Dari Yunani Hingga ke Jawa: Menemukan Ketenangan dalam Stoikisme dan Nerimo ing Pandum

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Dari Yunani Hingga ke Jawa: Menemukan Ketenangan dalam Stoikisme dan Nerimo ing Pandum
Credit: luckybusiness/Depositphotos.com

Kapanlagi.com - Dalam perjalanan hidup, sering kali dihadapkan pada ketidakpastian yang membuat seseorang bertanya-tanya: bagaimana cara terbaik untuk menghadapi semua ini? Dari Yunani kuno hingga tanah Jawa, dua filosofi besar muncul sebagai pemandu: Stoikisme dan 'nerimo ing pandum'. Keduanya menawarkan cara unik untuk menavigasi badai kehidupan dengan penerimaan yang tulus terhadap takdir.

Stoikisme, yang lahir dari pemikiran filsuf Yunani seperti Seneca dan Epictetus, mengajarkan kita untuk tidak terikat pada hal-hal di luar kendali kita. Di sisi lain, 'nerimo ing pandum', yang merupakan bagian dari kearifan lokal Jawa, mengajak kita untuk menerima apa yang datang dengan hati yang lapang. Kedua filosofi ini, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, memiliki benang merah yang kuat dalam cara pandang mereka terhadap kehidupan.

Namun, apa yang membuat Stoikisme dan 'nerimo ing pandum' menarik adalah bagaimana keduanya menekankan pentingnya fokus pada reaksi dan sikap kamu terhadap situasi. Hal tersebut merupakan inti dari kedamaian batin yang bisa jadi kamu cari di tengah ketidakpastian selama. Lantas, apa persamaan dan perbedaan antara kedua pandangan ini?

1. Penerimaan Takdir sebagai Kunci

Baik Stoikisme maupun 'nerimo ing pandum' menekankan penerimaan terhadap takdir. Stoikisme menyarankan agar kamu tidak membiarkan emosimu terpengaruh oleh hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan. Sementara itu, 'nerimo ing pandum' mengajarkan kamu untuk menerima keadaan dengan lapang dada, tanpa melawan arus kehidupan.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Fokus pada Pengendalian Diri

Kedua filosofi ini menekankan pentingnya pengendalian diri. Stoikisme mendorong kamu untuk mengembangkan kebijaksanaan dan kebajikan sebagai tujuan akhir. Sementara itu, 'nerimo ing pandum' mengajak kamu untuk lebih intuitif dalam menjalani kehidupan sehari-hari, beradaptasi dengan situasi yang ada.

3. Struktur Filosofis yang Berbeda

Stoikisme memiliki struktur yang lebih sistematis dan formal. Dalam hal ini, Stoikisme memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana mencapai kebijaksanaan. Di sisi lain, 'nerimo ing pandum' lebih bersifat intuitif dan terintegrasi dalam budaya Jawa, menjadikannya lebih mudah diterima oleh masyarakat.

4. Pendekatan terhadap Kesulitan

Bayangkan dua orang yang menghadapi badai. Stoik akan menganalisis badai tersebut, memahami kekuatan alam, dan mengendalikan reaksi emosionalnya. Sementara itu, penganut 'nerimo ing pandum' akan menerima badai sebagai bagian dari siklus alam, mencari cara untuk melindungi diri sambil tetap tenang.

5. Ketenangan Batin sebagai Tujuan

Kedua filosofi ini menawarkan jalan menuju ketenangan batin. Stoikisme menekankan pencarian kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan, sedangkan 'nerimo ing pandum' menekankan pentingnya harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

6. Kearifan Lokal dan Budaya

'Nerimo ing pandum' sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Jawa. Ini menjadikannya lebih relevan bagi masyarakat Indonesia, sementara Stoikisme lebih bersifat universal dan dapat diterapkan di berbagai konteks budaya.

7. Relevansi dalam Kehidupan Modern

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, ajaran Stoikisme dan 'nerimo ing pandum' tetap relevan. Keduanya mengajak kamu untuk tidak terjebak dalam emosi negatif dan lebih fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan.

Secara keseluruhan, meskipun Stoikisme dan 'nerimo ing pandum' memiliki perbedaan yang signifikan, keduanya menawarkan cara untuk menjalani hidup dengan lebih damai. Dengan menerima takdir dan fokus pada pengendalian diri, dapat menemukan ketenangan di tengah kehidupan yang penuh tantangan.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/tmi)

Rekomendasi
Trending