Pekerjaan yang Diprediksi Menghilang pada 2030, Termasuk Desainer dan Kasir
Ilustrasi pekerjaan penulis
Kapanlagi.com - Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini bukan hanya membuka peluang kerja baru, tetapi juga mengancam keberadaan beberapa profesi yang telah ada. Dengan hadirnya otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan transformasi digital, berbagai sektor industri kini semakin didominasi oleh mesin dan algoritma, menggantikan pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh manusia. Dalam beberapa tahun ke depan, tren ini diprediksi akan semakin menguat.
Menurut laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF) yang berjudul "Future of Jobs Report 2025", diperkirakan sekitar 92 juta pekerjaan akan lenyap pada tahun 2030 akibat perubahan tren makroekonomi dan kemajuan teknologi yang pesat. Namun, ada kabar baik di balik tantangan ini: sekitar 170 juta lapangan pekerjaan baru diperkirakan akan muncul, terutama di sektor teknologi, energi hijau, dan layanan kesehatan.
Till Leopold, Kepala Divisi Pekerjaan, Upah, dan Penciptaan Lapangan Kerja di World Economic Forum, menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi dunia usaha dan pemerintah untuk bersinergi, berinvestasi dalam pengembangan keterampilan, dan membangun tenaga kerja global yang lebih adil dan tangguh.
Advertisement
1. Pekerjaan di Industri Teknis yang Terancam Punah
Transformasi digital telah mengubah wajah industri teknis secara drastis, terutama bagi mereka yang bergantung pada keterampilan manual yang kini dapat diotomatisasi.
Dalam gelombang perubahan ini, beberapa profesi terancam punah, seperti pekerja percetakan yang semakin terpinggirkan oleh dominasi media digital, serta desainer grafis yang kreativitasnya mulai tersisih oleh kemajuan teknologi AI dan template desain yang mudah diakses.
Tak ketinggalan, pekerja entri data juga merasakan dampaknya, di mana perangkat lunak otomatisasi kini mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan kecepatan dan efisiensi yang jauh melampaui kemampuan manusia.
(Di luar nurul, Inara Rusli dilaporkan atas dugaan perselingkuhan dan Perzinaan!)
2. Industri Jasa yang Mengalami Otomatisasi Masif
Teknologi terus melaju pesat, membawa dampak besar bagi sektor jasa, terutama bagi pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pelanggan dan tugas administratif. Di tengah perkembangan ini, beberapa profesi diprediksi akan mengalami penurunan signifikan.
Misalnya, peran kasir dan petugas tiket semakin tergerus oleh mesin self-checkout dan sistem pembayaran digital yang memudahkan transaksi. Begitu pula dengan petugas layanan pelanggan, yang kini banyak digantikan oleh chatbot berbasis AI yang mampu memberikan respon cepat dan efisien.
Tak ketinggalan, asisten administrasi dan sekretaris eksekutif juga merasakan dampaknya, karena banyak tugas mereka kini dapat diotomatisasi melalui perangkat lunak, yang mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam posisi tersebut.
3. Sektor Keuangan dan Akuntansi Juga Terkena Dampak
Transformasi digital telah mengguncang industri keuangan dan akuntansi, membawa perubahan yang tak terelakkan. Kini, teknologi berbasis AI mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dulunya dikerjakan oleh manusia dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa.
Akibatnya, kebutuhan akan akuntan konvensional semakin menyusut seiring dengan kemajuan software akuntansi yang semakin canggih. Di dunia perbankan, layanan digital dan ATM pintar mengurangi peran teller bank, menjadikan mereka semakin jarang dibutuhkan.
Tak ketinggalan, pekerja penggajian dan pembukuan pun merasakan dampaknya, karena perangkat lunak otomatis telah mengambil alih banyak tugas manual dalam pengelolaan gaji dan pembukuan perusahaan.
4. Petugas Keamanan dan Transportasi di Ujung Tanduk
Kemajuan teknologi pengawasan otomatis dan kendaraan tanpa pengemudi kini menjadi tantangan serius bagi berbagai profesi di sektor keamanan dan transportasi.
Dengan hadirnya sistem keamanan berbasis kecerdasan buatan, seperti CCTV yang dilengkapi teknologi pengenalan wajah, kebutuhan akan petugas keamanan fisik semakin berkurang. Begitu pula di bandara, otomatisasi sistem tiket dan transportasi tanpa awak mengancam keberlangsungan pekerjaan staf check-in dan kondektur dalam waktu dekat.
Tak ketinggalan, penggunaan perangkat lunak manajemen inventaris dan robot logistik juga mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia untuk pencatatan stok secara manual, menciptakan gelombang perubahan yang tak terhindarkan di dunia kerja.
5. Apa yang Harus Dilakukan untuk Bertahan di Dunia Kerja?
Di tengah ancaman hilangnya banyak pekerjaan, baik individu maupun perusahaan dituntut untuk bertransformasi dengan cepat. Salah satu langkah krusial adalah mengasah keterampilan teknologi, seperti kecerdasan buatan, big data, dan keamanan siber, yang kini menjadi primadona di dunia kerja.
Namun, jangan lupakan pentingnya soft skills; kemampuan berpikir kreatif, kepemimpinan, dan fleksibilitas manusia tetap tak tergantikan meski teknologi melaju pesat.
Oleh karena itu, teruslah belajar dan beradaptasi, karena hanya mereka yang sigap menghadapi perubahan yang akan tetap bersinar di tengah dinamika dunia kerja yang terus bergulir.
6. Apa penyebab utama hilangnya pekerjaan di masa depan?
Revolusi teknologi yang dipicu oleh otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan digitalisasi kini menjadi penyebab utama pergeseran besar dalam dunia kerja, di mana berbagai tugas yang dulunya dikerjakan oleh manusia kini bisa diselesaikan dengan kecepatan dan efisiensi yang tak tertandingi oleh mesin.
7. Apakah ada pekerjaan yang justru berkembang di 2030?
Sektor-sektor yang sedang melesat pesat mencakup teknologi kecerdasan buatan (AI), inovasi perangkat lunak, energi ramah lingkungan, layanan kesehatan yang semakin canggih, serta pendidikan yang terus berkembang. Keberagaman ini menunjukkan betapa dinamisnya dunia industri saat ini, di mana setiap bidang saling berinteraksi dan menciptakan peluang baru yang menarik.
8. Bagaimana cara mempersiapkan diri menghadapi perubahan ini?
Di era yang serba cepat ini, setiap individu dituntut untuk terus mengasah keterampilan teknologi, mengikuti perkembangan tren terkini, dan senantiasa belajar demi mengasah keahlian yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
(Di tengah kondisi kesehatan yang jadi sorotan, Fahmi Bo resmi nikah lagi dengan mantan istrinya.)
(kpl/srr)
Shani Ramadhan Rasyid
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Mau Foto Astetik? Kamera Mini Andalan Anak Skena yang Lagi Viral Ini Patut Dicoba
