Modus Penipuan Online Makin Bervariasi, TikTok Ajak Masyarakat #PikirDuaKali Biar Nggak Terjebak Informasi Palsu

Modus Penipuan Online Makin Bervariasi, TikTok Ajak Masyarakat #PikirDuaKali Biar Nggak Terjebak Informasi Palsu Ilustrasi perempuan memegang smartphone. (c) havucvp@gmail.com/Depositphotos

Kapanlagi.com - Saat ini, gelombang penipuan siber internasional memang terus menunjukkan skala yang semakin besar. Belakangan ini, publik dihebohkan dengan kasus terjebaknya warga India pada sindikat penipuan kerja yang menggiurkan. Kabar baiknya, mereka sudah dipulangkan ke negara asalnya.

Di saat yang bersamaan, aparat di Taiwan, Hongkong, dan Singapura menyita aset senilai ratusan juta dollar milik pengusaha Kamboja bernama Chen Zhi. Ia dituding memimpin sindikat penipuan online global. Dua kasus tersebut menggambarkan bagaimana penipuan online sudah menyentuh lintas negara yang terorganisir.

Di tengah meningkatnya kemudahan hidup lewat platform digital, mulai dari belanja, kerja, hiburan, hingga transaksi keuangan, risiko penipuan justru ikut meningkat. Pertanyaannya: seberapa siap kita menghadapi ancaman ini?

Melihat fenomena ini, TikTok terus menggaungkan kampanye #PikirDuaKali yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar bisa melawan penipuan online. Demi mendukung kampanye ini, TikTok menghadirkan berbagai aktivitas online dan offline yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko penipuan online yang modusnya kini semakin bervariasi.

Keamanan Pengguna Jadi Prioritas TikTok

Edwin Lengkei, Senior Manager PR & Communications TikTok Indonesia. Foto: TikTok Indonesia

Kita hidup di era serba cepat. Semua kebutuhan bisa dipenuhi hanya lewat satu gawai. Namun, kemudahan itu datang dengan risiko, yakni penipuan digital yang kian canggih. Dari skema pekerjaan palsu, praktik impersonation, hingga penipuan berbasis website tiruan, modusnya makin sulit dibedakan dengan yang asli.

Di sinilah pentingnya keamanan bagi pengguna media sosial. Tidak cukup sekadar tahu cara menggunakan internet, masyarakat perlu paham cara mencegah terjebak ancaman online.

Sehubungan dengan itu, Edwin menegaskan bahwa keamanan digital menjadi prioritas TikTok.

"Keamanan itu sangat penting karena sejalan dengan komitmen kami untuk melindungi pengguna. Keamanan pengguna adalah prioritas kami. Kita tahu setiap hari orang banyak datang ke Tiktok berbagi kreativitas, mencari hiburan, inspirasi. Jadi, kami harus menjaga ruang ini tetap aman," ujarnya dalam sesi Interview TV dengan program Fokus Pagi dan Liputan6 Pagi.

Ia mengungkap bahwa TikTok menerapkan berbagai upaya keamanan berlapis untuk pengguna, seperti:

a. Panduan Komunitas

TikTok membuat Kebijakan komunitas ketat yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Pelanggaran bisa berujung penghapusan konten atau pemblokiran akun.

b. Sistem Moderasi Ganda

TikTok menggabungkan antara tim moderasi berbasis mesin dan juga manusia. Tugasnya meninjau semua konten yang ada di TikTok. Apabila tidak sesuai dengan panduan komunitas, konten bisa dihapus dan pengguna bisa diblokir.

c. Fitur Laporkan

Fitur Laporkan jadi langkah konkret TikTok dalam menjaga keamanan pengguna. Lewat fitur ini, pengguna bisa melaporkan dan menghentikan penyebaran konten yang dianggap melanggar aturan komunitas.

Ajak Masyarakat untuk #PikirDuaKali

Edwin menegaskan bahwa segala upaya platform tidak bisa bekerja sendirian. Masyarakat perlu juga melindungi dirinya sendiri dengan kebiasaan berpikir.

"Tapi kami percaya, fitur, kebijakan, dan platform hanya bisa melakukan sebagian dari keamanan. Pengguna juga harus berupaya melindungi diri sendiri. Oleh sebab itu, TikTok mengangkat kampanye #PikirDuaKali," katanya.

Sesuai dengan namanya, lewat kampanye #PikirDuaKali ini TikTok ingin membangun kebiasaan pengguna agar bisa berpikir dua kali sebelum berinteraksi dengan konten-konten yang mereka temui di berbagai platform digital.

"Misalnya, ajakan, tawaran, yang terlihat terlalu menggiurkan. Itu merupakan bentuk ancaman dari penipuan online. Nah kampanye ini selain ingin mendorong kebiasaan berpikir, kami juga ingin membantu masyarakat agar tahu mencegah juga mencegat ancaman ini," tambahnya.

Kampanye ini digaungkan secara online dan offline, termasuk lewat program 'TikTok Goes to Campus' yang menyambangi kampus-kampus di Jakarta untuk memberikan edukasi soal modus penipuan online dan kiat-kiat mencegatnya. Tujuannya sederhana, yaitu membangun kebiasaan berpikir agar masyarakat terbebas dari jerat penipuan online dan menciptakan ekosistem yang sehat dan aman.

Kolaborasi Kreator untuk Edukasi Publik

TikTok menggandeng berbagai pihak supaya nilai yang ingin disampaikan dalam kampanye #PikirDuaKali tersebar sempurna. Salah satunya lewat content creator seperti Samuel Christ, kreator TikTok yang aktif membahas isu investasi dan bisnis.

Menurut Samuel, kasus penipuan, terutama yang melibatkan transaksi digital bisa terjadi pada siapa saja. Ia mengungkap bahwa banyak mendapat aduan kasus penipuan online dari followers-nya.

"Kasus penipuan online itu banyak sekali terjadi bahkan setiap bulan. Saya juga sering dapat aduan dari followers saya untuk bahas kasus ini, kasus itu. Jadi, itu tugas saya sih untuk menyampaikan kasus-kasus seperti ini agar masyarakat tidak kena tipu juga," jelasnya.

Dua bulan terakhir, sejak ia berkolaborasi dengan TikTok dalam kampanye #PikirDuaKali, Samuel telah membuat konten terkait kasus penipuan yang bahkan bisa menimpa orang terdekatnya.

Ia bercerita bahwa temannya ingin menambah will charge maskapai. Harga awal yang tertera Rp49 ribu dan berubah menjadi Rp49 juta setelah invoice dimanipulasi. Lantaran panik akan tenggat pembayaran yang harus dilakukan dalam hitungan menit, korban langsung transfer tanpa cek ulang.

"Makanya, saya buat konten tentang kasus teman saya itu agar orang-orang terselamatkan gitu dari penipuan online seperti ini," tambahnya.

Apa yang Harus Dilakukan?

Bunda Hetty, Ashilla, dan Agus Supriadi ingatkan masyarakat untuk selalu pikir dua kali terhadap penipuan online. (c) TikTok Indonesia

Samuel menegaskan bahwa ketergesaan adalah celah emas bagi pelaku penipuan. Untuk itu, ia selalu mengingatkan prinsip praktis: 3C alias Cek, Cegah, Cegat.

a. Cek: Periksa dulu semua informasi, website, dan nominal transaksi.

b. Cegah: Kalau ada yang janggal, meski sekecil apa pun, batalkan. Jangan lanjut hanya karena terburu-buru.

c. Cegat: Laporkan ke pihak platform atau langsung ke polisi agar tidak semakin banyak korban.

Ia berharap makin banyak content creator yang ikut menggaungkan kampanye ini. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih sadar dan terselamatkan dari ancaman penipuan online.

"Saya berharap lebih banyak kreator ikut kampanye ini. Makin banyak yang mengedukasi, makin besar peluang kita menyelamatkan orang lain," tegasnya.

Yuk, mulai jaga keamanan diri. Mulailah dari langkah paling sederhana: Cek, Cegah, Cegat, dan selalu #PikirDuaKali sebelum klik, transfer, atau percaya pada tawaran yang terlihat terlalu menggiurkan. Saatnya wujudkan ekosistem digital yang lebih sehat, aman, dan bebas penipuan, dimulai dari kita sendiri! Temukan informasi selengkapnya tentang kampanye #PikirDuaKali dari TikTok dengan klik di sini.

(kpl/wri)

Rekomendasi
Trending