Pemuda Ini Rela Putus Sekolah Demi Rawat Nenek Yang Buta
© beastudiindonesia.net
Kapanlagi.com - Meski pendidikan dasar 9 tahun dinilai cukup sukses, tetap saja jumlah anak-anak Indonesia yang menempuh program wajib belajar 9 tahun secara komplit tidak terlalu banyak. Menurut statistik BPS pada tahun 2015-2016 lalu setidaknya ada satu juta anak Sekolah Dasar yang putus sekolah atau hanya mengenyam pendidikan hingga tamat SD saja.
Tentu saja tingginya angka anak-anak putus sekolah ini disebabkan oleh faktor ekonomi. Hal ini diperkuat oleh data BPS yang menyebutkan bahwa 73% kasus putus sekolah disebabkan oleh kondisi finansial dan kesejahteraan masyarakat yang kurang merata.

Contoh nyata adalah Muhammad Holil, seorang remaja berusia 15 tahun yang rela putus sekolah demi merawat neneknya yang kini jadi tuna netra akibat penyakit katarak. Remaja asal Jember ini putus sekolah sejak duduk di bangku kelas 4 SD, mulai 10 tahun lalu dirinya membantu sang nenek mengumpulkan kayu, melakukan pekerjaan rumah, dan menyuapi neneknya.
Advertisement
Mbah Marsiah, nenek Holil, sebetulnya dikaruniai 3 orang anak. 2 orang anaknya tinggal dekat dengan Mbah Marsiah, sementara itu ayah Holil bekerja sebagai buruh bangunan di Bali dan ibunya telah meninggal dunia.

Meski tinggal dekat dengan kedua anaknya, Holi dan Marsiah hidup jauh dari kecukupan. Dengan status tidak lulus SD, Holil hanya dapat bekerja sebagai pengumpul kayu bakar dan mengais sisa padi di sawah orang lain. Seringkali nenek dan cucu ini hanya makan nasi dan garam tanpa lauk.
Potret Holil yang putus sekolah karena kondisi ini ekonomi memang cukup memprihatinkan. Kisah semacam ini senantiasa mengingatkan kita untuk selalu bersyukur karena telah diberi rezeki berlebih dan dapat menuntut ilmu dengan baik tanpa keterbatasan. Saat ini bantuan untuk menyambung hidup Holil dan Mbah Marsiah tengah digalakkan. Kalian juga bisa ikut menyumbang bila ingin.
(kpl/agt)
Advertisement
