Mengenal Gejala dan Penyebab Hipertrofi Turbinat seperti yang Dialami Glenn Alinskie

Penulis: Shani Ramadhan Rasyid

Diperbarui: Diterbitkan:

Mengenal Gejala dan Penyebab Hipertrofi Turbinat seperti yang Dialami Glenn Alinskie
Glenn Alinskie

Kapanlagi.com - Aktor terkenal Glenn Alinskie baru-baru ini membagikan kisah inspiratifnya setelah menjalani operasi untuk mengatasi hipertrofi turbinat, sebuah kondisi yang telah mengganggu pernapasannya dan kualitas hidupnya. Dalam unggahan di Instagram, Glenn dengan penuh rasa syukur mengungkapkan keberhasilan prosedur yang dijalaninya dan mengingatkan orang lain untuk lebih peka terhadap gejala yang mungkin terjadi.

"Terima kasih banyak atas ucapan dan doa terbaik dari semua. Saya ingin berbagi bahwa operasi saya berjalan lancar dan sukses! Terima kasih kepada dr. Ricky Yue (spesialis THT) dan dr. Margaretha (internis) serta seluruh tim di RSPI Puri Indah yang telah membantu. Kalian semua adalah perpanjangan tangan Tuhan," tulis Glenn, mengungkapkan rasa syukurnya.

Hipertrofi turbinat adalah pembengkakan pada konka hidung yang berfungsi untuk menyaring, melembapkan, dan menghangatkan udara yang kita hirup. Namun, jika ukurannya membesar, bisa menyebabkan sumbatan pada saluran pernapasan, infeksi berulang, bahkan mimisan. Sebelum menjalani operasi, Glenn mengaku sering mengalami hidung tersumbat, perubahan indra penciuman, dan mulut kering saat bangun tidur.

Setelah menjalani operasi, Glenn merasakan perubahan yang luar biasa dalam aliran udara melalui hidungnya. Ia bahkan berbagi bahwa untuk pertama kalinya, ia bisa tidur nyenyak tanpa mendengkur. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang gejala, penyebab, dan pengobatan hipertrofi turbinat, berdasarkan pengalaman pribadi Glenn dan panduan medis yang terpercaya.

1. Apa Itu Hipertrofi Turbinat?

Hipertrofi turbinat, atau pembengkakan konka hidung, adalah kondisi di mana struktur dalam hidung yang dikenal sebagai turbinat mengalami pembesaran, sehingga mengganggu aliran udara yang seharusnya lancar.

Turbinat, yang berfungsi menyaring dan mengatur kelembapan udara, bisa menjadi penyebab utama hidung tersumbat bagi sekitar 25% populasi, dengan 42% di antaranya disebabkan oleh hipertrofi ini. Gejala yang sering muncul, seperti kesulitan bernapas, hidung meler, hingga mimisan, sering kali disalahartikan sebagai flu biasa, membuat banyak orang tidak menyadari adanya masalah yang lebih serius.

Penyebabnya pun beragam, mulai dari peradangan akibat alergi hingga kelainan bawaan seperti deviasi septum. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang tak kunjung reda.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Gejala dan Diagnosis Hipertrofi Turbinat

Hipertrofi turbinat dapat menimbulkan serangkaian gejala yang mengganggu, seperti hidung tersumbat yang tak kunjung reda, gangguan indra penciuman, serta mulut kering akibat bernapas melalui mulut saat tidur.

Selain itu, tekanan di area dahi dan wajah, mimisan, serta mendengkur saat tidur juga menjadi tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Untuk memastikan diagnosis yang tepat, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan fisik, endoskopi hidung, hingga CT scan yang mendetail.

3. Penyebab Hipertrofi Turbinat

Hipertrofi turbinat, sebuah kondisi yang dapat mengganggu kenyamanan pernapasan, muncul akibat berbagai faktor yang saling berinteraksi. Peradangan, baik yang bersifat akut maupun kronis, sering kali disebabkan oleh rhinitis alergi atau non-alergi, di mana mukosa yang meradang akan membengkak dan menghalangi aliran udara.

Di sisi lain, faktor lingkungan seperti debu, asap rokok, dan polusi dapat memperburuk pembengkakan ini, sehingga penting untuk menjaga kebersihan rumah dari alergen seperti bulu hewan peliharaan dan lumut.

Tak kalah penting, kelainan struktural seperti deviasi septum atau bentuk tulang hidung yang tidak sempurna juga bisa menjadi pemicu hipertrofi turbinat, yang dalam kasus tertentu memerlukan tindakan operasi untuk mengembalikan fungsi pernapasan yang optimal.

4. Pilihan Pengobatan Hipertrofi Turbinat

Pengobatan hipertrofi turbinat bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Untuk mengatasi masalah ini, dokter biasanya meresepkan antihistamin bagi yang mengalami alergi, semprotan dekongestan, dan steroid hidung. Namun, perlu diingat bahwa semprotan dekongestan sebaiknya tidak digunakan lebih dari tiga hari agar tidak memperburuk pembengkakan.

Jika gejala tetap tak kunjung reda, prosedur bedah minimal invasif seperti reduksi concha atau submucosal diathermy (SMD) bisa menjadi jalan keluar. Selain itu, menjaga kebersihan rumah dengan rutin membersihkan dan menggunakan filter udara HEPA serta menghindari merokok di dalam ruangan dapat membantu mengurangi paparan alergen.

5. Efek Jangka Panjang dan Pencegahan

Jika hipertrofi turbinat dibiarkan tanpa penanganan, dampaknya bisa sangat mengganggu, mulai dari kesulitan bernapas yang berkepanjangan hingga infeksi sinus yang datang berulang kali. Tak hanya itu, kualitas tidur pun bisa terganggu, dengan mendengkur yang terus-menerus menjadi teman malam yang tidak diinginkan.

Untuk menghindari masalah ini, penting bagi kita untuk menjaga kebersihan lingkungan, menghindari alergen yang memicu, dan segera berkonsultasi dengan dokter saat merasakan gejala yang mencurigakan.

6. Apa yang menyebabkan hipertrofi turbinat?

Hipertrofi turbinat, yang sering kali menjadi masalah bagi banyak orang, biasanya muncul akibat alergi yang mengganggu, sinusitis kronis yang tak kunjung reda, atau bahkan kelainan struktural seperti deviasi septum yang bisa membuat pernapasan menjadi sulit.

7. Bagaimana cara mengetahui saya mengalami hipertrofi turbinat?

Gejala yang sering muncul meliputi hidung tersumbat yang tak kunjung reda, perubahan pada indra penciuman, serta mulut kering saat bangun tidur.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/srr)

Rekomendasi
Trending