Lagi Capek Mental? Ayo Cari Teman Bicara

Penulis: Rita Sugihardiyah

Diperbarui: Diterbitkan:

Lagi Capek Mental? Ayo Cari Teman Bicara
Ilustrasi pria sedang depresi (Credit foto: META AI)

Kapanlagi.com - Kamu pernah ngerasa capek banget tapi bukan capek fisik? Yang kayak kepala penuh, hati sesak tapi nggak tahu harus cerita ke siapa? Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak banget remaja di luar sana yang ngalamin hal serupa. Bahkan, survei Nasional I-NAMHS (National Adolescent Mental Health) yang dirilis UGM 2022 silam, nyebutin kalau lebih dari 15 juta remaja Indonesia (usia 10-17 tahun) mengalami masalah kesehatan mental, mulai dari cemas berlebihan, depresi sampai gangguan perilaku.

Sedihnya, awal Februari 2025 silam, seorang siswi SMA di Banjarbaru ditemukan meninggal dunia, diduga bunuh diri karena tekanan mental yang berat. Kasus ini jadi sorotan nasional dan bikin banyak orang sadar kalau masalah kesehatan mental di kalangan remaja itu nyata dan serius banget. Tapi sayangnya, masih banyak yang nganggep remeh atau malah ngejudge tanpa tahu ceritanya.

1. Faktor Pemicu Kesehatan Mental Remaja

Kenapa masalah ini serius banget? Coba kita amati lagi data terkait kesehatan mental remaja yang dirilis beberapa kampus di Indonesia.

Survei UNESA pada November 2024 terhadap 1.219 mahasiswa menggunakan instrumen SRQ-20 mengungkapkan:
- 21,9% mahasiswa menunjukkan indikasi gangguan mental berat
- 43,5% dalam kategori sedang
- 34,4% dalam kategori ringan

Menariknya, hanya 3,8% mahasiswa yang merasa memiliki masalah berat berdasarkan persepsi diri, menunjukkan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dan persepsi pribadi.

Sementara menurut survei UGM terkait gangguan mental yang umum diidap remaja meliputi:

- Gangguan kecemasan (3,7%)
- Depresi mayor (1,0%)
- Gangguan perilaku (0,9%)
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan ADHD masing-masing sebesar 0,5%

Mengutip beberapa sumber laman kesehatan, ada beberapa faktor yang memicu kesehatan mental remaja, di antaranya:

- Tekanan Sosial dan Media: Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan dan kesuksesan yang tidak realistis di media sosial dapat memicu kecemasan, depresi, dan penurunan rasa percaya diri. Perbandingan sosial yang terus-menerus juga menjadi pemicu.

- Lingkungan Keluarga: Pola asuh yang kurang tepat, baik terlalu protektif maupun kurang perhatian, dapat berdampak negatif. Konflik keluarga yang berkepanjangan dan kurangnya dukungan emosional dari orang tua juga merupakan faktor risiko.

- Bullying dan Kekerasan: Perundungan, baik secara langsung maupun daring (cyberbullying), serta kekerasan fisik atau seksual, dapat menyebabkan trauma emosional jangka panjang, termasuk kecemasan sosial dan rendahnya rasa percaya diri.

- Kesehatan Fisik dan Gaya Hidup: Kurang tidur, pola makan tidak sehat (tinggi gula dan lemak jenuh), dan kurangnya aktivitas fisik dapat memengaruhi kesehatan mental. Kurangnya paparan sinar matahari juga dapat mempengaruhi produksi hormon yang mengatur suasana hati.

- Tekanan Akademik: Beban tugas sekolah yang berat, tuntutan untuk berprestasi, dan kurangnya strategi manajemen waktu dapat menyebabkan stres berlebihan, bahkan burnout.

- Pengalaman Traumatik: Pengalaman traumatis seperti perundungan, kekerasan, pelecehan seksual, atau bencana alam dapat memicu gangguan mental.

- Krisis Identitas: Kesulitan menemukan jati diri dan menghadapi perubahan fisik dan hormonal selama masa pubertas dapat menimbulkan stres dan ketidakpastian.

Tentu faktor-faktor di atas diambil dari kasus yang sering terjadi, sementara setiap remaja memiliki pengalaman yang berbeda. Jika kamu punya teman yang mengalami ciri-ciri gangguan mental seperti mood berubah drastis, cemas berlebihan, putus asa/merasa tidak berguna, marah/agresif, sering insomnia, menyakiti diri sendiri, menarik diri dari lingkungan dan ciri lain yang membuat dia berubah, jangan dijauhi atau ngejudge tanpa tahu ceritanya. Mereka butuh teman dan penting sekali untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Yuk Ngobrol!

Ada banyak cara untuk membantu, termasuk konselor, psikolog, psikiater atau curhat sesama teman. Bisa juga menggunakan aplikasi atau layanan untuk sekedar berbagi masalah, seperti Alma Care yang dibuat untuk selalu menemamimu apapun suasana hatimu. Sedih, marah, cemas, ga tahu harus cerita ke siapa karena introvert, malu atau sebab lain. Cobain Alma Care, ruang aman dan terjaga, dan kamu bisa curhat 24 jam setiap hari. Kapan pun kamu mau.

Alma ga akan ngejudge masalahmu, Alma akan mendengarkan dan coba cari solusi yang pastinya tervalidasi psikiater profesional. Alma hadir jadi sahabat yang memahamimu.

Ingatlah, hidup itu kayak naik sepeda, kadang kamu harus ngebut, kadang kamu harus nge-brake, kadang jatuh, kadang ban gembos, kadang ketemu rezeki di jalan. Tapi yang pasti, kamu harus terus mengayuh! Karena hidupmu itu indah. Coba tanya Alma, seberharga apa dirimu? Yuk ngobrol bareng Alma.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending