Malahayati, Laksamana Wanita Pertama Yang Pimpin 100 Kapal Perang

Penulis: Agista Rully

Diterbitkan:

Malahayati, Laksamana Wanita Pertama Yang Pimpin 100 Kapal Perang © Wikipedia

Kapanlagi.com - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, kutipan yang diucapkan oleh Presiden Soekarno ini pas bagi generasi muda Indonesia saat ini. Mungkin nama para pahlawan hanya tercetak di buku sejarah saja tapi tak ada yang salah dengan mengenalnya bukan? Hayo, siapa di sini yang hapal sebagian besar nama Pahlawan Nasional Indonesia?

Selain Cut Nyak Dien dan Cut Meutia, rupanya masyarakat Aceh memiliki seorang lagi pejuang wanita yang garang dan hebat. Adalah Keumalahayati atau lebih dikenal dengan nama Malahayati. Wanita asal Aceh ini merupakan Laksamana perempuan pertama di kehidupan modern. Atas kegigihan dan semangat juangnya yang tinggi, Malahayati mampu memukul mundur pasukan Portugis di abad ke-16.

Belum lama ini, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubiyanto Wiyogo dan sejarawan Aceh, Pocut Haslinda mengusulkan agar Malahayati dianugerahkan gelar pahlawan nasional.

Ketua Umum Kowani dan sejarawan Aceh mengusulkan agar Laksamana Malahayati dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional © merdeka.com

"Kami mengharapkan dukungan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, kebudayaan, dan sejarah, agar Pemerintah mengabadikan Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional," ujar Giwo dikutip dari merdeka.com.

Malahayati merupakan putri dari Laksamana Mahmud Syah, keluarga Malahayati masih satu garis keturunan dari pendiri Kerajaan Aceh Darussalam. Pada tahun 1585-1604, Malahayati memegang jabatan Kepala barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah.

Malahayati merupakan panglima perang yang memimpin 100 kapal dan mengkonfrontasi Belanda di era kolonial © Wikipedia

Di masa kolonial, Malahayati memimpin dua ribu orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) dengan 100 armada kapal perang dan mengkonfrontasi langsung kapal serta benteng Belanda pada tahun 1599. Malahayati lah yang membunuh Cornelis de Houtman, penemu jalur pelayaran Eropa ke Indonesia, dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal.

Saat ini nama Malahayati digunakan sebagai nama jalan di berbagai wilayah di Indonesia serta berbagai hal lain. Salah satunya adalah pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar dan salah satu kapal perang TNI Angkatan Laut. Namanya juga diabadikan sebagai nama sebuah universitas di Bandar lampung serta sempat dibuatkan serial film. Namun, Laksamana Malahayati belum resmi diabadikan sebagai nama pahlawan nasional.

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(kpl/agt)

Editor:

Agista Rully

Rekomendasi
Trending