Meninggal di Bulan Ramadhan, Apakah Jaminan Masuk Surga? Simak Penjelasannya!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Meninggal di Bulan Ramadhan, Apakah Jaminan Masuk Surga? Simak Penjelasannya!
Panduan Tata Cara dan Doa Sholat Tahajud (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Banyak yang meyakini bahwa meninggal dunia di bulan Ramadhan otomatis menjamin seseorang masuk surga. Namun, benarkah anggapan ini? Keyakinan ini memang sangat populer di kalangan masyarakat, terutama di Indonesia, di mana bulan suci Ramadhan dirayakan dengan penuh khidmat dan ibadah.

Dalam artikel ini, akan mengupas tuntas kepercayaan tersebut, mengeksplorasi keistimewaan bulan Ramadhan, dan mengklarifikasi apakah meninggal di bulan yang penuh berkah ini benar-benar menjamin tiket menuju surga. Keistimewaan bulan Ramadhan tak dapat dipungkiri. Ini adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Muslim untuk meningkatkan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berbagai ibadah, seperti puasa, sholat tarawih, tadarus Al-Qur'an, dan bersedekah, dilakukan dengan semangat yang tinggi dan penuh khusyuk. Namun, penting bagi kita untuk memahami dengan benar hubungan antara meninggal di bulan Ramadhan dan jaminan masuk surga. Apakah benar ada jaminan tersebut?

Kita akan membahas secara mendalam keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan, menganalisis hadits serta ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan, dan menyampaikan pandangan para ulama mengenai kematian serta faktor-faktor yang menentukan keselamatan di akhirat.

Simak pembahasan selengkapnya berikut ini, sebagaimana telah dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Rabu (12/3/2025).

1. Keistimewaan dan Keutamaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan hadir dengan keistimewaan yang tak tertandingi dalam Islam, di mana suasana spiritualnya begitu mendalam.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, kita diajak untuk merasakan momen magis saat "pintu-pintu surga dibuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan dibelenggu." (HR. Muslim).

Ini adalah waktu yang tepat bagi setiap hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ampunan-Nya, dengan pahala ibadah yang berlipat ganda.

Tak hanya itu, bulan ini juga menjadi saksi turunnya Al-Qur'an, menjadikannya sebagai bulan wahyu dan petunjuk bagi umat manusia. Puncaknya adalah Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana rahmat dan ampunan Allah melimpah.

Semua keistimewaan ini adalah anugerah dari Allah SWT, memberikan kesempatan bagi kita untuk membersihkan diri dari dosa dan memperbanyak amal saleh.

Mari manfaatkan bulan Ramadhan ini sebaik-baiknya, jangan sampai kita terjebak dalam kesibukan duniawi dan menyia-nyiakan kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Asal Mula Keyakinan 'Meninggal di Bulan Ramadhan Masuk Surga'

Keyakinan bahwa meninggal di bulan Ramadhan menjamin seseorang masuk surga sering kali disandarkan pada hadits Abu Hurairah yang menyebutkan pintu surga terbuka selama bulan suci ini.

Namun, penting untuk memahami bahwa penafsiran hadits tersebut tidak bisa sembarangan.

Sebagian ulama menafsirkan secara harfiah, menganggap pintu surga benar-benar terbuka, sementara yang lain melihatnya sebagai simbol banyaknya peluang untuk beramal baik dan mendapatkan ampunan.

Kesalahpahaman muncul ketika banyak orang beranggapan bahwa kematian di bulan Ramadhan secara otomatis menjamin surga, padahal makna sesungguhnya jauh lebih dalam.

Imam Badruddin Al-'Aini dalam 'Umdatul Qari' menegaskan bahwa terbukanya pintu surga bisa dimaknai secara nyata maupun kiasan.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam memahami hadits ini meninggal di bulan Ramadhan bukan jaminan surga. Yang menentukan adalah amal saleh dan ketaatan kita sepanjang hidup.

Kesimpulannya, anggapan bahwa kematian di bulan Ramadhan otomatis membawa seseorang ke surga adalah kesalahpahaman yang perlu diluruskan, karena yang menentukan nasib di akhirat adalah amal dan ketaatan kepada Allah SWT.

3. Pandangan Islam Tentang Kematian

Kematian adalah sebuah kepastian yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi setiap makhluk hidup, seperti yang tertuang dalam QS. Luqman: 34, yang mengingatkan kita bahwa hanya Allah yang mengetahui kapan dan di mana kita akan mengakhiri hidup.

Rahasia ini mengajak kita untuk tidak berandai-andai atau merasa aman dari takdir-Nya. Dalam Islam, kita diajarkan tentang husnul khatimah, yaitu meninggal dalam keadaan baik, beriman, bertaubat, dan beramal saleh.

