Mengenal USAID: Fungsi dan Perannya dalam Pemerintahan AS, Apakah Akan Ditutup oleh Donald Trump?

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Mengenal USAID: Fungsi dan Perannya dalam Pemerintahan AS, Apakah Akan Ditutup oleh Donald Trump?
Donald Trump. (credit: instagram.com/realdonaldtrump)

Kapanlagi.com - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menghebohkan dunia dengan rencana penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Kebijakan ini menimbulkan gelombang pertanyaan mengenai masa depan bantuan luar negeri yang selama ini menjadi pilar penting dalam diplomasi dan pengaruh global AS.

Sejak berdiri pada tahun 1961, USAID telah berperan krusial dalam menyalurkan dana bantuan ke berbagai negara, dengan fokus pada proyek kemanusiaan, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan ekonomi. Namun, dengan langkah kontroversial ini, puluhan miliar dolar AS yang biasanya dialokasikan untuk bantuan luar negeri terancam dihentikan atau dialihkan ke sektor lain.

Trump dan sejumlah pejabat di Gedung Putih mengklaim bahwa USAID telah menjadi sumber pemborosan dan penyalahgunaan dana. Namun, suara kritik datang dari berbagai kalangan, termasuk parlemen dan komunitas internasional, yang memperingatkan bahwa langkah ini bisa melemahkan pengaruh diplomasi AS di kancah global.

Rencana penutupan USAID semakin mengundang perhatian setelah Elon Musk, yang kini memimpin inisiatif efisiensi pemerintahan AS, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan ini. Musk bahkan menilai USAID sebagai lembaga yang "tidak dapat diperbaiki" dan mendesak perlunya reformasi mendasar atau bahkan pembubaran total. Berikut adalah fakta-fakta menarik seputar kebijakan kontroversial ini, dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Selasa (4/2).

1. Apa Itu USAID dan Perannya dalam Pemerintahan AS?

USAID, lembaga kemanusiaan dan pembangunan terbesar milik Pemerintah AS, menyebarkan bantuan ke lebih dari 130 negara di seluruh dunia dengan anggaran tahunan mencapai puluhan miliar dolar AS.

Sejak didirikan pada tahun 1961, USAID beroperasi secara independen sambil tetap berkolaborasi dengan Kongres dan Departemen Luar Negeri dalam merumuskan kebijakan dan alokasi dana.

Fokus utama lembaga ini adalah proyek infrastruktur, bantuan kemanusiaan, serta program kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.

Pada tahun fiskal 2023, USAID mengelola lebih dari 40 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara seperti Ukraina, Ethiopia, Yordania, dan Sudan Selatan yang tengah berjuang menghadapi tantangan politik dan ekonomi.

Selain itu, USAID juga aktif dalam program global, termasuk pendanaan untuk memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria melalui Global Fund, serta inisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengentaskan kemiskinan.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Mengapa Trump Berencana Menutup USAID?

Pemerintahan Trump berpendapat bahwa USAID telah menjadi sarang pemborosan dan penyalahgunaan dana, dengan banyak proyek yang dinilai tidak memberikan hasil yang sesuai dengan investasi yang dilakukan oleh pemerintah AS. Gedung Putih juga menyoroti beberapa kasus dugaan penyalahgunaan dana, termasuk alokasi dana yang dinilai tidak efisien untuk program keberagaman di Serbia, yang mencapai 1,5 juta dolar AS.

Selain alasan efisiensi anggaran, Trump juga ingin mengintegrasikan USAID ke dalam Departemen Luar Negeri guna meningkatkan pengawasan dan efektivitas penyaluran bantuan luar negeri. Menurut Trump, dengan penghapusan USAID, AS dapat mengalokasikan dana federal untuk kebijakan domestik yang lebih mendesak, seperti keamanan nasional dan pembangunan ekonomi dalam negeri.

Elon Musk, yang memimpin upaya pemangkasan anggaran pemerintahan AS, mendukung langkah ini dengan menyatakan bahwa "USAID tidak dapat diperbaiki lagi" dan harus dihentikan untuk mengurangi defisit anggaran.

