah penting menuju perdamaian yang lebih abadi di kawasan yang telah lama dilanda ketegangan ini.
8. Apa tantangan terbesar menuju perdamaian?
Tantangan utama yang dihadapi adalah menciptakan kesepakatan untuk menghentikan serangan dari kedua pihak, sambil meredakan ketegangan yang muncul akibat perbedaan pandangan mengenai hak Israel untuk membalas jika ancaman muncul.
9. Bagaimana dampak konflik ini terhadap Lebanon?
Wilayah selatan Lebanon, terutama Dahiyeh, kini dilanda kerusakan parah yang mengguncang kehidupan warganya. Banyak penduduk terpaksa meninggalkan rumah mereka, sementara yang lainnya menjadi korban dalam situasi yang semakin mencekam.
Suasana duka dan kepanikan menyelimuti daerah tersebut, menggambarkan betapa sulitnya kondisi yang harus dihadapi oleh masyarakat setempat.
(Siapa itu Sabrina Alatas, sosok yang sedang trending dan jadi sorotan netizen.)
(kpl/rmt)
Ricka Milla Suatin
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Deretan Aksesori yang Bikin Gadget Gen Z Makin Ciamik, Wajib Punya Nih!
