15 Penyebab Bau Badan yang Bikin Minder dan Gagal Fokus, Yuk Cari Tahu!
Diperbarui: Diterbitkan:

Wanita menutup hidung karena bau badan. (NewAfrica/depositphotos.com)
Kapanlagi.com - Bau badan jadi salah satu masalah yang sering bikin nggak pede dan gagal fokus. Bayangin aja, lagi asik nongkrong sama gebetan atau meeting penting, tiba-tiba nyadar kalau tercium bau badan yang keluar dari ketiak. Auto confidence nge-drop.
Nggak cuma bikin malu, bau badan juga bisa ngerusak vibe dan bikin orang sekitar menjauh pelan-pelan. Parahnya itu, kalau kadang kita sendiri nggak sadar karena sudah kebal sama aroma sendiri.
Padahal, masalah bau badan nggak selalu salah kita, sering kali hormon, makanan, atau genetik juga. Yuk, cari tau penyebab dan solusinya biar kita bisa fresh seharian tanpa was-was, nggak ngumpet-ngumpet pakai parfum atau overdose deodoran.
Advertisement
1. Bakteri Pemecah Keringat
Keringat sendiri sebenarnya nggak berbau. Bau muncul ketika bakteri dan jamur di kulit memecah molekul lemak dan protein dalam keringat. Ketiak dan selangkangan, area lembap dan hangat, jadi tempat favorit bakteri berkembang biak.
Bakteri ini menghasilkan senyawa berbau tak sedap. Semakin banyak bakteri, semakin kuat pula bau badan yang dihasilkan. Maka itu, kebersihan sangat penting untuk mencegah hal ini.
Rajin mandi dan membersihkan tubuh, terutama area yang lembap, dapat mengurangi populasi bakteri penyebab bau badan. Gunakan sabun antibakteri untuk hasil maksimal.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Keringat Berlebih
Hiperhidrosis, kondisi medis yang menyebabkan produksi keringat berlebihan, juga jadi biang keladi bau badan. Keringat berlebih menyediakan lebih banyak 'makanan' bagi bakteri untuk berkembang biak.
Stres dan kecemasan bisa memperparah hiperhidrosis. Saat stres, tubuh melepaskan hormon yang memicu produksi keringat lebih banyak. Cobalah teknik relaksasi untuk mengelola stres.
Jika hiperhidrosis mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasi dengan dokter untuk mengetahui beberapa pengobatan yang bisa membantu mengurangi produksi keringat.
Advertisement
3. Kebersihan yang Kurang
Kurangnya menjaga kebersihan tubuh, seperti jarang mandi atau tidak mengganti pakaian secara teratur, menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Kebiasaan buruk ini memperparah bau badan.
Gunakan pakaian berbahan katun yang menyerap keringat. Hindari pakaian ketat yang memerangkap keringat dan panas. Ganti pakaian minimal sekali sehari, terutama setelah berolahraga.
Mandi minimal dua kali sehari, terutama setelah beraktivitas, bisa membantu mencegah bau badan. Gunakan sabun antibakteri untuk membersihkan bakteri penyebab bau badan.
4. Makanan Berbau Menyengat
Sejumlah makanan, seperti bawang putih, bawang merah, kari, dan jengkol, dapat menyebabkan bau badan yang lebih kuat. Makanan ini mengandung senyawa yang dikeluarkan melalui keringat.
Selain itu, makanan olahan, minuman manis, dan makanan tinggi lemak juga bisa berkontribusi pada bau badan. Makanan tersebut dapat mengubah komposisi keringat dan membuatnya lebih mudah diuraikan oleh bakteri.
Mengurangi konsumsi makanan pemicu bau badan dan menggantinya dengan makanan sehat, seperti buah dan sayur, dapat membantu mengurangi bau badan. Perbanyak minum air putih untuk membantu mengeluarkan racun dari tubuh.
5. Konsumsi Alkohol dan Rokok
Konsumsi alkohol dan merokok dapat memengaruhi bau badan. Alkohol memperburuk bau badan karena dapat meningkatkan produksi keringat dan melebarkan pembuluh darah.
Sedangkan, rokok mengandung berbagai zat kimia yang dapat tertinggal pada kulit dan pakaian, menyebabkan bau yang tidak sedap. Asap rokok juga dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan bau yang lebih menyengat.
Mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol dan merokok dapat membantu mengurangi bau badan. Perhatikan juga kebersihan diri, seperti mandi secara teratur dan mengganti pakaian.
6. Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan dapat memicu keringat berlebih, memberikan lebih banyak substrat bagi bakteri untuk berkembang biak dan menghasilkan bau yang lebih kuat. Kondisi ini dapat menyebabkan keringat berlebih, yang kemudian diuraikan oleh bakteri dan jamur pada kulit, sehingga menghasilkan bau badan yang tidak sedap.
Kelola stres dan kecemasan dengan baik melalui teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau olahraga teratur. Istirahat yang cukup juga sangat penting.
