Gotong Royong Penuhi Gizi Anak Bangsa: Kolaborasi Multipihak Perkuat Program MBG
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Badan Gizi Nasional (BGN) kini berkembang menjadi gerakan lintas sektor. Tak lagi hanya dijalankan pemerintah, pelaksanaannya kini turut melibatkan yayasan, pelaku usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), hingga komunitas masyarakat. Sinergi ini menjadi bukti bahwa pemenuhan gizi bagi anak bangsa merupakan tanggung jawab bersama, bukan semata urusan pemerintah.
Contohnya dapat ditemukan di Salatiga, di mana Yayasan Desentralisasi Komunitas Nusantara aktif memantau distribusi MBG untuk lebih dari 2.900 siswa. Sementara di Jakarta Timur, sebuah usaha kuliner di kawasan Cibubur diubah fungsinya menjadi dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Fasilitas ini dikelola secara kolaboratif antara masyarakat dan mitra swasta. Kedua inisiatif ini membuktikan bahwa kerja sama multipihak mampu menjawab kebutuhan gizi secara nyata di lapangan.
Inovasi Menu Berbasis Kearifan Lokal
BGN menegaskan, MBG bukan sekadar menyediakan makanan gratis, melainkan juga sarana untuk menyerap hasil pangan lokal dan mengenalkan menu yang sesuai kearifan daerah. Setiap SPPG didorong memakai bahan baku dari petani, nelayan, peternak, dan UMKM setempat, dengan menu yang disesuaikan kebutuhan gizi sekaligus selera masyarakat.
Advertisement
Hingga akhir 2025, BGN menargetkan pembangunan 30.000 SPPG di seluruh Indonesia. "Saat ini hal yang sangat krusial dalam program MBG adalah rantai pasok lokal. Bahan baku yang dibutuhkan dari petani, peternak, nelayan dan UMKM di setiap daerah dapat dikoordinir oleh BUMDes atau koperasi," jelas Kepala BGN Dadan Hindayana.
Dukungan Masyarakat untuk Keberlanjutan
Selain yayasan dan swasta, peran komunitas lokal dan masyarakat umum semakin terasa. Mereka bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga bagian dari pelaksana, dari penyedia bahan baku, tenaga kerja dapur, hingga relawan yang membantu distribusi. Antusiasme ini dinilai BGN sebagai modal sosial untuk memastikan program terus berjalan.
"Kami mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat yang ingin menjadi bagian dari Program MBG. Kemitraan ini sangat membantu kami dalam memperluas jangkauan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di berbagai wilayah Indonesia," ujar Dadan.
Sinergi Menuju Generasi Sehat
Kolaborasi multipihak ini bukan tanpa tantangan. BGN menilai masih perlu penguatan standar mutu dan pengawasan keamanan pangan, serta dukungan berkelanjutan dari sektor swasta. Namun, peluang yang terbuka jauh lebih besar, UMKM lokal bisa berkembang, komunitas mendapat peran, dan generasi penerima manfaat memperoleh gizi yang lebih baik.
Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, yayasan, dan komunitas lokal, Program MBG kini melampaui fungsi intervensi gizi semata. Ia menjelma menjadi gerakan sosial-ekonomi nasional yang memperkokoh pondasi Indonesia menuju generasi emas 2045.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
(kpl/wri)
Wuri Anggarini
Advertisement
-
Fashion Selebriti Potret Wanda Hara Pakai Batik, Salfok ke Jenggot yang Bikin Makin Macho