UM Inisiasi Kolaborasi Internasional Bersama ISTIC, NRF, dan DSTI

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

UM Inisiasi Kolaborasi Internasional Bersama ISTIC, NRF, dan DSTI kredit foto: um.ac.id

Kapanlagi.com - Kolaborasi global kian relevan di tengah isu perubahan iklim dan tantangan pembangunan berkelanjutan. Universitas Negeri Malang (UM) terus memperluas jejaring internasional melalui Collaboration Meeting UM-ISTIC-NRF-FEAHLC yang digelar Sabtu (19/7) di Ruang Sidang Senat Graha Rektorat Lantai 9.

Pertemuan ini mempertemukan para pemimpin lembaga riset dan inovasi dari berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, serta perwakilan perguruan tinggi nasional seperti Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dan Universitas Brawijaya (UB).

Dari luar negeri, hadir perwakilan International Science, Technology and Innovation Centre for South-South Cooperation (ISTIC–UNESCO), National Research Foundation (NRF) Afrika Selatan, dan Department of Science, Technology and Innovation (DSTI).

"Ini bukan seremoni, tapi strategi konkret UM untuk masuk jejaring global berbasis research dan inovasi berkelanjutan," tegas Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Rektor UM.

Pertemuan ini menandai langkah awal UM membangun konsorsium internasional, khususnya dengan Afrika Selatan yang kini mengembangkan Future Earth Africa Hub—pusat riset perubahan global berbasis kolaborasi lintas negara.

Ketua LPPM UM, Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si., menjelaskan, UM telah menjalin komunikasi dengan mitra sejak 2020. "Kami pernah dikirim ke Malaysia, Jepang, Korea, hingga Afrika Selatan untuk penjajakan. Kini, delegasi kementerian Afrika datang langsung ke UM," ungkapnya.

Rencana besar yang tengah disiapkan adalah full workshop internasional melibatkan 22 negara pada September mendatang. Agenda ini akan memperkuat kerja sama riset di bidang energi, air, sampah, perubahan iklim, hingga sport science, physiology, dan pendidikan lingkungan.

"Kami ingin UM jadi hub konsorsium antara Indonesia dan Afrika. Skemanya bergilir, setahun di Indonesia, setahun di Afrika," ujar Prof. Markus.

Inisiatif ini juga selaras dengan SDGs, khususnya poin 4 (Pendidikan Berkualitas), 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan 17 (Kemitraan Global). Konsorsium didukung PTNBH Jawa Timur serta platform JatimPro, dengan potensi pendanaan bersama mencapai Rp2 miliar.

"Kami ingin UM jadi titik temu jejaring nasional dan internasional," tutup Prof. Markus.

Berbagai langkah strategis yang dilakukan Universitas Negeri Malang (UM) ini sejalan dengan komitmen UM dalam mendukung program Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) khususnya Kampus Berdampak yang menekankan peran perguruan tinggi sebagai motor penggerak perubahan sosial melalui riset dan inovasi.

Melalui inisiasi kolaborasi internasional ini, UM terus memperkuat kontribusinya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/jje)

Rekomendasi
Trending