1. Mengapa Isu Roblox Dilarang Pemerintah Mencuat di Indonesia?

Roblox memang belum diblokir resmi di Indonesia, namun sedang diawasi ketat oleh pemerintah. Wacana pemblokiran muncul karena dugaan konten berbahaya bagi anak-anak.

Ini termasuk ujaran kebencian, tindak kekerasan, hingga konten bernuansa seksual yang dikhawatirkan Mendikdasmen Abdul Mu'ti dapat ditiru anak.

2. Kekhawatiran Utama: Konten Kekerasan dan Keamanan Anak

Mendikdasmen Abdul Mu'ti secara terbuka menyatakan Roblox mengandung banyak kekerasan yang berpotensi ditiru anak-anak. Anak-anak belum mampu membedakan dunia nyata dan rekayasa, sehingga berisiko meniru adegan berbahaya.

Selain itu, ada kekhawatiran serius tentang interaksi dengan orang asing dan potensi eksploitasi anak di platform ini.

3. Tuntutan Pemerintah: Roblox Diminta Buka Kantor di Indonesia

Pemerintah Indonesia, melalui Menkomdigi Meutya Hafid, telah meminta Roblox membuka kantor perwakilan di Indonesia. Tujuannya agar Roblox dapat mematuhi regulasi nasional, khususnya terkait perlindungan anak.

KPAI juga mendukung pemblokiran jika Roblox terbukti mengabaikan perlindungan anak sesuai Undang-Undang ITE.

4. Negara Lain yang Sudah Memblokir atau Mengawasi Roblox

Isu pemblokiran Roblox bukan hanya terjadi di Indonesia, beberapa negara lain sudah mengambil langkah serupa. Qatar memblokir Roblox pada Agustus 2025 karena kekhawatiran keamanan anak dan eksploitasi.

Tiongkok dan Oman juga memblokir game ini sekitar 2022, sementara Turki melarangnya pada Agustus 2024 dengan alasan eksploitasi anak dan moderasi yang buruk.

5. Pandangan Psikolog: Antara Kreativitas dan Risiko Negatif

Psikolog Maharani Okty Ningsih melihat Roblox sebagai "pelarian" ringan bagi orang dewasa dari stres pekerjaan. Namun, psikolog anak Mira Amir mengamini potensi game ini memicu kriminalitas anak.

Vera Bekti Rahayu menambahkan, game ini bisa merangsang kreativitas dan interaksi digital positif, namun juga berisiko pada kontrol diri buruk dan emosi tidak stabil.

Psikolog anak bahkan menyebut permainan seperti Roblox berpotensi memicu anak melakukan tindak kriminalitas. Ini terutama terkait kebutuhan membeli item berbayar yang bisa mendorong perilaku mencuri.

Kekhawatiran ini menjadi salah satu alasan kuat bagi pemerintah dan KPAI untuk terus mengawasi platform ini.

6. Peran Orang Tua: Pengawasan Ketat dan Edukasi Digital

Para psikolog menekankan pentingnya pengawasan orang tua, jadwal bermain yang seimbang, dan pengenalan aktivitas offline. Dialog terbuka dengan anak tentang game yang dimainkan juga sangat krusial.

Edukasi digital menjadi kunci agar anak dapat bermain aman dan orang tua bisa meminimalisir dampak negatif dari platform seperti Roblox.

Baca juga berita Roblox lainnya di Liputan6.com