Apakah Gorengan Berkontribusi pada Risiko Diabetes? Temukan Jawabannya!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diperbarui: Diterbitkan:

Apakah Gorengan Berkontribusi pada Risiko Diabetes? Temukan Jawabannya!
Ilustrasi Gorengan

Kapanlagi.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah gorengan bisa menjadi penyebab diabetes? Di Indonesia, gorengan seperti pisang goreng, tempe mendoan, dan ayam goreng adalah camilan yang tak tergantikan. Rasanya yang lezat dan kemudahan akses membuat banyak orang sulit menolak. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan mengonsumsi gorengan secara berlebihan, tanpa diimbangi dengan pola hidup sehat, dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes?

Penting untuk memahami bagaimana gorengan dapat memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan risiko penyakit kronis ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam kandungan nutrisi dalam gorengan, dampaknya terhadap kadar gula darah, serta memberikan panduan praktis untuk mengurangi risiko diabetes melalui pilihan makanan dan gaya hidup yang lebih sehat.

Dengan informasi ini, Anda bisa membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih makanan dan menjaga kesehatan jangka panjang. Simak penjelasan lengkapnya yang telah dirangkum oleh Kapanlagi.com dari Healthline dan Livestrong, Senin (10/3/2025). Jangan lewatkan kesempatan untuk menjaga kesehatan Anda sambil tetap menikmati camilan favorit!

1. Kandungan Nutrisi dalam Gorengan

Gorengan, makanan yang tak pernah gagal menggugah selera, ternyata menyimpan rahasia yang perlu kita waspadai.

Kaya akan lemak, terutama lemak jenuh dan lemak trans, setiap gigitan bisa berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang berisiko menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah dan meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung.

Tak hanya itu, karbohidrat yang melimpah, terutama dari lapisan tepung, dapat memicu lonjakan gula darah jika disantap berlebihan.

Ambil contoh, satu porsi pisang goreng bisa mengandung 200-300 kalori, mayoritas berasal dari lemak dan karbohidrat.

Jika tak hati-hati, konsumsi kalori ini bisa membuat kita terjebak dalam lingkaran penambahan berat badan dan risiko diabetes tipe 2. Jadi, meski menggoda, mari nikmati gorengan dengan bijak!

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Lemak Jenuh dalam Gorengan

Lemak jenuh, yang dikenal sebagai jenis lemak padat pada suhu ruang, sering kali menjadi bintang utama dalam hidangan gorengan yang menggoda selera, berkat proses penggorengan dengan minyak melimpah dan suhu tinggi.

Namun, hati-hati! Konsumsi berlebihan lemak jenuh dapat memicu lonjakan kadar kolesterol LDL, yang berisiko meningkatkan kemungkinan penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2.

Terutama gorengan yang terbuat dari santan atau minyak kelapa, yang kaya akan lemak jenuh, sebaiknya dibatasi agar kesehatan tetap terjaga.

Mari beralih ke metode memasak yang lebih sehat, seperti memanggang, merebus, atau mengukus, untuk menikmati hidangan lezat tanpa khawatir berlebih!

3. Tinggi Kalori

Gorengan, makanan yang sering menggoda selera, ternyata menyimpan bahaya tersembunyi di balik kelezatannya.

Proses penggorengan yang membuatnya renyah dan gurih juga menyebabkan makanan tersebut menyerap banyak minyak, sehingga kalori yang terkandung di dalamnya melambung tinggi.

Jika kita terus-menerus mengonsumsi kalori berlebih, risiko penambahan berat badan dan obesitas pun mengintai, yang merupakan pintu gerbang menuju diabetes tipe 2.

Obesitas dapat memicu resistensi insulin, kondisi di mana tubuh kesulitan menggunakan insulin untuk mengatur gula darah.

Oleh karena itu, menjaga pola makan dan berat badan ideal sangatlah penting untuk melindungi diri dari ancaman diabetes yang mengintai.

4. Kandungan Berbahaya pada Gorengan: Akrilamida

Selain mengandung lemak dan kalori yang tinggi, gorengan juga menyimpan potensi bahaya dalam bentuk akrilamida, sebuah senyawa kimia yang muncul ketika makanan bertepung, seperti kentang, digoreng pada suhu tinggi.

Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa akrilamida dapat meningkatkan risiko kanker, meskipun bukti pada manusia masih belum jelas.

Untuk meminimalisir pembentukan senyawa ini, sebaiknya hindari menggoreng pada suhu yang terlalu panas dan dalam waktu lama.

Sebagai alternatif, metode memasak seperti memanggang atau merebus bisa menjadi pilihan yang lebih sehat dan aman untuk mengurangi paparan akrilamida.

5. Apakah Gorengan Menyebabkan Diabetes?

Gorengan memang menggoda, tetapi hati-hati! Meskipun tidak secara langsung menjadi penyebab diabetes, kebiasaan mengonsumsinya secara berlebihan bisa jadi bumerang bagi kesehatan Anda.

Tingginya kalori dan lemak dalam gorengan dapat memicu penambahan berat badan, yang merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes tipe 2.

Selain itu, lemak jenuh dan trans yang terdapat dalam makanan ini dapat mengganggu metabolisme insulin, sehingga meningkatkan risiko resistensi insulin.

Tak hanya itu, karbohidrat yang melimpah pada gorengan juga bisa menyebabkan lonjakan gula darah, yang berujung pada masalah kesehatan lebih serius.

Jadi, meskipun satu atau dua gorengan sesekali tidak masalah, jangan biarkan kebiasaan ini merusak kesehatan Anda!

6. Risiko Kesehatan Lain Akibat Makan Gorengan

Selain diabetes, mengonsumsi gorengan secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius.

Dari risiko penyakit jantung koroner yang mengintai, hingga ancaman stroke yang mengerikan, efek negatifnya tak bisa dianggap sepele.

Bahkan, konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada beberapa jenis kanker, gangguan hati, dan peradangan kronis yang dapat mengganggu kualitas hidup.

Jadi, mari kita bijak dalam memilih makanan agar kesehatan tetap terjaga!

7. Alternatif Sehat Gorengan

Untuk menjaga kesehatan sambil tetap menikmati hidangan lezat, ada beberapa alternatif cerdas yang bisa Anda coba.

Pertama, pilihlah minyak sehat seperti minyak zaitun extra virgin atau minyak kelapa murni, dan gunakan secukupnya saat menggoreng.

Selain itu, eksplorasi metode memasak yang lebih sehat seperti memanggang, merebus, mengukus, atau menumis.

Jangan lupa untuk mengurangi frekuensi dan porsi gorengan, serta pilihlah jenis gorengan yang lebih sehat, yang dibuat dengan sedikit minyak dan bahan bernutrisi.

Pastikan juga untuk mengimbangi diet Anda dengan makanan kaya serat, buah, dan sayuran.

Ingat, meski gorengan tidak secara langsung menyebabkan diabetes, konsumsi berlebih bisa meningkatkan risikonya.

Dengan memahami kandungan nutrisi dan dampaknya, Anda bisa membuat pilihan yang lebih bijak demi kesehatan jangka panjang.

Dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai kondisi kesehatan Anda.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending