Jangan Satu Dimensi! Mari Eksplorasi 10 Wajah Kesedihan yang Dialami Manusia

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Jangan Satu Dimensi! Mari Eksplorasi 10 Wajah Kesedihan yang Dialami Manusia
Ilustrasi Wajah Sedih

Kapanlagi.com - Kehidupan tidak terlepas dari kesedihan, yang pasti akan dialami oleh hampir setiap orang. Berbagai momen kehilangan, seperti kehilangan pekerjaan, teman yang pindah, atau perpisahan dengan kekasih, dapat mengguncang hati kita. Bahkan kehilangan orang tua atau kerabat terdekat merupakan pengalaman yang sangat menyakitkan.

Jika perasaan kesedihan ini tidak ditangani dengan baik, dampaknya dapat mengganggu kesehatan mental kita sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala kesedihan dan mencari dukungan, meskipun hal tersebut mungkin terasa menantang. Kesedihan muncul sebagai reaksi terhadap kehilangan yang mempengaruhi identitas kita, dan tidak hanya terkait dengan kematian.

Berbagai pemicu kesedihan, seperti bencana alam, perceraian, atau penyakit, dapat terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami berbagai jenis kesedihan yang ada dan belajar bagaimana mengelolanya. Dengan mengenali dan memahami pengalaman kesedihan, kita dapat memberikan atau mencari dukungan yang dibutuhkan, sehingga dapat melewati masa-masa sulit ini dengan lebih baik, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Kamis (6/2/2025).

1. Anticipatory Grief

Salah satunya adalah "anticipatory grief," yaitu duka yang muncul saat kita mengantisipasi kehilangan yang besar, seperti ketika mendengar diagnosis penyakit terminal, menghadapi kemungkinan pemecatan, atau menghadapi perceraian.

Dalam fase ini, kita mungkin mulai membayangkan hidup tanpa orang yang kita cintai, merencanakan bagaimana menanggapi kehilangan itu, atau bahkan berusaha mempersiapkan diri untuk perpisahan yang akan datang.

Namun, menjalani hidup dengan perasaan antisipasi ini bisa menjadi tantangan tersendiri kita mungkin merasa bersalah karena merencanakan kepergian orang tercinta, atau justru menemukan ketenangan dalam momen damai sebelum kehilangan itu terjadi.

Dalam menghadapi jenis kesedihan ini, penting untuk memberi diri kita ruang dan kesabaran.

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

2. Normal Grief

Asosiasi Psikologi Amerika (APA) menggambarkan duka normal sebagai kesedihan yang bisa berlangsung antara enam bulan hingga dua tahun setelah kehilangan yang mendalam.

Namun, perlu diingat bahwa setiap budaya memiliki cara unik dalam menghadapi duka di beberapa komunitas, keluarga berkumpul selama bertahun-tahun untuk saling mendukung dalam proses berkabung.

Di sisi lain, ada juga fenomena duka tertunda, di mana perasaan kehilangan tidak muncul segera setelah peristiwa tragis, melainkan muncul kembali ketika menghadapi kehilangan besar lainnya di masa depan, seolah membuka kembali luka lama.

Dan tak kalah kompleks adalah duka yang rumit, di mana seseorang merasakan emosi yang bertentangan, seperti saat berduka atas kematian orang tua yang telah lama terputus hubungan, pasangan yang menyakiti, atau kehilangan pekerjaan yang dulunya membawa kebahagiaan.

3. Absent Grief

Absent grief adalah fenomena menarik di mana seseorang tampak tidak merasakan kesedihan meski mengalami kehilangan yang mendalam, terutama ketika perpisahan itu terjadi secara mendadak.

Ciri-ciri yang dapat dikenali adalah penyangkalan dan keterkejutan, namun penting untuk diingat bahwa jika kondisi ini berlanjut terlalu lama, perlu penanganan yang tepat.

Setiap orang memiliki cara unik dalam menjalani proses berduka, sehingga jika Anda mencurigai seseorang sedang menghadapi absent grief, bersikaplah sensitif dan penuh pengertian.

Mereka mungkin menyembunyikan kesedihan di balik senyuman, tetapi di dalam hati, mereka mungkin sedang berjuang dengan badai emosional yang hebat.

Jika Anda merasakan hal serupa, bisa jadi Anda sedang berduka tanpa menyadarinya, terjebak dalam rutinitas yang harus dihadapi setelah kehilangan.

4. Cumulative Grief

Duka yang kita alami bisa datang dalam berbagai bentuk dan intensitas, seperti yang terlihat dalam jenis-jenis duka yang ada. M

isalnya, cumulative grief, yang muncul seiring waktu dengan tumpukan kehilangan dalam rentang yang singkat, seperti yang dirasakan banyak orang selama pandemi COVID-19.

5. Distorted grief

Dalam dunia duka, terdapat berbagai wajah yang sering kali tak terduga, salah satunya adalah distorted grief, di mana kesedihan ini memicu reaksi emosional yang sangat kuat, sering kali disertai dengan kemarahan yang diarahkan kepada orang lain atau bahkan diri sendiri.

6. Abbreviated Grief

Di sisi lain, ada abbreviated grief, yang cepat berlalu, di mana individu bisa melanjutkan hidup dengan segera, bahkan berusaha mencari pengganti untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan.

7. Collective Grief

Tak kalah penting, collective grief menyentuh komunitas besar saat tragedi melanda, seperti serangan teroris atau perang, yang dapat menyatukan rasa duka meskipun tidak ada hubungan langsung.

8. Chronic Grief

Sementara itu, chronic grief adalah bentuk duka yang tak kunjung reda, di mana perasaan kehilangan tetap membara selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, menyulitkan individu untuk melanjutkan hidup.

Setiap jenis duka ini menggambarkan kompleksitas emosi manusia dalam menghadapi kehilangan.

9. Inhibited Grief

Di sisi lain, inhibited grief menampilkan gambaran yang berbeda individu yang mengalami duka ini cenderung menutupi perasaan mereka dengan kesibukan, terjebak dalam rutinitas yang padat, dan menghindari proses penyembuhan yang seharusnya.

Namun, meski tampak tenang, mereka sering kali menghadapi manifestasi fisik dari duka yang terpendam, seperti masalah tidur dan nyeri tubuh.

10. Disenfranchised Grief

Sementara itu, disenfranchised grief, seperti yang dijelaskan oleh Kenneth Doka, muncul ketika seseorang merasa hak dan kapasitas mereka untuk berduka diabaikan oleh masyarakat, misalnya dalam kasus kehilangan hewan peliharaan atau hubungan yang dianggap sepele.

Ketiga jenis duka ini menunjukkan betapa kompleks dan beragamnya cara manusia merasakan kehilangan.

(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending