1. Aul Berbagi Trik Bikin Konten Ringan dan Menghibur

Sesi diskusi semakin menggairahkan ketika Aul (@tutorialhidub) hadir dan membagikan kisah inspiratifnya dalam menciptakan konten yang menarik sekaligus menghibur, di samping kebiasaan sederhana yang ia jalani untuk menjaga lingkungan, seperti rutin memilah sampah. Dr. Erna Febriani, S.Si, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, memberikan apresiasi yang tinggi atas kolaborasi antara Liputan6.com dan AksiKitaIndonesia yang telah memberikan wawasan berharga kepada para mahasiswa.

Tak hanya itu, acara ini juga diperkaya dengan permainan interaktif Kahoot yang menguji pemahaman mahasiswa tentang fakta dan penyebab perubahan iklim, sekaligus membantu meluruskan berbagai miskonsepsi yang ada. Para peserta pun diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pembicara, dan sebagai penghargaan atas partisipasi aktif mereka, setiap peserta menerima e-certificate dari Liputan6.com.

Melalui Liputan6 Connect, Liputan6.com menunjukkan komitmennya dalam menyediakan edukasi literasi digital dan memberdayakan generasi muda agar lebih cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan informasi di era digital.

2. AksiKitaIndonesia Ajak Anak Muda Peduli Lingkungan

Dalam acara yang mengangkat isu perubahan iklim dan deforestasi, AksiKitaIndonesia mencuri perhatian dengan upaya mereka untuk memicu percakapan publik melalui media sosial. Dengan lebih dari 750 ribu pengikut yang akrab disapa "Sobat Aksi," mereka menjadi wadah bagi generasi muda untuk memahami masalah lingkungan dengan pendekatan bercerita yang kreatif.

Melalui kampanye dan konten informatif, AksiKitaIndonesia tak henti-hentinya melawan misinformasi iklim, mengedukasi tentang gaya hidup berkelanjutan, dan menekankan pentingnya literasi lingkungan, semua itu dilakukan dengan prinsip jurnalisme yang bertanggung jawab di bawah naungan BBC Media Action.

Jimmi Silitonga, perwakilan dari AksiKitaIndonesia, mengungkapkan bahwa platform ini bertujuan untuk menyajikan informasi tentang perubahan iklim yang berbasis data dan mudah dicerna oleh anak muda. Ia juga mengingatkan bahwa tidak semua yang dianggap "ramah lingkungan," seperti tren thrifting, benar-benar bebas dari dampak negatif, dan penting bagi para content creator untuk memverifikasi informasi agar tidak menyesatkan.

Salah satu contoh menarik yang dibagikan Jimmi adalah cerita mengenai misinformasi bencana di Sumatra yang muncul akibat insiden penganiayaan di sebuah rumah ibadah, yang memicu diskusi hangat tentang deforestasi dan perubahan iklim di kolom komentar.