7. Perubahan Hormonal
Perubahan hormon selama menstruasi, kehamilan, dan menopause dapat memengaruhi komposisi keringat dan meningkatkan kemungkinan bau badan. Fluktuasi hormon dapat menyebabkan perubahan dalam komposisi keringat, sehingga lebih mudah diuraikan oleh bakteri dan menghasilkan bau yang lebih kuat.
Pada masa-masa ini, penting untuk menjaga kebersihan diri lebih ekstra. Mandi secara teratur dan gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat.
8. Penyakit Tertentu
Sejumlah kondisi medis, seperti infeksi jamur, intoleransi laktosa, infeksi saluran kemih, diabetes, dan sleep apnea, dapat menyebabkan bau badan yang khas. Bau badan yang tidak biasa atau disertai gejala lain, seperti gatal atau ruam, perlu diperiksakan ke dokter. Ini bisa jadi indikasi kondisi medis tertentu.
Konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami bau badan yang tidak biasa atau disertai gejala lain. Penanganan medis yang tepat sangat penting untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya.
9. Obat-Obatan
Obat-obatan juga dapat menyebabkan perubahan pada komposisi keringat dan menyebabkan bau badan. Jika kamu mencurigai obat-obatan yang kamu konsumsi menyebabkan bau badan, konsultasikan dengan dokter atau apoteker. Mereka dapat memberikan saran atau alternatif pengobatan.
Jangan pernah menghentikan konsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi kesehatan.
10. Jarang Ganti Pakaian
Pria gugup, takut, dan khawatir. (airdone/depositphotos.com)
Pakaian yang jarang diganti menjadi sarang bakteri dan jamur. Keringat dan kotoran yang menempel pada pakaian akan memperparah bau badan. Ganti pakaian minimal sekali sehari, terutama setelah berolahraga atau beraktivitas yang menyebabkan keringat berlebih. Pilih pakaian berbahan katun yang menyerap keringat.
Cuci pakaian secara teratur dengan deterjen yang tepat untuk menghilangkan bakteri dan bau-bau yang menempel pada pakaian.
11. Kondisi Genetik
Trimethylaminuria adalah kondisi genetik langka yang menyebabkan tubuh kesulitan memecah trimethylamine, senyawa yang berbau seperti ikan busuk. Senyawa ini kemudian dikeluarkan melalui keringat, urine, dan napas, menyebabkan bau badan yang sangat menyengat. Kondisi ini memerlukan penanganan medis khusus.
Jika kamu mencurigai memiliki trimethylaminuria, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
12. Diet Tinggi Protein dan Rendah Karbohidrat
Diet tinggi protein dan rendah karbohidrat dapat menyebabkan bau badan yang lebih kuat. Tubuh memecah protein menjadi senyawa yang dikeluarkan melalui keringat. Meskipun diet ini bermanfaat untuk menurunkan berat badan, perlu diperhatikan efek sampingnya terhadap bau badan. Seimbangkan asupan nutrisi untuk mencegah bau badan yang tidak sedap.
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk membuat rencana diet yang seimbang dan sehat, yang mempertimbangkan kebutuhan nutrisi tubuh dan mencegah bau badan.
13. Masalah Gigi dan Mulut
Masalah gigi dan mulut, seperti gigi berlubang atau penyakit gusi, dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap, yang dapat memengaruhi bau badan secara keseluruhan. Jaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari dan menggunakan benang gigi. Periksakan gigi secara teratur ke dokter gigi.
Bau mulut yang tidak sedap dapat menjadi indikasi masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius. Segera periksakan ke dokter gigi jika kamu mengalami bau mulut yang persisten.
14. Jarang Mencukur Bulu Ketiak
Bulu ketiak dapat memerangkap keringat dan bakteri, sehingga menyebabkan bau badan yang lebih kuat. Mencukur bulu ketiak dapat membantu mengurangi bau badan. Mencukur bulu ketiak secara teratur dapat membantu mengurangi bau badan. Namun, ini bukan solusi utama, dan kebersihan tetap penting.
Gabungkan mencukur bulu ketiak dengan kebiasaan mandi teratur dan penggunaan deodoran untuk hasil yang maksimal.
15. Penggunaan Deodoran Berlebihan
Wanita berkeringat di bawah ketiak karena cuaca panas. (Oporty/depositphotos.com)
Penggunaan deodorant atau antiperspirant yang mengandung aluminium secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit dan memperburuk bau badan. Pilih deodorant atau antiperspirant yang sesuai dengan jenis kulit kamu dan gunakan secukupnya. Beri waktu kulit untuk bernapas.
Jika kamu mengalami iritasi kulit setelah menggunakan deodorant atau antiperspirant, hentikan penggunaannya.
Apabila bau badan tetap mengganggu meski sudah melakukan perawatan rutin dan pencegahan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kondisi medis yang mendasarinya.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(Kpl/Gil)
gilar ramdhani
Advertisement