Kenali Tanda-Tanda Bayi Alergi Susu, Panduan Utama untuk Orang Tua!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Kenali Tanda-Tanda Bayi Alergi Susu, Panduan Utama untuk Orang Tua!
Ilustrasi Bayi Alergi.

Kapanlagi.com - Alergi susu pada bayi adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh si kecil bereaksi berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam susu, terutama susu sapi. Bayi yang mengalami alergi ini menganggap protein susu sebagai ancaman, sehingga memicu reaksi alergi yang tidak diinginkan. Namun, penting untuk membedakan antara alergi susu dan intoleransi laktosa, yang merupakan ketidakmampuan tubuh untuk mencerna gula dalam susu.

Alergi susu sapi (ASS) adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling umum dijumpai pada bayi dan anak-anak. Menurut perkiraan, sekitar 2-7,5% bayi di bawah usia satu tahun mengalami kondisi ini. Biasanya, gejala alergi susu mulai muncul dalam beberapa bulan pertama kehidupan, terutama saat bayi mulai mengonsumsi susu formula atau makanan yang mengandung susu sapi.

Menariknya, alergi susu tidak hanya dialami oleh bayi yang mengonsumsi susu formula. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pun bisa mengalami alergi ini jika ibu mereka mengonsumsi produk susu sapi, karena protein susu bisa masuk ke dalam ASI. Oleh karena itu, penting bagi semua orang tua untuk memahami dengan baik ciri-ciri alergi susu pada bayi agar dapat memberikan perhatian dan penanganan yang tepat.

Dengan pengetahuan yang memadai, orang tua dapat lebih waspada dan siap dalam menjaga kesehatan si kecil, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Rabu(4/12).

1. Penyebab Alergi Susu pada Bayi

Alergi susu pada bayi merupakan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat dalam susu, terutama susu sapi. Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi ini, seperti adanya riwayat alergi dalam keluarga, sistem pencernaan yang belum sempurna pada bayi prematur, atau pemberian susu formula berbasis susu sapi sebelum usia enam bulan.

Selain itu, kurangnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama juga dapat berkontribusi pada risiko tersebut. Lingkungan yang dipenuhi polusi dan asap rokok turut memperburuk kondisi. Ketika sistem kekebalan bayi menganggap protein susu sapi, seperti kasein dan whey, sebagai ancaman, tubuhnya akan melepaskan histamin, yang memicu gejala alergi. Penting untuk diingat bahwa alergi susu sapi berbeda dengan intoleransi laktosa, yang merupakan masalah pencernaan, bukan reaksi imun.

(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)

2. Ciri-Ciri Bayi Alergi Susu

Mengenali tanda-tanda alergi susu pada bayi adalah langkah krusial bagi orang tua untuk mengambil tindakan yang tepat. Gejala alergi ini bisa bervariasi, muncul segera setelah mengonsumsi susu atau beberapa jam kemudian. Dari gangguan pencernaan seperti muntah, diare, hingga kolik yang menyakitkan, hingga reaksi kulit seperti ruam merah dan eksim, semua ini bisa menjadi sinyal bahaya.

Tak hanya itu, masalah pernapasan seperti hidung tersumbat dan batuk yang tak kunjung reda juga bisa mengindikasikan adanya alergi. Bayi yang rewel, sulit tidur, atau mengalami pertumbuhan yang terhambat patut diwaspadai. Namun, tidak semua bayi menunjukkan gejala yang sama, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika ada kecurigaan.

Dalam kasus langka, alergi susu bisa memicu reaksi parah yang disebut anafilaksis, yang memerlukan penanganan medis segera. Jadi, tetap waspada dan perhatikan setiap perubahan pada si kecil!

3. Diagnosis Alergi Susu pada Bayi

Mendiagnosis alergi susu pada bayi adalah proses yang memerlukan ketelitian dan pendekatan menyeluruh. Dokter anak akan memulai dengan mengumpulkan riwayat medis yang mendalam, meneliti gejala yang muncul, pola makan, serta riwayat alergi dalam keluarga. Setelah itu, pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda alergi, seperti ruam atau gangguan pernapasan.

Metode yang sering digunakan termasuk tes eliminasi dan provokasi, di mana susu sapi dihentikan sementara untuk kemudian dikenalkan kembali guna melihat reaksi. Selain itu, tes darah untuk mengukur kadar Immunoglobulin E (IgE) dan tes kulit juga dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis. Dalam kasus yang lebih rumit, endoskopi dan biopsi usus mungkin diperlukan.

Mengingat gejala alergi susu bisa mirip dengan kondisi lain, penting bagi dokter untuk melakukan penilaian yang cermat. Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan merancang rencana perawatan yang tepat, yang mungkin mencakup perubahan diet atau penggunaan susu formula khusus untuk membantu si kecil.

4. Pengobatan Alergi Susu pada Bayi

Pengobatan alergi susu pada bayi menjadi perhatian utama bagi orang tua, dengan fokus pada penghilangan gejala dan pencegahan reaksi di masa mendatang. Langkah pertama yang harus diambil adalah menghindari susu sapi dan produk turunannya, baik untuk bayi yang menyusui maupun yang menggunakan susu formula, di mana dokter akan merekomendasikan alternatif yang aman.

Susu formula hipoalergenik, seperti formula terhidrolisis ekstensif dan formula berbasis asam amino, menjadi pilihan utama untuk menggantikan susu sapi. Selain itu, gejala yang muncul dapat diatasi dengan antihistamin atau kortikosteroid topikal, sementara dokter gizi mungkin menyarankan suplemen nutrisi jika diperlukan.

Meski imunoterapi menunjukkan harapan, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter anak dalam pengobatan ini. Pemantauan rutin dan evaluasi perkembangan bayi sangat krusial, karena sebagian besar anak akan mengatasi alergi ini seiring bertambahnya usia, meskipun prosesnya bisa memakan waktu.

5. Cara Mencegah Alergi Susu pada Bayi

Mencegah alergi susu pada bayi dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama, berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama untuk melindungi si kecil. Tunda pengenalan susu sapi hingga bayi berusia satu tahun dan perkenalkan makanan padat secara bertahap untuk memantau reaksi alergi. Ibu menyusui perlu memperhatikan diet, terutama jika ada riwayat alergi dalam keluarga.

Penggunaan probiotik selama kehamilan bisa dipertimbangkan, meskipun bukti masih terbatas. Pastikan lingkungan bayi bebas asap rokok dan pertimbangkan susu formula hipoalergenik jika perlu. Jaga kebersihan lingkungan tanpa terlalu steril agar sistem kekebalan bayi berkembang dengan baik.

Konsultasikan dengan dokter anak untuk strategi pencegahan yang tepat. Setiap bayi unik, jadi meskipun langkah-langkah ini dapat membantu, tidak ada jaminan 100% untuk mencegah alergi susu. Jika ada kecurigaan alergi, segera cari bantuan medis.

6. Kapan Harus Konsultasi ke Dokter

(Deddy Corbuzier buka suara terkait isu cerai, marah ke pihak Pengadilan Agama!)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending