Kapanlagi.com - Sederet selebritis hollywood ternama seperti Kim Kardashian, Tyra Banks, Elizabeth Banks, hingga Nicole Kidman adalah para orangtua yang menggunakan metode surrogate. Bagi penggemar selebritis Hollywood, istilah ini mungkin sudah tak asing lagi tapi sebetulnya apa sih kehamilan surrogate itu dan bagaimana legalitasnya berdasarkan pandangan hukum?

Kim Kardashian baru-baru ini dikabarkan melakukan kehamilan surrogate untuk putra ketiganya, hal ini disebabkan oleh diagnosis placenta accreta yang dialaminya saat hamil North dan Saint West. Nah, istilah surrogate sendiri berarti metode atau perjanjian yang dilakukan seorang wanita untuk bersedia mengandung anak keluarga lainnya.

Ada berbagai macam alasan hingga kehamilan surrogate ini terjadi, yang paling utama adalah faktor medis. Secara sederhana kehamilan surrogate bisa disebut sebagai bayi tabung namun kehamilan semacam ini punya dua jenis yang berbeda yakni surrogate tradisional dan surrogate gestasional.

Dikutip dari WEBMD, surrogate tradisional dilakukan pada seorang wanita yang sel telurnya dibuahi oleh sang ayah jabang bayi. Jadi, bayi ini berasal dari sel telur wanita bukan Ibu yang dibuahi oleh sel sperma sang ayah. Surrogate semacam ini jarang dilakukan di Amerika Serikat karena terbilang lebih rumit mengenai masalah legalitas.

Sementara itu, yang ngetren dan jadi pilihan selebritis Hollywood adalah jenis surrogate kedua yakni surrogate gestasional. Pada metode kedua ini, sel telur dan sel sperma yang digunakan adalah milik orangtua biologis sang bayi. Wanita yang menjadi 'inang' surrogate tidak memiliki kaitan genetis apapun dengan jabang bayi ini saat lahir nanti. Surrogate macam inilah yang lebih populer dengan istilah bayi tabung.

Menurut data yang dihimpun oleh WEBMD, sekitar 750 bayi lahir dari metode surrogate gestasional tiap tahunnya. Tindakan surrogate atau menitipkan embrio ke dalam perut wanita lain ini disebabkan oleh sejumlah faktor medis seperti: rahim ibu tak bisa digunakan untuk mengandung embrio, sang ibu baru saja menjalani operasi pengangkatan rahim, riwayat penyakit jantung sehingga membahayakan keselamatan ibu untuk melahirkan, hingga placenta accreta seperti Kim Kardashian.

Ada juga faktor lain seperti usia yang terlalu tua sehingga tak memungkinkan sang Ibu untuk mengandung dan melahirkan, perkawinan sesama jenis, dan tak ingin bentuk tubuh berubah setelah melahirkan. Well, setiap orang memiliki alasan tersendiri bukan?

Berbeda dengan Indonesia, kehamilan surrogate sudah menjadi hal yang sangat biasa di Amerika Serikat. Bahkan terdapat sebuah agen pencari Ibu surrogate, dengan agen ini para orangtua dapat mengurusi kehamilan surrogate dengan mudah. Pasalnya, bila kehamilan surrogate dilakukan pada keluarga dekat maka orangtua akan berbenturan dengan masalah hukum yang lebih rumit lagi.

Untuk menjadi Ibu surrogate pun ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, antara lain harus berusia minimal 21 tahun, sebelumnya pernah melahirkan sehingga lebih tahu cara menjaga kehamilan, menjalani pemeriksaan fisik dan mental, serta mau menandatangani kontrak dengan calon orangtua si jabang bayi. Untuk itu biaya kehamilan surrogate cukup mahal yakni US$ 80 ribu hingga US$ 120 ribu atau setara dengan Rp 1 - 1,5 Miliar. 

Nilai kontrak kehamilan surrogate tersebut ada yang sudah termasuk asuransi kesehatan dan biaya pemeriksaan medis, ada juga yang belum. Hukum di masing-masing negara bagian Amerika Serikat soal kehamilan surrogate ini juga berbeda-beda. Oleh sebab itu, tak semua calon orangtua jabang bayi bisa disebut sebagai orangtua legal tapi harus melalui proses adopsi dan semacamnya.

Meski di Amerika Serikat kehamilan surrogate dilegalkan, sejumlah negara lain ada yang melarang seperti Inggris atau ada yang belum membuat peraturan soal kehamilan ini. 

Gimana? Sudah mengerti makna kehamilan surrogate bukan KLovers?