Memahami dan Mengatasi Kebiasaan Memukul pada Anak Balita
Diperbarui: Diterbitkan:

Kiat Menghadapi Balita yang Suka Memukul
Kapanlagi.com - Dalam dunia balita, perilaku memukul sering kali menjadi perhatian para orangtua. Namun, jangan terburu-buru menghakimi! Menurut berbagai sumber yang dirangkum pada Senin (02/12), kebiasaan ini bukanlah tanda bahwa si kecil akan tumbuh menjadi anak yang kasar. Sebaliknya, memukul bisa jadi merupakan cara mereka mengekspresikan emosi atau sekadar menguji batasan yang ada di sekitarnya.
Seperti yang dilansir oleh Healthline, balita masih dalam tahap belajar mengendalikan emosi. Ketidakmampuan mereka untuk mengungkapkan perasaan dengan kata-kata sering kali membuat mereka bereaksi impulsif saat merasakan kemarahan atau frustrasi. Dalam situasi seperti ini, tindakan fisik seperti memukul bisa menjadi pilihan yang mereka ambil.
Namun, jangan khawatir! Dengan pendekatan yang tepat, orangtua dapat membantu si kecil mengelola perilakunya tanpa harus menggunakan kekerasan. Berikut adalah beberapa cara bijak yang bisa dilakukan untuk mendukung balita belajar mengatasi emosi mereka dengan lebih baik. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif bagi anak-anak kita!
Advertisement
1. Hindari Kekerasan dalam Menghadapi Balita
Ketika si kecil meluapkan emosinya dengan memukul, orangtua dihadapkan pada pilihan penting: merespons dengan kekerasan atau menunjukkan jalan yang lebih baik. Memukul balik atau menampar hanya akan mengajarkan mereka bahwa kekerasan adalah solusi, padahal ada cara yang lebih bijak.
Dengan pendekatan yang tenang namun tegas, orangtua bisa menjelaskan dengan suara lembut bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima. Reaksi yang penuh kendali ini bukan hanya memberikan pengertian, tetapi juga menjadi teladan berharga bagi anak dalam belajar mengelola emosinya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Jauhkan Anak dari Situasi Pemicu
Saat si kecil menunjukkan perilaku memukul, langkah pertama yang perlu diambil adalah menjauhkan mereka dari situasi yang memicu emosi tersebut. Ajak anak ke tempat yang lebih tenang, seperti kamar atau ruang pribadi, untuk membantu menenangkan suasana hati mereka.
Setelah emosi mereda, manfaatkan momen berharga ini untuk berbicara. Sampaikan dengan lembut mengapa memukul itu tidak baik dan bagaimana tindakan tersebut bisa melukai perasaan orang lain. Dengan cara ini, anak akan lebih memahami dampak dari perbuatannya dan belajar untuk berempati terhadap orang lain.
Advertisement
3. Berikan Dukungan Emosional
Anak-anak sering kali meluapkan emosi mereka dengan cara yang kurang tepat, seperti memukul, karena mereka masih belajar memahami perasaan mereka. Oleh karena itu, memberikan dukungan emosional adalah langkah krusial untuk membuat mereka merasa diperhatikan dan aman.
Cobalah untuk memberikan pelukan hangat atau menggunakan kata-kata lembut yang dapat menenangkan hati mereka. Setelah itu, bantu si kecil untuk mengenali dan mengekspresikan emosi yang mereka rasakan—apakah itu marah, sedih, atau frustrasi—dengan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia mereka, sehingga mereka dapat belajar mengelola perasaan dengan lebih baik.
4. Ajarkan Konsep Bahwa Kekerasan Itu Salah
Setelah anak merasa lebih tenang, penting untuk menjelaskan dengan lembut namun tegas bahwa memukul adalah perilaku yang salah dan tidak dapat diterima. Beri tahu mereka bahwa kekerasan tidak hanya melukai fisik orang lain, tetapi juga dapat merusak hubungan sosial yang mereka miliki.
Menggunakan contoh sederhana atau cerita menarik dapat menjadi cara yang efektif untuk membantu anak memahami pesan ini dengan lebih baik.
5. Terapkan Konsekuensi Positif dan Negatif
Memberikan konsekuensi adalah kunci dalam proses pembelajaran anak, di mana setiap tindakan mereka harus memiliki makna. Misalnya, jika si kecil berbuat nakal dengan memukul, cobalah untuk mengurangi waktu bermain mereka dengan mainan favorit atau aktivitas yang mereka cintai.
Namun, ingatlah untuk tidak menggunakan hukuman fisik, karena tujuan kita adalah mendidik, bukan menyakiti. Pastikan anak memahami alasan di balik konsekuensi yang diberikan, sehingga mereka dapat mengaitkan perilaku mereka dengan dampak yang timbul. Dengan cara ini, mereka belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dengan cara yang positif dan konstruktif.
6. Apakah memberikan hadiah membantu mengurangi kebiasaan memukul?
Memberikan penghargaan atas perilaku baik dapat membantu memperkuat kebiasaan positif pada anak.
7. Apakah penting membahas perasaan anak setelah mereka memukul?
Sangat penting. Membahas perasaan membantu anak memahami emosi mereka dan belajar mengelolanya dengan lebih baik.
8. Bagaimana jika anak memukul teman di sekolah?
Bekerja sama dengan guru untuk menangani situasi tersebut dan ajarkan anak cara berinteraksi tanpa kekerasan.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/dvs)
Diva Olga Vania Sinaga
Advertisement