Orange Bond PNM, Sebuah Harapan Baru Bagi Pemberdayaan Perempuan Ultra Mikro

Penulis: Guntur Merdekawan

Diterbitkan:

Orange Bond PNM, Sebuah Harapan Baru Bagi Pemberdayaan Perempuan Ultra Mikro
Credit foto: Dokumentasi Pribadi

Kapanlagi.com - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) baru saja meluncurkan Orange Bond, sebuah instrumen investasi sosial pertama di Indonesia yang secara khusus ditujukan untuk mendanai pemberdayaan perempuan ultra mikro. Hal ini jadi asa baru untuk menjadikan para perempuan Indonesia mandiri dan berkekuatan.

Peluncuran resmi dilakukan pada 28 Juni 2025, dan ini adalah langkah besar bagi banyak ibu-ibu terampil yang selama ini berjuang menjalankan usaha lokal mereka tanpa akses perbankan. Orange Bond diharapkan menjadi jembatan finansial yang menghubungkan investor dengan mimpi jutaan ibu di seluruh penjuru negeri.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menekankan bahwa inovasi ini lebih dari sekadar instrumen investasi.

"Ini adalah roda penggerak transformasi sosia. Kami ingin membuktikan bahwa pasar modal memiliki hati dan bisa menjadi kekuatan dahsyat untuk mendorong kesetaraan gender, sejalan dengan cita-cita global dalam UN SDG 5," ungkap Arief.

1. Orange Bond: Terobosan Baru di Pasar Modal

Penerbitan Orange Bond senilai Rp 16 triliun ini merupakan terobosan dalam pasar modal nasional. Instrumen ini dirancang untuk mendukung kesetaraan gender dan inklusi keuangan, dengan warna oranye yang menjadi simbol dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-5 PBB.

Dana yang terkumpul dari Orange Bond akan dialokasikan untuk program PNM Mekaar Syariah, yang bertujuan memberdayakan perempuan dalam menjalankan usaha kecil. Ini adalah langkah konkret untuk membantu perempuan prasejahtera agar mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Penerbitan Orange Bond dilakukan dalam dua skema: Obligasi Konvensional Berwawasan Sosial sebesar Rp 6 triliun dan Sukuk Mudharabah Berbasis Syariah senilai Rp 10 triliun. Pada tahap awal, PNM telah berhasil menghimpun Rp 1 triliun dari obligasi dan Rp 1,75 triliun dari sukuk.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Partisipasi Sektor Swasta

Pemerintah Indonesia berperan penting dalam mendorong adopsi Orange Bond. Ini bukan pengganti obligasi berkelanjutan yang sudah ada, melainkan pelengkap untuk memperluas spektrum investasi berdampak sosial. PNM berharap sektor swasta juga turut berpartisipasi dalam inisiatif ini.

Hosnia, pemilik usaha kuliner bebek, adalah salah satu yang merasakan manfaat dari program PNM. Sejak bergabung dengan PNM Mekaar pada tahun 2017, ia telah naik kelas dan mendapatkan pembiayaan lanjutan dalam program PNM ULaMM.

"Jadi PNM ini bukan hanya memberikan pembiayaan untuk nasabah, tapi juga dibantu pengembangan dan didampingi. Kita lebih dikasih pengetahuan dan solusi itu sangat membantu usaha saya," jelas Hosnia.

3. Distribusi dan Pencatatan di Bursa Efek

Distribusi efek Orange Bond dilakukan secara elektronik pada tanggal 8 Juli 2025, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Juli 2025. Ini adalah langkah penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/gtr)

Rekomendasi
Trending