"Sudah waktunya bagi mereka untuk berakhir, lembaga itu jahat dan sarang ular berbisa kaum Marxis kiri radikal yang membenci Amerika," tulis Musk, dikutip dari ANTARA.

3. Dampak Penutupan USAID bagi Bantuan Luar Negeri

Jika USAID benar-benar dibubarkan, maka sejumlah besar program bantuan internasional AS akan terdampak, termasuk bantuan kemanusiaan di negara-negara berkonflik seperti Ukraina, Sudan Selatan, dan Suriah. USAID juga selama ini memainkan peran krusial dalam bantuan pangan darurat, pembangunan infrastruktur, serta pendanaan program kesehatan global.

Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat pembubaran USAID meliputi:

  • Penghentian bantuan ekonomi ke negara-negara berkembang, yang dapat memperburuk ketidakstabilan politik dan sosial di berbagai wilayah.
  • Penurunan peran AS dalam diplomasi internasional, mengingat banyak program bantuan USAID digunakan sebagai alat negosiasi dan pengaruh geopolitik.
  • Terhambatnya program kesehatan global, termasuk penanggulangan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan tuberkulosis yang selama ini mendapatkan pendanaan besar dari USAID.

Banyak negara penerima bantuan, termasuk Yordania dan Ethiopia, telah menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan dampak ekonomi dan sosial dari penghentian program USAID. Di Indonesia, penutupan USAID ini justru tidak berdampak terhadap pembangunan di Aceh yang sudah bekerja sama.

“Kami memahami bahwa kebijakan ini adalah bagian dari evaluasi global yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Namun, kami ingin memastikan bahwa penghentian sementara ini tidak menjadi penghalang bagi penyusunan roadmap kakao Aceh,” mengutip kata Kepala Bappeda Aceh, Dr H Teuku Ahmad Dadek, mengutip dari ANTARA.

4. Kontroversi Seputar Upaya Penutupan USAID

Rencana penutupan USAID kini menjadi sorotan tajam, menyusul laporan bahwa sejumlah pejabat seniornya dikenai sanksi administratif setelah menolak memberikan akses kepada tim efisiensi pemerintahan yang dipimpin oleh Elon Musk.

Kontroversi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai akses terhadap data sensitif serta dampaknya bagi pegawai federal di lembaga tersebut. Di sisi lain, sekelompok senator dari Partai Demokrat menegaskan bahwa tindakan Trump untuk membubarkan USAID tanpa persetujuan Kongres adalah langkah yang melanggar hukum, berpotensi menabrak undang-undang federal yang mengatur alokasi dana bantuan luar negeri.

Namun, para pendukung Trump berpendapat bahwa reformasi birokrasi sangat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan anggaran dan memastikan transparansi serta efisiensi dalam pengeluaran pemerintah AS.

5. Apa Langkah Selanjutnya untuk USAID?

Saat ini, USAID masih beroperasi, meskipun dengan berbagai pembatasan akibat perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Trump yang menghentikan semua bantuan luar negeri selama 90 hari. Beberapa pengecualian tetap diberikan untuk program bantuan kemanusiaan yang dianggap "menyelamatkan nyawa," seperti bantuan pangan dan medis di zona konflik.

Keputusan akhir mengenai nasib USAID kemungkinan akan bergantung pada proses legislatif di Kongres, di mana sebagian besar anggota parlemen dari Partai Demokrat telah menyatakan penolakan terhadap pembubaran lembaga ini.

Sementara itu, pemerintahan Trump tetap pada pendiriannya bahwa pembubaran USAID adalah langkah yang diperlukan untuk mengurangi pengeluaran federal dan meningkatkan efisiensi birokrasi.

6. Apa itu USAID dan fungsinya?

USAID adalah badan pemerintah AS yang bertanggung jawab atas bantuan luar negeri untuk pembangunan ekonomi dan kemanusiaan.

7. Mengapa Trump ingin menutup USAID?

Trump menilai USAID sebagai sumber pemborosan dan ingin mengintegrasikannya ke Departemen Luar Negeri.

8. Apa dampak penutupan USAID?

Penutupan USAID dapat mengganggu bantuan kemanusiaan, kesehatan global, dan diplomasi internasional AS.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending