Seberapa Bahaya Gigitan Berang-berang yang Membuat Hotman Paris Dilarikan ke RS Singapura?

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Seberapa Bahaya Gigitan Berang-berang yang Membuat Hotman Paris Dilarikan ke RS Singapura?
Ilustrasi berang-berang (credit: pixabay/sharkolot)

Kapanlagi.com - Berang-berang, hewan yang sering kali dianggap lucu dan menggemaskan, ternyata menyimpan potensi bahaya yang tak boleh dianggap sepele. Banyak orang yang terpesona dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan, namun baru-baru ini, sebuah insiden mengejutkan terjadi yang melibatkan pengacara terkenal, Hotman Paris Hutapea.

Hotman Paris harus dilarikan ke rumah sakit di Singapura setelah mengalami masalah kesehatan yang diduga akibat gigitan berang-berang peliharaannya. Kejadian ini pun memicu banyak pertanyaan di kalangan masyarakat: Seberapa serius sebenarnya dampak dari gigitan hewan ini? Apakah ini hanya cedera ringan, atau bisa berakibat fatal?

Insiden yang menimpa Hotman ini membuka diskusi yang lebih luas tentang risiko memelihara hewan liar sebagai hewan peliharaan. Meskipun berang-berang terlihat jinak, naluri alaminya untuk bertahan hidup bisa membuatnya menyerang kapan saja, terutama jika merasa terancam. Berikut selengkapnya kronologi kejadian yang menimpa Hotman Paris, bahaya gigitan berang-berang, hingga risiko penyakit yang bisa ditularkan.

1. Kronologi Gigitan Berang-Berang yang Menimpa Hotman Paris

Pada pagi yang cerah di tanggal 8 Februari, Hotman Paris sedang menikmati momen santai dengan berang-berang peliharaannya di kolam renang. Namun, suasana tenang itu tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk ketika salah satu berang-berangnya menggigit tangan Hotman dengan cukup serius. Tak ingin risiko infeksi menghantuinya, ia segera mendapatkan suntikan tetanus.

"Kejadiannya berawal dari tanggal delapan pagi, saya berenang dengan berang-berang jam 4 Subuh, tapi salah satu berang-berang binatang peliharaan saya menggigit tangan saya," ujar Hotman Paris melalui unggahannya, dikutip Selasa (25/2/2025).

Meski begitu, semangat Hotman tak padam; ia melanjutkan aktivitasnya yang padat, termasuk perjalanan ke Ibu Kota Nusantara dan Balikpapan. Namun, mobilitas yang tinggi justru membuat kondisi tubuhnya semakin menurun, hingga pada 20 Februari, ia pingsan saat menghadiri sidang pencemaran nama baik.

Dengan kondisi yang semakin memburuk, Hotman pun memutuskan untuk berobat ke Singapura pada 21 Februari, mengakui bahwa kelelahan pasca-gigitan berang-berang telah memperburuk kesehatannya.

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

2. Mengapa Gigitan Berang-Berang Bisa Berbahaya?

Meskipun berang-berang sering kali dipandang sebagai makhluk yang tenang dan tidak agresif, mereka sebenarnya memiliki naluri bertahan hidup yang sangat kuat. Gigi mereka, yang terus tumbuh dan dilapisi enamel tebal, tidak hanya berfungsi untuk menggigit dan mengoyak, tetapi juga untuk menebang pohon dan membangun bendungan di habitatnya.

Sayangnya, kekuatan gigitan mereka tidak bisa dianggap remeh; pada tahun 2013, seorang pria di Belarusia kehilangan nyawanya setelah arteri pahanya terputus akibat serangan berang-berang liar saat mencoba mengambil foto. Insiden ini mengingatkan kita bahwa meski tampak jinak, berang-berang bisa menjadi sangat agresif jika merasa terancam.

Dengan rahang yang kuat, mereka juga mampu mengunyah makanan keras seperti kepala ayam dan cangkang kepiting, sehingga ketika mereka menggigit manusia, luka yang ditimbulkan bisa sangat dalam dan berisiko tinggi terinfeksi.

3. Risiko Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Gigitan Berang-Berang

Gigitan berang-berang mungkin terlihat sepele, namun risiko yang mengintai di baliknya bisa sangat mengerikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mamalia ini dapat menjadi pembawa rabies yang mematikan jika tidak divaksinasi.

Rabies, yang menyerang sistem saraf pusat, memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi jika tidak ditangani dengan cepat. Selain rabies, luka akibat gigitan berang-berang juga dapat membuka jalan bagi infeksi berbahaya lainnya seperti tularemia dan leptospirosis, serta berbagai bakteri yang dapat memicu peradangan serius.

Jika tidak segera diobati, luka tersebut berpotensi mengalami infeksi sekunder yang dapat menambah komplikasi. Oleh karena itu, bagi pemilik hewan eksotis seperti berang-berang, vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter hewan adalah langkah penting untuk menjaga keselamatan baik hewan peliharaan maupun diri sendiri.

4. Apakah Berang-Berang Bisa Dijadikan Hewan Peliharaan?

Merawat berang-berang bukanlah tugas yang sepele; mereka membutuhkan ruang luas untuk berenang dan biaya perawatan yang selangit, seperti di Jepang di mana pengeluaran airnya bisa mencapai lebih dari 100.000 yen (sekitar Rp11 juta) setiap bulan!

Selain tantangan finansial, perdagangan berang-berang sebagai hewan peliharaan juga menimbulkan ancaman serius bagi populasi mereka di alam liar. Sejak 2019, perdagangan lintas negara untuk spesies ini telah dilarang demi menjaga kelangsungan hidup mereka.

Para ahli sepakat, berang-berang sebaiknya dibiarkan bebas di habitatnya, karena jika tidak dirawat dengan baik, mereka dapat mengalami stres, sulit dijinakkan, bahkan menunjukkan perilaku agresif.

5. FAQ

1. Apakah gigitan berang-berang bisa menyebabkan rabies?

Ya, berang-berang yang belum divaksinasi dapat membawa virus rabies yang bisa menular ke manusia melalui gigitan.

2. Apa yang harus dilakukan jika digigit berang-berang?

Segera bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun antiseptik, lalu dapatkan pertolongan medis untuk menghindari infeksi.

3. Apakah berang-berang hewan yang agresif?

Berang-berang biasanya tidak agresif, tetapi mereka bisa menyerang jika merasa terancam atau dalam kondisi stres.

4. Apakah berang-berang cocok dipelihara di rumah?

Tidak disarankan. Berang-berang membutuhkan lingkungan khusus dan perawatan mahal, serta berisiko menjadi agresif.

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending