Inovasi SPKLU Universitas Negeri Malang Dorong Indonesia Menuju Kemandirian Teknologi Tanpa Impor
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Universitas Negeri Malang (UM) kembali mencatat pencapaian penting dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan. Melalui tangan dingin Dr. Muchammad Harly, S.T., M.T. bersama tim dari Fakultas Vokasi, lahirlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pertama di Indonesia yang siap diproduksi massal. Terobosan ini tidak hanya menjawab kebutuhan infrastruktur kendaraan listrik, tetapi juga menjadi langkah strategis menuju kemandirian teknologi nasional.
Lahir pada 2022, proyek ini mendapat dukungan pendanaan riset Rp1,7 miliar dari pemerintah. Dr. Harly menggandeng empat mitra industri, termasuk PT Hanindo Automotive Jakarta dan PT Santinilestari Energi Indonesia Pasuruan, untuk mengembangkan battery charger berkapasitas 220 kW yang kompatibel dengan berbagai merek kendaraan listrik.
"Waktu itu, bus listrik buatan PT INKA dan PT Tentrem digunakan untuk tamu KTT G20. SPKLU yang dipakai adalah hasil inovasi kami dari UM," ungkap Dr. Harly.
Advertisement
Keunggulan SPKLU UM adalah kemampuannya mengisi daya berbagai merek, mulai Tesla, Wuling, Hyundai Ioniq, hingga VinFast. Kini, produk ini digunakan luas oleh PLN, BYD, hingga pabrikan truk listrik seperti XCMG dan Wintron, menjadikannya satu-satunya SPKLU buatan dalam negeri yang mampu bersaing dengan produk impor.
Tidak berhenti di situ, pada 2024 Dr. Harly dan tim mengembangkan SPKLU berbasis tenaga surya. "Atap dan dinding SPKLU terbuat dari panel surya 120 kW. Energi disimpan di powerbank sebelum dialirkan ke charger. Ini solusi bagi daerah yang pasokan listriknya belum stabil," jelasnya.
Inovasi SPKLU ini selaras dengan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Hak kekayaan intelektual SPKLU UM telah tercatat, membuka peluang sharing profit antara UM dan industri.
"UM sudah membuktikan kita bisa berinovasi setara bahkan lebih dari produk luar negeri. Saya berharap ini memperkuat posisi UM sebagai kampus penggerak teknologi hijau," tutup Dr. Harly.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/jje)
Advertisement