Tenggorokan Panas karena Makanan Pedas, Ternyata Begini Cara Mengatasinya yang Tepat!
Diperbarui: Diterbitkan:

Ilustrasi tenggorokan panas karena makanan pedas. Foto Ilustrasi AI.
Kapanlagi.com - Hobi makan seblak, ceker mercon, dan kuliner pedas lainnya? Kamu mungkin pernah merasakan sensasi panas atau terbakar di tenggorokan setelah menyantap berbagai kuliner tersebut. Kondisi ini mungkin terasa sepele buat sebagian orang, tapi buat mereka yang sensitif, tenggorokan panas karena makanan pedas bisa sangat mengganggu. Nggak jarang nih malah bikin mereka jadi sulit menelan atau berbicara.
Menurut Dr. Michael Sicard, spesialis THT di Charlotte Eye Ear Nose & Throat yang dikutip dari situs CEENTA menjelaskan bahwa makanan pedas memang bisa memberikan efek yang cukup serius pada tenggorokan. Rasa pedas dari capsaicin ini dapat menyebabkan iritasi, sehingga menimbulkan sensasi rasa sakit, panas dan terbakar di tenggorokan.
Fenomena tenggorokan panas karena makanan pedas memang umum terjadi, tapi nggak boleh dianggap remeh. Apalagi jika terjadi secara berulang. Saatnya bahas secara mendalam penyebab kondisi ini, bagaimana cara mengatasinya, hingga tips untuk tetap bisa menikmati makanan pedas tanpa menderita setelahnya.
Advertisement
1. Kenapa Makanan Pedas Bisa Sebabkan Tenggorokan Panas?
Ilustrasi makanan pedas. (c) Ikarahma/Depositphotos.com
Mengonsumsi makanan pedas memang memberikan sensasi menyenangkan buat para pencintanya. Tapi, kok bisa bikin tenggorokan panas ya? Dilansir dari situs Mayo Clinic, tenggorokan panas karena makanan pedas terjadi karena kandungan capsaicin di makanan pedas bisa mengiritasi atau menyebabkan luka pada tenggorokan. Kondisi ini juga bisa memicu produksi lendir berlebihan dan peradangan, yang pada akhirnya bisa menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman.
Capsaicin bekerja dengan cara mengikat reseptor saraf nyeri (TRPV1) yang ada di mulut, tenggorokan, dan seluruh saluran pencernaan. Reseptor ini biasanya mendeteksi suhu tinggi, sehingga ketika terpapar capsaicin, otak akan menerima sinyal seolah-olah tubuh sedang terbakar.
Meski sebenarnya tidak ada luka fisik, sinyal nyeri yang dikirim oleh saraf tetap membuat tubuh bereaksi seperti saat terluka atau terbakar. Inilah sebabnya kenapa kamu merasa tenggorokan terbakar meski hanya makan sambal.
Selain itu, capsaicin juga dapat memicu iritasi ringan pada jaringan lunak di tenggorokan, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah besar atau oleh orang dengan sensitivitas tinggi. Sensasi ini biasanya bersifat sementara, tetapi bisa bertahan lama jika tidak ditangani dengan tepat.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Gejala yang Umum Terjadi Saat Tenggorokan Teriritasi Makanan Pedas
Ilustrasi tenggorokan panas. (c) Imagemore/Depositphotos.com
Ketika tenggorokan panas karena makanan pedas yang menjadi tanda iritasi, tubuh akan memberikan sejumlah sinyal yang bisa dirasakan cukup jelas. Kenali gejalanya yang penting buat menentukan penanganan tepat berikut ini, yuk!
a. Rasa Terbakar atau Panas di Tenggorokan
Tenggorokan panas karena makanan pedas adalah gejala paling khas yang muncul setelah mengonsumsi makanan pedas. Sensasi terbakar di tenggorokan biasanya disebabkan oleh capsaicin, senyawa aktif pada cabai yang menstimulasi reseptor panas dan nyeri.
Capsaicin tidak benar-benar menyebabkan luka, tapi ia mengelabui sistem saraf sehingga tubuh merasa sedang terbakar. Sensasi ini bisa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam tergantung sensitivitas masing-masing orang dan seberapa pedas makanan yang dikonsumsi.
b. Batuk Ringan hingga Sedang
Capsaicin juga dapat memicu refleks batuk, terutama jika masuk ke saluran pernapasan bagian atas atau menyentuh pita suara. Hal ini adalah respons alami tubuh untuk menyingkirkan iritasi yang masuk.
Batuk bisa terasa kering atau berdahak, tergantung kondisi tenggorokan dan seberapa sering kamu mengonsumsi makanan pemicu. Jika batuk terjadi berulang dalam waktu singkat setelah makan pedas, besar kemungkinan hal ini merupakan respons langsung terhadap iritasi.
c. Tenggorokan Terasa Kering atau Gatal
Sensasi kering atau gatal juga umum terjadi sebagai respons tubuh terhadap iritasi. Saat lapisan mukosa di tenggorokan terganggu, produksi lendir pelindung bisa menurun atau justru berlebihan, keduanya bisa menyebabkan rasa tidak nyaman.
d. Produksi Lendir yang Berlebihan
Tak hanya menyebabkan sensasi tenggorokan panas, makanan pedas juga merangsang kelenjar lendir di tenggorokan untuk bekerja lebih aktif sebagai bentuk perlindungan. Akibatnya, kamu mungkin merasa ingin terus menelan atau mengalami sensasi �mengganjal� di tenggorokan. Dalam beberapa kasus, lendir berlebih juga dapat naik ke belakang hidung (post-nasal drip) dan menyebabkan iritasi tambahan.
e. Suara Menjadi Serak
Jika iritasi cukup parah, pita suara bisa ikut terdampak. Akibatnya, suara bisa terdengar serak, berat, atau bahkan hilang sementara. Kondisi tersebut terjadi karena pembengkakan ringan pada jaringan di sekitar pita suara akibat reaksi inflamasi terhadap capsaicin. Walau biasanya tidak berbahaya, kondisi ini cukup mengganggu, terutama bagi kamu yang harus banyak berbicara dalam aktivitas sehari-hari.
f. Sensasi Tercekik atau Sulit Menelan
Pada beberapa orang, iritasi akibat makanan pedas bisa menyebabkan otot tenggorokan berkontraksi sebagai respons refleks. Hal ini menimbulkan sensasi seperti tersedak ringan atau kesulitan menelan, terutama saat mencoba menelan air atau makanan setelahnya.
Advertisement
3. Cara Meredakan Tenggorokan Panas karena Makanan Pedas
Ilustrasi tenggorokan panas. (c) efurorstudio/Depositphotos.com
Mengalami tenggorokan panas setelah menyantap makanan pedas tentu bisa mengganggu aktivitas harian. Namun, kamu tidak perlu panik. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menenangkan iritasi di tenggorokan, simak satu per satu!
a. Konsumsi Produk Berbasis Lemak
Senyawa capsaicin yang menyebabkan rasa panas pada makanan pedas bersifat larut dalam lemak, bukan air. Maka dari itu, minum air putih justru sering kali tidak efektif untuk meredakan rasa panas, bahkan bisa membuat capsaicin menyebar lebih luas ke area lain di mulut dan tenggorokan.
Sebaliknya, produk seperti susu full cream, yoghurt, keju, atau makanan berlemak seperti selai kacang dan alpukat dapat membantu melarutkan capsaicin. Kandungan kasein dalam susu bertindak seperti �sabun� yang membersihkan capsaicin dari reseptor saraf nyeri, sehingga rasa panas berkurang dengan lebih cepat.
b. Berkumur dengan Air Garam Hangat
Air garam merupakan antiseptik alami yang telah lama digunakan untuk meredakan tenggorokan panas karena makanan pedas. Ketika digunakan untuk berkumur, larutan ini membantu mengurangi peradangan, menenangkan jaringan yang teriritasi, dan mencegah infeksi sekunder akibat luka mikro dari makanan yang terlalu pedas.
Campurkan setengah sendok teh garam dapur ke dalam satu gelas air hangat (bukan panas), lalu gunakan untuk berkumur selama 30 detik. Lakukan 2-3 kali sehari untuk hasil yang maksimal.
c. Minum Air Hangat dengan Madu
Madu dikenal sebagai bahan alami dengan sifat antiinflamasi, antibakteri, dan pelembap. Mengonsumsi air hangat yang dicampur dengan satu sendok makan madu dapat membantu melapisi dinding tenggorokan dan mempercepat proses penyembuhan dari iritasi ringan akibat makanan pedas.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa madu bisa membantu mengurangi batuk dan rasa tidak nyaman di tenggorokan lebih efektif daripada sirup obat batuk biasa, terutama jika digunakan secara rutin.
d. Hindari Makanan Pemicu Tambahan
Setelah iritasi terjadi, penting untuk memberikan waktu bagi tenggorokan untuk pulih. Hindari makanan dan minuman yang dapat memperparah kondisi, seperti makanan pedas, makanan asam seperti cuka atau jeruk, makanan berminyak dan gorengan, minuman bersoda dan makanan yang terlalu panas atau dingin.
Berikan tenggorokan istirahat dengan memilih makanan yang lembut dan netral seperti sup bening, bubur, roti tawar, dan air putih hangat.
e. Hirup Uap Hangat (Steam Inhalation)
Metode ini sangat efektif terutama jika tenggorokan panas disertai batuk atau lendir berlebih. Menghirup uap hangat membantu melembapkan saluran pernapasan dan mengurangi iritasi pada lapisan tenggorokan.
Caranya mudah, rebus air, tuangkan ke dalam mangkuk, dan hirup uapnya sambil menutup kepala dengan handuk. Tambahkan minyak esensial seperti peppermint atau eucalyptus untuk efek menenangkan tambahan.
4. Tips Mencegah Tenggorokan Panas Saat Makan Pedas
Ilustrasi konsumsi makanan pedas. (c) BonNontawat/Depositphotos.com
Makanan pedas memang menggoda, terutama bagi pecinta kuliner yang menyukai tantangan rasa. Namun, sensasi menyengatnya bisa berdampak tak menyenangkan bagi tenggorokan jika tidak disikapi dengan bijak. Untuk tetap bisa menikmati hidangan pedas tanpa harus menderita tenggorokan panas, berikut adalah beberapa tips pencegahan yang efektif dan mudah diterapkan:
a. Jangan Konsumsi dalam Perut Kosong
Makan makanan pedas saat perut kosong bisa meningkatkan risiko iritasi lambung dan saluran pencernaan atas, termasuk tenggorokan. Tanpa pelindung alami dari makanan lain, capsaicin dalam cabai lebih cepat berinteraksi langsung dengan dinding mukosa dan menimbulkan sensasi panas.
b. Kurangi Level Kepedasan Secara Bertahap
Jika kamu belum terbiasa makan makanan super pedas, sebaiknya tidak langsung mencoba level kepedasan ekstrem. Respons tubuh terhadap capsaicin bisa sangat individual, yang ringan bagi satu orang, bisa jadi terasa menyiksa bagi orang lain.
c. Sertakan Sumber Lemak dalam Hidangan
Menambahkan elemen lemak ke dalam makanan pedas bisa membantu menetralkan capsaicin secara alami. Seperti disebutkan sebelumnya, capsaicin bersifat larut dalam lemak, sehingga kehadiran lemak bisa membantu 'membungkus' senyawa ini agar tidak terlalu menempel pada lapisan tenggorokan.
d. Minum Susu Sebelum atau Sesudah Makan Pedas
Susu mengandung kasein, protein yang terbukti efektif melarutkan capsaicin dari reseptor saraf. Meminum susu sebelum makan pedas bisa menjadi tindakan pencegahan, sedangkan minum sesudahnya bisa membantu meredakan rasa panas lebih cepat.
e. Hindari Langsung Menelan, Kunyah Makanan Secara Menyeluruh
Saat makan pedas, refleks kita kadang ingin cepat-cepat menelan makanan karena sensasi panasnya. Namun, ini justru membuat capsaicin langsung bersentuhan dengan tenggorokan tanpa sempat 'dilunakkan' di mulut.
Tenggorokan panas karena makanan pedas adalah respons alami tubuh terhadap senyawa capsaicin dalam cabai. Meskipun umumnya bersifat sementara dan tidak berbahaya, kondisi ini bisa sangat mengganggu jika dibiarkan atau terjadi terus-menerus.
Dengan memahami penyebab dan cara meredakannya, kamu bisa tetap menikmati hidangan pedas favorit tanpa harus khawatir. Yang terpenting, dengarkan sinyal tubuh. Jika tenggorokan mulai 'protes', mungkin saatnya istirahat sejenak dan pilih makanan yang cenderung aman untuk dikonsumsi.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/wri)
Wuri Anggarini
Advertisement