Mahasiswa Harvard Tantang Diri dengan 720 Telur Sebulan, Temukan Hasil Mengejutkan!

Penulis: Diva Olga Vania Sinaga

Diperbarui: Diterbitkan:

Mahasiswa Harvard Tantang Diri dengan 720 Telur Sebulan, Temukan Hasil Mengejutkan!
Experimen Nick Norwitz Makan 720 Telur (Credit: Youtube/Nick Norwitz @nicknorwitzPhD)

Kapanlagi.com - Telur, makanan super yang kaya gizi ini, sering kali menjadi sorotan karena hubungannya dengan kolesterol dalam tubuh. Namun, seorang mahasiswa doktoral yang berani dari Universitas Harvard, Nick Norwitz, mengambil langkah berani untuk membuktikan sebaliknya. Dalam upayanya untuk mengeksplorasi dampak konsumsi telur, Norwitz mengonsumsi sebanyak 720 butir telur dalam satu bulan!

Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (26/11), eksperimen unik ini bertujuan untuk mengamati pengaruh telur terhadap kadar kolesterol, terutama kolesterol jahat atau LDL. Hasilnya? Mengejutkan! Meskipun ia mengonsumsi kolesterol dalam jumlah yang jauh lebih tinggi, kadar LDL dalam tubuhnya justru mengalami penurunan.

Lalu, bagaimana rincian eksperimen ini dilakukan dan apakah metode yang sama aman untuk semua orang? Mari kita simak ulasan lengkapnya!

1. Detail Eksperimen Nick Norwitz

Nick Norwitz, seorang mahasiswa doktoral berusia 28 tahun, telah mengambil langkah berani dengan mengonsumsi 720 telur dalam sebulan! Setiap hari, ia mengolah 24 telur menjadi berbagai kreasi lezat, mulai dari orak-arik yang menggugah selera hingga omelet yang menggoda.

Dalam eksperimen diet ketogeniknya, yang mengedepankan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak, Norwitz berupaya mengubah tubuhnya menjadi mesin pembakar lemak, menggantikan gula sebagai sumber energi utama. Tak hanya itu, ia juga tetap aktif dengan rutinitas latihan kalistenik untuk menjaga kebugaran selama perjalanan kulinernya yang unik ini.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Hasil Mengejutkan dari Konsumsi Telur Ekstrem

Eksperimen yang dilakukan oleh Norwitz berhasil mengguncang dunia kesehatan dengan hasil yang mengejutkan! Selama sebulan, ia mengonsumsi kolesterol dari makanan hingga 133.200 mg, namun alih-alih mengalami lonjakan kadar LDL, ia justru mencatat penurunan sebesar 18 persen.

"Saya berhipotesis bahwa kolesterol dari makanan tidak akan meningkatkan LDL saya, dan hasilnya membuktikan hipotesis tersebut," kata Norwitz dalam wawancara dengan Dailymail.

Menariknya, penurunan kadar LDL ini tetap terjadi meskipun ia menambahkan 60 gram karbohidrat per hari dari buah-buahan seperti pisang dan blueberry pada dua minggu terakhir percobaan. Temuan ini menyoroti betapa pentingnya keseimbangan antara lemak dan karbohidrat dalam diet untuk mengatur kadar kolesterol dalam tubuh.

3. Mengapa Tidak Semua Orang Bisa Konsumsi Telur Berlebih?

Dr. James O'Keefe, seorang ahli dari American College of Cardiology, mengungkapkan bahwa menikmati telur dalam porsi yang tepat bisa menjadi kunci untuk kesehatan, terutama berkat kandungan proteinnya yang mampu membuat kita merasa kenyang lebih lama.

Namun, bagi mereka yang mengonsumsi telur secara berlebihan, seperti yang dilakukan Norwitz, hal ini tidak dianjurkan. "Bagi Anda yang memiliki diabetes atau penyakit jantung, sebaiknya batasi kuning telur hingga lima butir per minggu," tegas O'Keefe, seperti dilansir dari laman TODAY.

Bagi individu dengan risiko kesehatan tertentu, putih telur adalah alternatif yang lebih aman karena bebas kolesterol, sementara konsumsi kuning telur dalam jumlah berlebihan bisa memperburuk kondisi kesehatan.

4. Manfaat dan Risiko Konsumsi Telur

Telur, si superfood yang kaya akan protein, vitamin D, dan omega-3, ternyata menawarkan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Mengonsumsi dua butir telur setiap hari dianggap aman dan bisa memberikan keuntungan jangka panjang, apalagi jika kita memilih telur yang diperkaya omega-3.

Namun, kita juga perlu waspada, karena mengonsumsi telur dalam jumlah berlebihan bisa membawa risiko tersendiri. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kuning telur yang tinggi kolesterol dapat memengaruhi kadar LDL, terutama bagi mereka yang memiliki masalah metabolisme. Jadi, seimbangkan konsumsi telur dengan bijak untuk tetap sehat!

5. Pelajaran dari Eksperimen Norwitz

Dalam sebuah eksperimen menarik, Norwitz mengungkapkan betapa krusialnya pola makan dan gaya hidup dalam mengendalikan kadar kolesterol. Dengan mengadopsi diet ketogenik dan rutin berolahraga, tubuhnya mampu memanfaatkan kolesterol secara lebih optimal.

Meski demikian, para pakar tetap mengingatkan agar kita bijak dalam mengonsumsi makanan tinggi kolesterol, sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Mengingat setiap orang bereaksi berbeda terhadap makanan, berkonsultasi dengan ahli gizi sebelum menerapkan metode serupa sangatlah dianjurkan.

6. Apa manfaat telur omega-3 dibandingkan telur biasa?

Telur omega-3 mengandung lemak sehat yang bermanfaat untuk kesehatan jantung dan otak.

7. Apakah cara memasak telur memengaruhi kadar kolesterol?

Ya, menggoreng telur dengan minyak tidak sehat dapat meningkatkan kandungan lemak trans, sedangkan merebus lebih aman.

8. Berapa kadar kolesterol yang terkandung dalam satu kuning telur?

Satu kuning telur mengandung sekitar 186 mg kolesterol.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/dvs)

Rekomendasi
Trending