Sejumlah 1.446 Orang Jadi Korban Banjir, BNPB Siap Salurkan Bantuan

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Sejumlah 1.446 Orang Jadi Korban Banjir, BNPB Siap Salurkan Bantuan
Banjir rob di pesisir Jakarta. (credit: merdeka.com/Arie Basuki)

Kapanlagi.com - Jakarta kembali dilanda bencana banjir setelah hujan deras yang mengguyur sejak awal Maret 2025. Ribuan warga merasakan dampak dari bencana ini, dengan ratusan rumah terendam dan lebih dari seribu orang terpaksa mengungsi demi keselamatan mereka. Luapan Kali Ciliwung menjadi penyebab utama banjir yang menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Dalam menghadapi situasi darurat ini, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta segera bergerak cepat. Mereka menyalurkan bantuan kepada para korban, termasuk makanan siap saji, air bersih, selimut, dan kasur, yang telah didistribusikan ke berbagai lokasi pengungsian. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa para korban dapat bertahan selama situasi darurat berlangsung.

Namun, banjir kali ini tampaknya lebih lama surut dibandingkan dengan kejadian sebelumnya. BNPB dan instansi terkait terus melakukan evaluasi untuk meminimalisir dampak bencana di masa mendatang. Bagaimana kondisi terkini para korban banjir, dan apa saja langkah-langkah penanganannya? Berikut adalah laporan lengkapnya yang dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Selasa (4/3).

1. Ribuan Warga Terdampak, Ratusan Rumah Terendam

Banjir yang melanda Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akibat meluapnya Kali Ciliwung telah menggenangi ratusan rumah dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Data dari BNPB mencatat, sebanyak 485 keluarga atau sekitar 1.446 jiwa terpaksa menghadapi dampak bencana ini. Tak kurang dari 1.229 warga harus meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke 11 lokasi penampungan yang tersebar di berbagai kelurahan.

Wilayah yang paling parah terdampak termasuk Kelurahan Rawajati di Jakarta Selatan, serta Kampung Melayu, Bidara Cina, dan Cawang di Jakarta Timur. Para warga yang terjebak langsung dievakuasi ke tempat yang lebih aman, seperti sekolah, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang dijadikan sebagai lokasi pengungsian sementara.

Sayangnya, beberapa daerah masih terjebak dalam genangan air yang belum sepenuhnya surut. Hujan yang terus mengguyur memperburuk situasi, memperlambat proses pemulihan di kawasan yang terdampak.

"Dari banjir ini tidak seperti biasanya. Biasanya 4-5 jam surut tetapi ini sampai sore belum surut juga. Diharapkan setelah dicarikan solusinya, risikonya tidak terlalu banyak,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah, dikutip dari ANTARA.

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

2. BNPB Pastikan Bantuan Logistik Cukup untuk Pengungsi

Dalam menghadapi bencana banjir yang melanda, BNPB dengan sigap memastikan bahwa stok bantuan logistik tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan para korban. Beragam barang penting seperti sembako, makanan siap saji, kasur, selimut, dan terpal telah dikirimkan ke berbagai titik pengungsian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Tak hanya itu, bantuan yang diberikan juga mencakup kebutuhan dasar lainnya, seperti paket perlengkapan keluarga, air mineral, dan alat kebersihan untuk para pengungsi. Tim BNPB terus menjalin koordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah agar distribusi bantuan dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.

Meskipun pasokan bantuan sudah dipastikan cukup, BNPB tetap membuka kemungkinan untuk mengirimkan tambahan logistik jika situasi di lapangan memerlukan lebih banyak suplai. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa para pengungsi mendapatkan perlindungan yang layak selama berada di tempat penampungan.

"Apabila kurang bisa minta kembali, kami siap untuk membantunya," ujar Lukmansyah, menambahkan.

3. Penyebab Banjir: Luapan Kali Ciliwung dan Hujan Deras

Banjir yang menerjang Jakarta kali ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur serta lonjakan debit air di Bendung Katulampa, Bogor. Pada 2 Maret 2025, data dari BPBD menunjukkan bahwa Bendung Katulampa berada dalam status Siaga 1, menandakan kondisi berbahaya, sebelum air meluncur deras ke Jakarta melalui Kali Ciliwung.

Di saat yang bersamaan, Pos Pantau Depok melaporkan kenaikan debit air yang signifikan, membuat sejumlah kawasan di bantaran sungai terendam. Akibatnya, permukiman warga di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terjebak dalam genangan air yang bervariasi, mulai dari 50 cm hingga lebih dari 1 meter.

Selain faktor cuaca yang ekstrem, sistem drainase yang kurang memadai turut memperparah situasi, membuat air surut dengan lambat. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi BNPB dan pemerintah daerah, yang kini berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir yang kerap menghantui ibu kota.

4. Langkah Penanganan dan Evakuasi Pengungsi

Dalam menghadapi situasi darurat yang mengkhawatirkan ini, BNPB dan BPBD bergerak cepat dengan serangkaian langkah strategis demi keselamatan warga yang terdampak. Tim gabungan yang terdiri dari petugas BPBD, TNI, Polri, dan relawan siap siaga untuk melakukan evakuasi, membantu warga keluar dari rumah yang terjebak dalam genangan air.

Di lokasi pengungsian, tim medis juga telah disiagakan untuk memberikan layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil, dengan posko kesehatan yang dibuka untuk menangani penyakit yang muncul akibat banjir, seperti diare dan infeksi kulit.

Untuk mengantisipasi kemungkinan kondisi darurat yang berkepanjangan, BNPB telah menyiapkan skenario bantuan lanjutan, sementara pemerintah daerah berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan fasilitas di pengungsian tetap layak huni dan memenuhi standar kesehatan.

5. Upaya Pencegahan Agar Banjir Tidak Terulang

Meski banjir kerap melanda Jakarta, upaya tak henti dari BNPB dan pemerintah daerah terus digencarkan untuk menemukan solusi jitu demi mengurangi dampak bencana ini di masa mendatang. Salah satu langkah cerdas yang tengah dipertimbangkan adalah peningkatan kapasitas drainase dan normalisasi sungai, agar aliran air dapat berjalan lancar saat hujan deras mengguyur.

Tak kalah penting, edukasi masyarakat tentang bahaya membuang sampah ke sungai menjadi sorotan utama dalam program pencegahan banjir, mengingat sampah yang menumpuk di saluran air adalah biang keladi terhambatnya aliran yang seharusnya mengalir bebas.

Dalam waktu dekat, BNPB juga akan menggelar rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk merumuskan solusi jangka panjang dalam menghadapi masalah banjir. Dengan langkah-langkah yang lebih terencana, diharapkan risiko banjir di ibu kota bisa diminimalisir, sehingga korban jiwa pun dapat dicegah.

6. FAQ

Apa penyebab utama banjir di Jakarta kali ini?

Banjir disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung setelah hujan deras dan meningkatnya debit air dari Bendung Katulampa.

Berapa jumlah warga yang terdampak banjir?

Sebanyak 1.446 orang terdampak dan lebih dari 1.229 warga mengungsi ke lokasi penampungan.

Apa saja bantuan yang diberikan BNPB kepada korban banjir?

BNPB menyalurkan makanan siap saji, kasur, selimut, air bersih, serta layanan kesehatan bagi para pengungsi.

Apa langkah pemerintah untuk mencegah banjir di masa depan?

Pemerintah akan meningkatkan kapasitas drainase, normalisasi sungai, dan edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat.

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending