Ancaman Tersembunyi Gempa Laut Selain Tsunami dan Cara Cerdas Menghadapinya, Tetap Waspada!
Diterbitkan:

Ilustrasi Tsunami
Kapanlagi.com - Indonesia, negeri yang terhampar di Cincin Api Pasifik, menyimpan keindahan alam yang luar biasa, namun juga menyimpan potensi ancaman yang mengintai. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi, dan meski sering kali tsunami menjadi sorotan utama, ancaman yang muncul dari gempa bawah laut jauh lebih kompleks.
Gelombang raksasa bukanlah satu-satunya bahaya risiko gempa di laut dapat membawa dampak yang lebih luas, mengancam kehidupan, lingkungan, dan infrastruktur kita. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat pesisir untuk memahami dan mengantisipasi berbagai risiko ini demi keselamatan dan keberlangsungan hidup mereka.
Gempa bumi bawah laut, meskipun tidak selalu berujung pada tsunami, memiliki kekuatan yang mampu merubah wajah laut dan daratan secara drastis. Dampaknya bisa berlangsung lama dan merugikan berbagai sektor kehidupan. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat akan berbagai risiko ini sangatlah penting untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.
Advertisement
Mitigasi bencana bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tugas setiap individu dan komunitas. Ini adalah upaya untuk mengurangi risiko dan dampak bencana melalui berbagai tindakan, mulai dari perencanaan tata ruang yang baik hingga pembangunan infrastruktur yang tahan gempa
Simak ulasan lengkapnya di Kapanlagi.com, Senin (10/2/2025), dan mari kita bersama-sama meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman yang ada!
1. Risiko Gempa di Laut Selain Tsunami?
Gempa bumi dan tsunami mengancam ekosistem laut dengan merusak terumbu karang, padang lamun, dan habitat lainnya, yang berdampak pada rantai makanan dan keanekaragaman hayati.
Studi dari LIPI menunjukkan bahwa dampak ini juga mempengaruhi sektor perikanan dan pariwisata. Oleh karena itu, penelitian, pemantauan, dan upaya konservasi yang berkelanjutan sangat penting.
Longsor bawah laut dapat menyebabkan tsunami sekunder, sementara perubahan garis pantai mengancam masyarakat pesisir.
Perencanaan tata ruang yang baik dan pembangunan infrastruktur tahan bencana harus diutamakan.
Selain itu, risiko kontaminasi air laut dari tumpahan bahan berbahaya memerlukan sistem peringatan dini dan pemantauan kualitas air yang ketat untuk melindungi ekosistem laut.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Mitigasi Gempa di Laut
Dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami, pengembangan sistem peringatan dini yang canggih menjadi sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa.
Sistem ini tidak hanya harus mampu mendeteksi gempa dan memodelkan tsunami, tetapi juga harus efisien dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi.
Selain itu, pemerintah dan masyarakat perlu memiliki rencana kontingensi yang matang, mencakup evakuasi, pertolongan pertama, dan pemulihan pasca bencana, dengan pelatihan rutin untuk memastikan semua orang siap menghadapi situasi darurat.
Kesadaran dan pendidikan tentang risiko bencana harus ditingkatkan, melibatkan sekolah, komunitas, dan media untuk membangun literasi bencana.
Di samping itu, bangunan di daerah rawan gempa harus memenuhi standar tahan gempa dan dilakukan renovasi untuk meningkatkan ketahanan.
Penelitian dan pengembangan teknologi mitigasi bencana juga terus dilakukan untuk memperkuat kemampuan prediksi dan penanggulangan, dengan dukungan kerjasama internasional untuk berbagi pengetahuan.
Semua upaya ini penting agar masyarakat dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
Advertisement
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/rao)
M Rizal Ahba Ohorella
Advertisement