Pimpin Inovasi Platform AI untuk Speaking dan Writing, Universitas Negeri Malang (UM) Melenggang ke Jepang

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Pimpin Inovasi Platform AI untuk Speaking dan Writing, Universitas Negeri Malang (UM) Melenggang ke Jepang
Universitas Negeri Malang (UM)

Kapanlagi.com - Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan kiprahnya dalam riset pendidikan berbasis kecerdasan buatan (AI). Di bawah koordinasi Prof. Dr. Yazid Basthomi, M.A., sebagai ketua peneliti, tim ini berhasil memenangkan lima hibah internal UM dengan berbagai skema yang terdiri atas 1 Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 3 penelitian disertasi doktoral, 1 penelitian Kelompak Bidang Keahlian (KBK), dan 1 penelitian matching fund. Menariknya, dua penelitian, yakni matching fund tentang AI dan keterampilan berbicara bahasa Inggris yang berkolaborasi dengan Universitas Brawijaya (UB) melalui Prof. Dr. Zuliati Rohmah serta riset KBK terkait platform AI untuk AI dan menulis teks akademik telah dipresentasikan dalam The 9th International Conference on Education and Multimedia Technology (ICEMT) 2025 di Osaka, Jepang, bersama tiga mahasiswa doktoral bimbingannya, Mala Rovikasari, M.Pd., Falentinus Ndruru, S.Pd., M.Li., dan Sri Wahyuningsih, M.Pd.

Ketika dikonfirmasi terkait hal yang membuat rangkaian riset ini layak mendapat panggung internasional, Prof. Dr. Yazid Basthomi menjawab, kita berharap UM tidak hanya sekadar meneliti, namun juga mendesain solusi digital yang langsung menyasar kebutuhan pembelajar bahasa Inggris (EFL) di Indonesia, baik dalam keterampilan berbicara maupun penulisan akademik, dengan memanfaatkan AI, gamifikasi, dan pendekatan berbasis kebutuhan (needs analysis). Dengan platform digital yang kita desain, harapannya UM bisa menjadi pionir dalam proses integrasi AI ke dalam proses belajar bahasa Inggris yang bisa diadopsi oleh berbagai kampus maupun pelajar di Indonesia, imbuh Prof. Dr. Yazid Basthomi, M.A.

Dua Arah, Satu Visi: Speaking dan Academic Writing Berbasis AI
Riset pertama berjudul "Needs Analysis in Designing a Multimodal Gamified AI-Integrated Platform for Enhancing EFL Students’ Speaking Skills and Self-Regulated Learning" melibatkan peneliti UM dan kolaborator internasional Carolin Fuchs dari Northeastern University, AS, serta kolaborasi matching fund dengan UB melalui Prof. Dr. Zuliati Rohmah. Studi ini memotret kebutuhan nyata mahasiswa dalam belajar speaking: kesulitan menjaga kefasihan, kebutuhan akan umpan balik langsung, kecemasan ketika berbicara, dan keinginan untuk berlatih dalam lingkungan digital yang aman dan interaktif. Karena itu, platform yang dikembangkan diarahkan memiliki fitur AI untuk umpan balik real-time, simulasi percakapan, tantangan berbasis level, hingga pelacakan kemajuan belajar, persis seperti yang diharapkan mahasiswa, jelas Prof. Dr. Yazid Basthomi, M.A.

Sejalan dengan itu, skema KBK dengan topik "Designing an AI-Integrated Academic Writing Platform for Enhancing EFL Students’ Writing Self-Efficacy and Metacognitive Awareness: A Needs Analysis" menyoroti persoalan lain yang sama pentingnya dalam pembelajaran bahasa Inggris yakni banyak mahasiswa mampu menulis, tetapi belum yakin dengan tulisannya dan belum punya kesadaran metakognitif yang kuat saat menyusun teks akademik. Lewat survei ke puluhan mahasiswa UM, tim peneliti menemukan bahwa mereka membutuhkan platform penulisan akademik yang tidak hanya mengoreksi tata bahasa, tetapi juga menjelaskan alasan perbaikan, membantu menyusun argumen, memberi prompt atau perintah menulis, menyediakan laporan perkembangan, serta melatih refleksi penulisan. "Di sinilah AI ditempatkan bukan sebagai "mesin penulis", tetapi sebagai asisten akademik yang mendidik", pungkas sang Profesor.

