Rahasia Mematikan di Balik Ular, Mengungkap Komposisi Berbahaya yang Membuatnya Mengerikan!
Diterbitkan:
Kobra . (Liputan6/BBC)
Kapanlagi.com - Ular, makhluk reptil yang selalu menyimpan misteri dan bahaya, memiliki pesona sekaligus ketakutan tersendiri. Gerakannya yang tenang dan kadang tak terduga menyimpan senjata biologis yang sangat mematikan.
Bisa Cairan beracun yang dihasilkan dari kelenjar mulutnya ini bukan hanya berfungsi untuk melumpuhkan mangsa, tetapi juga sebagai tameng hidup melawan predator. Dalam beberapa kasus, satu gigitan ular berbisa dapat merenggut nyawa manusia dalam hitungan menit.
Tak peduli seberapa besar tubuhnya, bisa ular tetap menjadi ancaman yang patut diwaspadai. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun sekitar 100.000 jiwa di seluruh dunia melayang akibat gigitan ular.
WHO bahkan telah mengklasifikasikan gigitan ular sebagai salah satu penyakit tropis terabaikan yang memerlukan perhatian serius. Namun, apa sebenarnya yang membuat bisa ular begitu mematikan? Racun ini terdiri dari ratusan jenis protein dan zat kimia lainnya, seperti lipid, karbohidrat, dan serotonin, yang bekerja bersama-sama untuk menyerang sistem tubuh manusia.
Beberapa jenis racun menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan, sementara yang lainnya mempercepat pembekuan darah hingga menghalangi aliran darah yang vital. Akibatnya, bisa berujung pada kegagalan organ hingga kematian.
Simak ulasan lengkapnya yang dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Kamis (17/4/2025).
Advertisement
1. Mengapa Bisa Ular Begitu Mematikan?
Bisa ular adalah senjata biologis yang mematikan, hasil dari jutaan tahun evolusi yang menghasilkan cairan beracun yang disimpan dalam kelenjar khusus di mulutnya.
Dengan taring tajam, ular dapat menyuntikkan racun yang terdiri dari lebih dari 90% protein, bersama dengan senyawa non-protein seperti karbohidrat dan lipid, menciptakan campuran enzim dan protein yang dirancang untuk menyerang tubuh mangsa dari berbagai sudut.
Racun ini mengandung enzim berbahaya seperti zinc metalloproteinase yang menghancurkan membran sel, serta phospholipase A2 yang merusak sel darah dan mitokondria, memicu pendarahan internal yang mengerikan.
Dengan efek yang beragam, bisa ular dapat menyebabkan peradangan, pembengkakan, kelumpuhan otot, bahkan kematian, tergantung pada jenis dan jumlah racun yang terpapar.
Secara umum, racun ular dibedakan menjadi dua kategori: neurotoksik, yang menyerang sistem saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan, serta hemotoksik, yang merusak darah dan pembuluh, berpotensi menyebabkan kerusakan organ yang fatal.
(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)
2. Bagaimana Ular Memproduks Bisa?
Ular, sebagai predator ulung di alam liar, mengandalkan senjata mematikan: bisa. Namun, tahukah Anda bagaimana ular memproduksi racun ini dan menggunakan strategi cerdas dalam berburu?
Bisa ular berasal dari kelenjar ludah yang telah berevolusi, di mana enzim-enzim pencerna yang awalnya hanya berfungsi untuk mencerna makanan, bertransformasi menjadi racun mematikan.
Menurut penelitian dari Bangor University, racun ini merupakan hasil modifikasi genetik dari protein yang sudah ada dalam tubuh ular, menjadikannya adaptasi biologis yang menakjubkan.
Untuk melawan mangsa yang mulai kebal, ular pun mengembangkan formula bisanya menjadi campuran kompleks dari 50 hingga 100 protein, masing-masing dengan efek spesifik seperti menurunkan tekanan darah dan melumpuhkan sistem saraf.
Proses produksi dan penyuntikan racun ini melibatkan kelenjar bisa yang menyimpan racun, otot pengatur yang mengontrol dosis, saluran kecil yang menghubungkan kelenjar dengan taring, serta taring yang berfungsi sebagai jarum suntik untuk menyuntikkan racun ke dalam tubuh mangsa.
Keanggunan dan keefisienan mekanisme ini menunjukkan betapa hebatnya ular dalam menjalani kehidupan berburu di alam liar.
3. Bisa Ular
Ular, makhluk yang anggun dan misterius, tidak dilengkapi dengan cakar tajam atau rahang perkasa seperti predator lainnya. Sebagai gantinya, mereka mengandalkan racun mematikan untuk melumpuhkan mangsa secara cepat dan efisien.
Namun, jika racun yang mereka miliki tidak cukup kuat, mangsa bisa saja melarikan diri sebelum mereka sempat menikmatinya. Untuk tetap unggul di tengah perkembangan resistensi mangsa, ular terus berinovasi, menciptakan racun yang semakin kompleks.
Contohnya, black mamba yang menakjubkan, mampu menyuntikkan racun hingga 12 kali lipat dari dosis yang diperlukan untuk menewaskan manusia, bahkan bisa menggigit hingga 12 kali berturut-turut!
Selain untuk menaklukkan mangsa, racun ini juga berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari predator yang lebih besar.
Menariknya, ular memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah racun yang disuntikkan; mereka bisa saja melakukan "dry bite" gigitan tanpa racun sebagai peringatan atau untuk mengusir ancaman tanpa harus membunuh.
4. Ular Kebal Terhadap Bisanya Sendiri
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, "Bisakah ular keracunan oleh racunnya sendiri?" Ternyata, jawabannya adalah tidak! Ular dari spesies yang sama dilengkapi dengan antibodi alami yang melindungi mereka dari efek racun yang mereka hasilkan.
Jadi, jika seekor ular secara tidak sengaja menggigit dirinya sendiri, antibodi ini akan segera beraksi, mengikat protein beracun dalam darah dan membentuk senyawa yang aman, yang kemudian dikeluarkan oleh ginjal.
Kekebalan ini merupakan bagian dari strategi bertahan hidup yang cerdas, memungkinkan ular tidak hanya untuk menyerang mangsa, tetapi juga untuk tetap aman dari "senjata" mematikan mereka baik dari gigitan sendiri maupun dari sesama ular.
(Lama mendekam di dalam tahanan, badan Nikita Mirzani jadi lebih kurus sampai tulang kelihatan.)
(kpl/rao)
M Rizal Ahba Ohorella
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Musik Lirik Lengkap Lagu-Lagu Terpopuler Raisa Dari Masa Ke Masa
