Semangat 'Sumpah Pemuda' Dalam Tatanan PNM, Sebarkan Semangat Pemberdayaan

Penulis: Guntur Merdekawan

Diperbarui: Diterbitkan:

Semangat 'Sumpah Pemuda' Dalam Tatanan PNM, Sebarkan Semangat Pemberdayaan
Credit foto: Dokumentasi Pribadi

Kapanlagi.com - Tantangan ekonomi keluarga di Indonesia memang jadi pekerjaan rumah yang belum terpecahkan. Banyak perempuan berjuang untuk jadi pengusaha ultra mikro, tapi sering terhambat masalah modal dan pengelolaan usaha. Mereka memulai dari nol, namun semangatnya luar biasa demi memperkuat ekonomi keluarga.

Banyak perempuan di Indonesia menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, terutama di sektor UMKM. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan 64,5% dari 37 juta unit UMKM dikelola oleh perempuan. Namun, mereka sering menghadapi kendala seperti sulitnya mendapatkan modal dan kurangnya pendampingan usaha.

Di tengah situasi ini, gerakan pemberdayaan sangat penting. Semangat Sumpah Pemuda yang dulu menyatukan kita, kini bertransformasi menjadi energi sosial yang menguatkan ekonomi rakyat kecil.

1. Sumpah Pemuda: Dulu Persatuan, Kini Pemberdayaan Ekonomi!

Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap 28 Oktober, bukan hanya sejarah, tapi juga semangat yang relevan untuk masa kini. Tema tahun 2025 'Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu' mengajak generasi muda untuk berinovasi dan berkontribusi.

Di sinilah peran para Account Officer (AO) PNM Mekaar menjadi krusial. Mereka hadir di lingkungan tempat tinggal nasabah, mendampingi perempuan prasejahtera untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Account Officer PNM Mekaar adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang mendampingi perempuan prasejahtera. Program ini fokus pada pemberdayaan berbasis kelompok dan pendampingan usaha, diluncurkan sejak 2015.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Sentuhan Personal dari AO Muda: Lebih dari Sekadar Pendampingan

Credit foto: Dokumentasi Pribadi

Mayoritas AO adalah perempuan muda, sehingga kedekatan dan rasa saling memahami menjadi kekuatan dalam pendampingan. Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menegaskan bahwa langkah pemuda PNM adalah bukti nyata semangat pemberdayaan.

"Mereka hadir langsung di tengah masyarakat, memastikan para ibu memiliki keberanian dan kesempatan untuk naik kelas," ujar Arief.

Data menunjukkan 51% nasabah PNM Mekaar berusia 17-41 tahun. Ini menunjukkan bahwa PNM tidak hanya membantu pendapatan keluarga, tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda perempuan untuk menjadi pengusaha UMKM yang berdaya saing.

Ekosistem pendampingan ini penting untuk memperluas dampak ekonomi kerakyatan. Ketika pemuda PNM dan perempuan bersatu dalam upaya pemberdayaan, kemajuan menjadi lebih dekat dan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

(kpl/gtr)

Rekomendasi
Trending