1. Kolaborasi Lintas Kampus dan Lintas Negara

Prof. Dr. Yazid Basthomi. Guru Besar Applied Linguistics Universitas Negeri Malang.

Salah satu ciri yang menjadi khas dari kedua riset ini adalah unsur kolaboratif. Untuk skema speaking berbasis AI, UM tidak berjalan sendiri, tetapi mengajak Universitas Brawijaya melalui Prof. Dr. Zuliati Rohmah sebagai anggota peneliti dengan skema matching fund. Di saat yang sama, kedua riset juga menggandeng Carolin Fuchs dari Northeastern University yang dikenal di bidang teknologi pembelajaran bahasa. Alhasil, produk riset yang sedang dikembangkan UM bukan hanya relevan bagi mahasiswa lokal, tetapi selaras dengan isu dan diskusi global mengenai AI literacy, feedback literacy, dan learner autonomy dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.

Keterlibatan beberapa mahasiswa doktoral, di antaranya Mala Rovikasari dan Sri Wahyuningsih, dalam membawa hasil hibah penelitian disertasi ke forum diseminasi internasional juga menunjukkan pola pembinaan riset di UM yang bersifat research group-based. Dalam hal ini dosen senior menjadi penggerak utama penelitian, kemudian mahasiswa S3 menjadi co-researcher yang hasilnya naik hingga ke prosiding terindeks Scopus.

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

2. Menjawab Tantangan Era AI di Kampus Indonesia

Universitas Negeri Malang (UM) di Osaka, Jepang

Baik pada ranah kemahiran berbicara maupun menulis teks akademik, temuan kedua studi sama-sama menunjukkan satu hal: mahasiswa sebenarnya siap belajar dengan AI, asalkan desainnya berbasis kebutuhan mereka. Para mahasiswa menggambarkan bahwa mereka memerlukan umpan balik (feedback) yang cepat, penjelasan yang mudah, antarmuka (interface) yang ramah, dan ruang untuk belajar mandiri. Kebutuhan tersebut yang diperoleh berbasi riset kemudian menjadi rancangan platform yang:
- adaptif terhadap terhadap tingkat kemampuan mahasiswa,
- kaya akan fitur refleksi dan proses peninjauan kemajuan,
- menggabungkan unsur gamifikasi agar belajar tidak membosankan,
- dan tetap menjaga prinsip akademik agar mahasiswa tidak bergantung penuh pada AI.

Dengan kata lain, riset-riset ini tidak hanya memperkaya publikasi ilmiah di UM, tetapi juga memberikan model bagaimana kampus di Indonesia bisa mengembangkan edutech berbasis AI yang pedagogis, kontekstual, dan tetap memperhatikan unsur etis.

Keberhasilan membawa dua penelitian ini ke konferensi internasional di Osaka, Jepang mempertegas posisi UM sebagai kampus yang serius menggarap pembelajaran bahasa berbasis AI. Jika pengembangan platformnya berlanjut ke tahap implementasi dan uji coba lebih luas, bukan tidak mungkin UM akan punya produk digital sendiri yang bisa dipakai lintas kampus, sekaligus menjadi contoh bahwa dana hibah internal pun bisa melahirkan output berkelas global bila dikelola melalui riset kolaboratif seperti yang dipimpin oleh Prof. Dr. Yazid Basthomi, M.A.

(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)

(kpl/jje)

Rekomendasi
Trending