Doa untuk husnul khatimah senantiasa dipanjatkan oleh setiap muslim, karena yang menentukan nasib di akhirat bukanlah waktu atau tempat kematian, melainkan amal kebaikan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.

Seberapa banyak kebaikan yang kita lakukan selama hidup inilah yang akan menjadi penentu utama keselamatan kita di akhirat.

4. Faktor Penentu Masuk Surga dalam Islam

Keimanan dan ketaqwaan adalah kunci utama yang membuka gerbang surga, di mana keikhlasan dalam beriman dan kedalaman ketaqwaan mendorong kita untuk berbuat baik serta menjauhi segala larangan-Nya.

Amal saleh menjadi cermin nyata dari keimanan kita; semakin banyak kebaikan yang kita lakukan, semakin besar pula kesempatan untuk meraih rahmat dan ampunan Allah SWT, Sang Maha Pengasih dan Penyayang.

Dalam pandangan Ibnu Hajar Al-'Asqalani, amal saleh bukan hanya sekadar tindakan, tetapi juga sinyal bahwa rahmat Allah SWT siap menyambut kita ke dalam surga.

Maka, marilah kita terus beramal saleh dan senantiasa berharap akan rahmat-Nya yang tak terhingga.

5. Meninggal dalam Kondisi Beribadah vs Meninggal di Bulan Ramadhan

Dalam ajaran Islam, terdapat hadits yang menegaskan bahwa setiap individu akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan saat meninggal.

Oleh karena itu, mengakhiri hidup dalam keadaan beribadah seperti tengah berpuasa atau sholat merupakan hal yang sangat dianjurkan.

Khususnya, meninggal saat berpuasa di bulan Ramadhan memiliki keutamaan tersendiri, meskipun hal ini tidak menjamin otomatis masuk surga.

Yang terpenting adalah niat tulus dan keikhlasan dalam berpuasa, karena keutamaan meninggal dalam amal saleh berlaku di setiap waktu dan tempat. Meninggal dalam keadaan berbuat kebaikan akan menjadi bekal berharga di akhirat.

Hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah menyoroti keutamaan tersebut, namun bukan berarti meninggal di luar bulan Ramadhan tidak memiliki nilai. Yang utama adalah kesungguhan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Fatwa Syekh Bin Bazz juga menekankan bahwa meskipun tidak ada dalil khusus mengenai keutamaan meninggal di bulan Ramadhan, mereka yang meninggal dalam keadaan berpuasa dan beriman pasti akan meraih kebaikan yang besar.

6. Pandangan Ulama Kontemporer

Syekh Nur Ali Salman dari Dairatul Ifta Yordania menegaskan bahwa meninggal di bulan Ramadhan bukanlah tiket otomatis menuju surga; sebaliknya, amal saleh yang kita lakukan menjadi penentu utama.

Mufti Mesir, Syekh Syauqi 'Allam, menambahkan bahwa meskipun meninggal dalam keadaan taat, seperti saat berpuasa atau menunaikan haji, diharapkan akan meraih rahmat Allah SWT, namun ini tetap tidak menjamin seseorang masuk surga.

Ustaz Farid Nu'man Hasan pun mengupas tuntas perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai kewajiban qadha atau fidyah bagi mereka yang meninggalkan puasa sebelum meninggal, menunjukkan betapa kompleksnya hukum Islam yang perlu diteliti lebih mendalam.

Di sisi lain, Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin menjelaskan bahwa meski pintu surga terbuka lebar di bulan Ramadhan untuk memotivasi kita beramal saleh, tidak ada kepastian bagi siapa pun yang meninggal di bulan suci ini untuk langsung melangkah ke surga.

7. Amalan yang Dianjurkan di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah momen suci yang menuntut kita untuk berpuasa dengan penuh keikhlasan dan ketaatan kepada Allah SWT, tanpa terganggu oleh hal-hal yang bisa merusak pahala ibadah kita.

Di bulan yang penuh berkah ini, mari tingkatkan ibadah sholat, termasuk sholat tarawih, baik secara berjamaah di masjid maupun di rumah.

Jangan lupa untuk membaca dan merenungkan Al-Qur'an, karena dengan memahami makna ayat-ayat-Nya, kita akan semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Selain itu, bersedekah dan menunaikan zakat fitrah adalah amalan mulia yang sangat dianjurkan, terutama untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Perbanyaklah doa, istighfar, dan taubat, karena di bulan ini, kita berkesempatan memohon ampunan dan pertolongan dari Allah SWT.

Namun, ingatlah bahwa meninggal di bulan Ramadhan tidak menjamin surga yang terpenting adalah ketaatan dan amal saleh kita sepanjang hidup.

Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk beribadah dengan sebaik-baiknya dan berharap pada husnul khatimah, menjaga konsistensi dalam beramal saleh setiap hari.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending