Jelajahi Penyebab Kanker Payudara, Dokter Mengungkap Rahasia Faktor Risiko yang Perlu Anda Ketahui!
Diterbitkan:
Ilustrasi kanker payudara (credit: Pexels/Anna Tarazevich)
Kapanlagi.com - Kanker payudara, sebuah penyakit yang berkembang di jaringan payudara, menjadi perhatian utama di Indonesia. Meskipun lebih sering menyerang perempuan, kaum pria pun tidak luput dari ancaman ini.
Berdasarkan data dari Globocan 2022, kanker payudara menduduki posisi teratas sebagai jenis kanker yang paling banyak dialami di Tanah Air. Dengan banyaknya kasus yang terjadi, timbul pertanyaan besar: apa yang menjadi penyebabnya?
Dokter spesialis bedah umum konsultan onkologi, Bajuadji, menjelaskan bahwa hingga saat ini, penyebab pasti kanker payudara masih belum sepenuhnya diketahui. "Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara," ungkap Bajudadji yang berpraktik di Bethsaida Hospital.
Advertisement
1. Kenapa Skrining Kanker Payudara Penting?
Bajuadji menegaskan bahwa diagnosis kanker payudara tidaklah berarti akhir dari segalanya.
Ia mengungkapkan bahwa semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar pula peluang untuk sembuh.
Oleh karena itu, ia mengingatkan betapa pentingnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta menjalani pemeriksaan medis secara berkala." Deteksi dini adalah kunci utama dalam penanganan kanker payudara.
Dengan melakukan skrining rutin seperti mammografi dan USG payudara, kita dapat mendeteksi kanker pada tahap awal, yang tentunya meningkatkan peluang kesembuhan," tegas Bajuadji.
(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)
2. Faktor Resiko Kanker Payudara
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai:
1. Faktor Genetik: Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko.
2. Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker payudara, risikonya pun meningkat.
3. Usia: Risiko kanker payudara cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah 50 tahun.
4. Hormon: Paparan estrogen yang tinggi dalam jangka waktu lama, seperti menstruasi dini, menopause terlambat, atau terapi hormon jangka panjang, dapat menjadi pemicu.
5. Gaya Hidup: Faktor-faktor seperti obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok juga berkontribusi.
6. Paparan Radiasi: Terutama berisiko bagi individu yang terpapar radiasi sejak usia muda.
Penting bagi kita untuk lebih waspada dan memahami faktor-faktor ini agar dapat melakukan langkah pencegahan yang tepat. Kesehatan payudara adalah tanggung jawab kita bersama!
3. Pengobatan Kanker Payudara Stadium III
Bajuadji menjelaskan bahwa ketika tumor mencapai ukuran 4-6 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah bening atau jaringan sekitarnya, maka pasien terdiagnosis kanker payudara stadium III.
Dalam tahap ini, pengobatan yang ditawarkan meliputi kemoterapi, radiasi, dan mastektomi, dengan tingkat kesembuhan berkisar antara 40-60%.
Namun, jika kanker sudah memasuki stadium IV, artinya telah menyebar ke organ-organ lain seperti paru-paru, hati, tulang, dan otak, maka penanganan akan lebih kompleks dengan kemoterapi dan radiasi, serta pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien, dengan tingkat kesembuhan hanya 20-30%.
"Setiap pasien memiliki kondisi yang unik, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis agar terapi yang diberikan tepat sasaran sesuai dengan stadium dan karakteristik penyakit," tambah Bajuadji.
(Lama mendekam di dalam tahanan, badan Nikita Mirzani jadi lebih kurus sampai tulang kelihatan.)
(kpl/rao)
M Rizal Ahba Ohorella
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Musik Lirik Lengkap Lagu-Lagu Terpopuler Raisa Dari Masa Ke Masa
