Tanda Iritasi Skincare yang Harus Dikenali, Efeknya Nggak Main-main!
Diperbarui: Diterbitkan:

Ilustrasi tanda iritasi skincare. Foto: Ilustrasi AI/Depositphotos.com
Kapanlagi.com - Dunia skincare berkembang pesat dan memunculkan banyak tren. Berbagai produk baru hadir dengan kandungan aktif yang menjanjikan perawatan kulit sehat, glowing, hingga awet muda dengan step yang banyak. Namun, nggak semua produk memberikan reaksi yang sama. Ada juga yang mengalami tanda iritasi skincare yang jika tidak ditangani dengan baik bisa membuat kondisinya semakin parah.
Menurut Mara Weinstein Velez, MD, seoarang dokter kulit bersertifikat dan asisten profesor di Universitas Rochester Medical Center yang dikutip dari SELF menyatakan bahwa rutinitas skincare yang terlalu kompleks dan pemilihan produk yang kurang tepat bisa memicu iritasi kulit.
Ia menegaskan ketika produk yang digunakan terlalu banyak, ada kemungkinan beberapa produk atau langkah skincare sebenarnya tidak dibutuhkan kulit. Hal ini membuat perawatan kulit jadi terlalu berlebihan dan menyebabkan iritasi.
Advertisement
Mengetahui ciri-ciri atau gejala awal iritasi sangat penting agar kamu bisa mengambil langkah tepat sebelum kondisi kulit semakin rusak. Saatnya update pengetahuanmu lewat artikel ini yuk, KLovers!
1. Apa Itu Iritasi Skincare?
Ilustrasi wajah kemerahan. (c) shisuka/Depositphotos.com
Dikutip dari situs kesehatan Verywell Health, iritasi skincare adalah reaksi negatif yang muncul akibat pemakaian produk skincare tertentu dengan gejala seperti kulit kering, bintik-bintik mirip jerawat, hingga warna kulit yang nggak merata.
Kondisi ini bisa terjadi karena kulit tidak cocok dengan kandungan aktif, alergi terhadap bahan tertentu, atau cara pemakaian yang kurang tepat. Iritasi bisa dialami siapa saja, terutama pemilik kulit sensitif, kulit dengan skin barrier lemah, atau mereka yang terlalu sering gonta-ganti produk.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Tanda Iritasi Skincare yang Harus Dikenali
Ilustrasi kulit iritasi. shisuka/Depositphotos.com
Mengenali tanda iritasi skincare sejak dini sangat penting agar kamu bisa segera menghentikan pemakaian produk sebelum kulit mengalami kerusakan lebih parah. Berikut adalah tanda-tanda umum yang perlu diperhatikan:
a. Kulit Kemerahan atau Meradang
Kulit yang tiba-tiba berubah warna menjadi merah adalah sinyal kuat bahwa ada peradangan. Warna kemerahan ini bisa muncul di area tertentu seperti pipi, hidung, atau dagu, namun tak jarang juga terjadi secara merata di seluruh wajah. Kondisi ini biasanya disertai sensasi panas, perih, atau seperti terbakar.
Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari reaksi terhadap bahan aktif yang terlalu kuat hingga alergi terhadap pewangi sintetis. Jika kemerahan tidak mereda dalam beberapa jam atau memburuk seiring waktu, besar kemungkinan kamu sedang mengalami tanda iritasi skincare.
b. Rasa Terbakar atau Menyengat Saat Mengaplikasikan Produk
Sensasi perih, terbakar, atau menyengat sesaat setelah mengaplikasikan skincare bisa menjadi pertanda bahwa produk tersebut terlalu keras untuk kulitmu. Reaksi ini umum terjadi saat menggunakan produk eksfoliasi kimia seperti AHA atau BHA, retinol, atau vitamin C dengan konsentrasi tinggi.
Namun, jika sensasi ini terjadi berulang bahkan setelah beberapa kali pemakaian, artinya kulitmu tidak beradaptasi dengan baik dan mengalami iritasi. Perlu diingat bahwa kulit seharusnya tidak terasa �panas� ketika menggunakan skincare. Jika hal ini terjadi, bisa jadi tanda peringatan yang harus disadari kulit.
c. Gatal dan Muncul Bintik Merah Kecil
Gatal merupakan salah satu reaksi alergi paling umum dari penggunaan skincare yang tidak cocok. Gatal bisa terasa di seluruh wajah atau hanya di area tertentu, biasanya disertai munculnya bintik-bintik merah kecil yang mirip ruam.
Dalam beberapa kasus, gatal juga bisa berujung pada kulit yang mengelupas atau terasa kasar saat disentuh. Ini bisa menjadi tanda bahwa skin barrier sedang dalam kondisi lemah dan rentan terhadap gangguan dari luar. Jika kamu terus menggaruk area yang gatal, kondisi ini bisa memburuk dan memicu infeksi sekunder.
d. Kulit Mengelupas dan Terasa Sangat Kering
Pengelupasan kulit adalah hal yang wajar jika sedang menjalani perawatan dengan retinoid atau eksfoliator kimia. Namun, pengelupasan yang berlebihan, disertai rasa tertarik, kencang, atau bahkan nyeri bisa menjadi tanda iritasi skincare yang tidak boleh diabaikan.
Kulit yang terlalu kering akibat iritasi biasanya juga kehilangan kelembapan alami dan terlihat kusam. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa merusak lapisan pelindung kulit (skin barrier) dan membuatnya lebih rentan terhadap jerawat, infeksi, dan sensitivitas lainnya.
e. Breakout yang Tidak Kunjung Reda
Jika kamu mengalami jerawat atau bintik meradang yang muncul secara tiba-tiba setelah menggunakan produk baru, dan kondisinya tidak membaik setelah 1-2 minggu, kemungkinan besar kamu mengalami reaksi iritasi, bukan purging. Breakout karena iritasi biasanya muncul di area yang tidak biasa, seperti pipi bagian atas atau garis rahang, dan bisa terasa perih saat disentuh.
Jerawat yang disebabkan oleh iritasi juga cenderung lebih meradang, sulit sembuh, dan sering disertai dengan gejala lain seperti kemerahan atau rasa gatal. Kondisi tersebut berbeda dengan purging yang umumnya membaik dalam jangka waktu tertentu dan terjadi di area yang biasa berjerawat.
Advertisement
3. Penyebab Umum Iritasi Akibat Skincare
Ilustrasi skincare. (c) Nadianb/Depositphotos.com
Mengetahui apa saja yang menjadi penyebab iritasi dapat membantu lebih selektif saat memilih produk. Meskipun bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, berikut adalah penyebab umum iritasi akibat skincare yang sering dialami oleh pengguna produk kecantikan:
a. Kandungan Aktif yang Terlalu Kuat
Bahan aktif seperti retinol, AHA (alpha hydroxy acid), BHA (beta hydroxy acid), vitamin C, dan benzoyl peroxide dikenal efektif untuk mengatasi berbagai masalah kulit, mulai dari jerawat hingga penuaan dini. Namun, jika digunakan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan jenis kulit, bahan-bahan ini bisa memicu iritasi.
Reaksi yang muncul biasanya berupa kulit kemerahan, perih, dan mengelupas. Terlebih jika kulit belum terbiasa atau masih tergolong sensitif, kandungan aktif yang terlalu tinggi justru bisa memperparah kondisi kulit.
b. Penggunaan Produk yang Tidak Sesuai Jenis Kulit
Setiap jenis kulit memiliki kebutuhan yang berbeda. Misalnya, kulit kering sebaiknya tidak menggunakan produk dengan kandungan alkohol tinggi, sedangkan kulit berminyak bisa bereaksi negatif terhadap formula yang terlalu berat atau oklusif.
Jika kamu menggunakan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan kulitmu, maka kemungkinan munculnya tanda iritasi skincare akan jauh lebih besar. Gejalanya bisa berupa breakout, kulit terasa panas, atau muncul bercak merah yang menyebar.
c. Terlalu Banyak Layering Produk
Mengikuti rutinitas skincare yang melibatkan terlalu banyak produk ternyata nggak selalu memberikan dampak yang positif. Mengutip pernyataan Dr. Anna H. Chacon, seorang dokter kulit bersertifikat dalam situs Grove menyatakan bahwa kulit memang memiliki kemampuan menyerap sesuatu seperti produk skincare, namun memiliki batasannya juga. Menggunakan produk yang lebih sedikit namun berkualitas dapat membantu penyerapan lebih baik sehingga efektivitas kandungannya pun bisa dirasakan kulit.
Selain itu, terlalu sering berganti-ganti produk atau menambahkan produk baru tanpa uji coba terlebih dahulu juga dapat memicu tanda iritasi skincare seperti gatal, kemerahan, atau munculnya ruam kecil.
d. Alergi Terhadap Bahan Tertentu
Dikutip dari situs Verywell Health, iritasi juga bisa terjadi karena reaksi alergi terhadap bahan tertentu dalam skincare, baik itu bahan aktif maupun tambahan seperti pewangi (fragrance), pengawet, atau essential oil. Bagi beberapa orang, bahan seperti alkohol denat, lanolin, atau propylene glycol dapat menimbulkan reaksi alergi bahkan dalam kadar kecil.
Reaksi alergi ini biasanya lebih intens dibanding iritasi biasa, dan bisa disertai dengan pembengkakan, sensasi gatal yang ekstrem, atau bahkan luka terbuka jika digaruk terus-menerus. Oleh karena itu, penting melakukan patch test sebelum mencoba produk baru, terutama jika kamu memiliki kulit sensitif.
e. Skincare Expired atau Terpapar Kontaminasi
Menggunakan produk yang sudah kedaluwarsa atau terkontaminasi bakteri juga bisa menjadi penyebab utama iritasi. Skincare yang sudah melewati masa pakainya bisa mengalami perubahan komposisi kimia, yang kemudian menimbulkan reaksi negatif di kulit.
Selain itu, produk dalam kemasan jar yang sering disentuh langsung tanpa spatula bisa menjadi sarang bakteri. Iritasi akibat kontaminasi biasanya ditandai dengan munculnya jerawat mendadak, kulit terasa gatal, atau bahkan infeksi ringan. Untuk menghindari hal ini, selalu cek tanggal kedaluwarsa dan pastikan kebersihan saat mengaplikasikan produk.
4. Cara Mengatasi Tanda Iritasi Skincare
Ilustrasi perawatan kulit. (c) AllaSerebrina/Depositphotos.com
Menghadapi iritasi akibat skincare membutuhkan pendekatan yang tepat sasaran. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk meredakan dan mencegah tanda iritasi skincare agar tidak semakin parah:
a. Hentikan Penggunaan Produk yang Memicu Iritasi
Langkah pertama yang paling penting adalah segera menghentikan pemakaian produk yang dicurigai sebagai penyebab iritasi. Semakin lama kamu terus memakainya, semakin besar risiko kerusakan pada skin barrier dan munculnya gejala lain yang lebih serius.
b. Fokus pada Produk yang Menenangkan Kulit
Menurut Dr Sagar Gujjar, MD Dermatologist (IFAAD), pendiri Skinwood Luxury Aesthetics Centre yang dilansir dari Hindustan Times menyarankan untuk mengganti rutinitas skincare yang memiliki formula lembut dan menenangkan. Misalnya saja produk dengan kandungan aloe vera, centella asiatica, atau panthenol. Kandungan ini dapat membantu mengurangi kemerahan, rasa perih, dan peradangan pada kulit.
c. Jangan Menumpuk Terlalu Banyak Produk
Saat kulit sedang iritasi, hindari layering terlalu banyak produk sekaligus. Biarkan kulit beristirahat dan fokus pada produk dasar seperti gentle cleanser, pelembap, dan sunscreen hingga kondisinya membaik.
d. Lakukan Patch Test Sebelum Coba Produk Baru
Sebelum memasukkan produk baru ke dalam rutinitas harian, lakukan uji coba (patch test) di area kecil seperti belakang telinga atau lengan bagian dalam. Ini akan membantumu mengetahui apakah produk tersebut aman bagi kulitmu tanpa memicu kondisi iritasi.
e. Kompres Dingin untuk Redakan Peradangan
Jika muncul kemerahan atau rasa panas, kamu bisa mengompres area tersebut dengan kain lembut yang dibasahi air dingin. Kompres ini membantu menenangkan kulit dan mengurangi pembengkakan secara alami.
f. Gunakan Produk dengan Kandungan Anti-Inflamasi
Cari produk yang mengandung bahan anti-inflamasi seperti chamomile, calendula, atau green tea extract. Bahan-bahan ini terbukti membantu meredakan peradangan dan mempercepat pemulihan kulit yang sedang iritasi.
g. Konsultasikan ke Dermatolog Bila Gejala Memburuk
Jika iritasi tidak membaik setelah beberapa hari atau justru semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kulit. Penanganan medis mungkin dibutuhkan, terutama jika muncul infeksi atau reaksi alergi berat.
5. Kapan Harus ke Dokter Kulit?
Ilustrasi konsultasi ke dokter kulit. (c) Anna Shvets/Pexels.com
Tidak semua iritasi bisa diatasi sendiri di rumah. Segera konsultasi ke dokter kulit jika kamu mengalami beberapa gejala ini:
- Iritasi berlangsung lebih dari 5 hari tanpa perbaikan
- Kulit mulai luka, bernanah, atau bengkak
- Reaksi menyebar ke area leher atau mata
- Rasa perih yang mengganggu aktivitas sehari-hari
Penanganan medis penting jika kamu tidak yakin penyebab iritasi atau jika gejala semakin memburuk.
Dengan mengenali tanda iritasi skincare, hal ini dapat membantu mengambil tindakan cepat sebelum kondisi semakin memburuk. Ingatlah bahwa perawatan kulit seharusnya membuat wajah lebih sehat, bukan malah menimbulkan masalah baru!
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/wri)
Wuri Anggarini
Advertisement