Intip Kriteria Laptop yang Dongkrak Produktivitas Content Creator
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Memasuki era yang serba digital seperti sekarang ini, siapapun bisa eksis lewat karya mereka dengan sangat mudah. Bahkan, jadi content creator juga gampang seiring dengan banyaknya platform yang bisa dimanfaatkan buat mempublikasikan karya, termasuk dalam bentuk video. Kalau dulu software video editor terkesan eksklusif, sekarang bisa diakses dengan siapa saja dengan mudah.
Nggak hanya itu saja, perkembangan teknologi juga melahirkan berbagai perangkat komputasi rumahan seperti laptop yang dibekali dengan spesifikasi mumpuni. Jadi bisa melakukan dan mendukung aktivitas video editing ala profesional.
Tapi, jangan pilih sembarang laptop karena nggak semua dirancang menjadi perangkat yang tepat buat video editor. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dan jadi kunci dari suksesnya konten buatanmu. Apa saja sih?
Advertisement
#1 Spesifikasi dan Performa
Berbagai aplikasi kreatif seperti video editor jelas membutuhkan spesifikasi tinggi jika dibandingkan dengan aplikasi kantoran. Biar bisa berjalan bebas hambatan, diperlukan laptop khusus video editing yang dibekali dengan prosesor seri high performance, misalnya saja Intel Core H Series atau AMD Ryzen H Series. Prosesor tersebut memiliki tenaga lebih dibandingkan dengan prosesor laptop yang mengedepankan mobilitas seperti Intel Core U Series atau AMD Ryzen U Series.
Nggak hanya prosesor, jenis chip grafis, RAM, dan penyimpanan juga perlu diperhatikan. Supaya bisa lebih lancar saat melakukan video editing, laptop untuk video editor sebaiknya memiliki chip grafis tambahan seperti NVIDIA GeForce RTX atau GTX. Sementara untuk yang lainnya, kapasitas RAM sebesar 8GB DDR4 merupakan standar minimum sedangkan penyimpanan sudah wajib menggunakan PCIe SSD agar waktu loading saat menjalankan aplikasi menjadi lebih singkat.
#2 Kualitas Reproduksi Warna yang Tinggi
Nggak semua laptop hadir dengan kualitas layar yang mampu memproduksi warna tingkat tinggi. Setiap laptop biasanya memiliki kemampuan yang berbeda. Sering disebut color gamut atau color space, layar dengan kemampuan reproduksi warna tinggi akan lebih baik bagi video editor, karena sosok tersebut wajib mengetahui setiap detail warna yang berbeda pada video yang diproses. Kalau laptop yang digunakan tidak memiliki performa yang satu ini, bisa berdampak pada kualitas hasil akhir video.
Kebanyakan laptop menggunakan color gamut sRGB sebagai standar. Namun khusus untuk video editor, layar laptop yang digunakan sebaiknya sesuai dengan standar yang digunakan industri film saat ini yaitu DCI-P3. Layar laptop dengan color gamut 100% DCI-P3 mampu mereproduksi warna lebih banyak dari layar laptop dengan color gamut 100% sRGB. Dengan kata lain, layar laptop dengan color gamut 100% DCI-P3 memiliki kemampuan untuk manampilkan visual dengan warna yang lebih kaya.
#3 Akurat dalam Memproduksi Warna
Selain dapat mereproduksi banyak warna, layar laptop khusus video editor juga wajib menampilkan setiap warna secara akurat. Hal ini penting demi menjaga konsistensi kualitas video yang dibuat. Jika tidak mampu mereproduksi warna dengan baik, jelas akan membuat video tampil dengan warna berbeda ketika diputar di perangkat lain.
Jadi, dibutuhkan kalibrasi menggunakan alat khusus. Namun saat ini ada pula laptop dengan layar yang telah dikalibrasi agar tingkat reproduksi warnanya sangat akurat sejak awal. Laptop tersebut biasanya mengantongi sertifikasi seperti PANTONE Validated Display, yang artinya layar tersebut telah dikalibrasi dengan standar warna dari PANTONE yang merupakan organisasi khusus untuk menentukan standar warna di berbagai industri.
#4 Layar Harus Mendukung Fitur Visual Modern
Demi karya video yang maksimal, layar laptop secara khusus wajib mendukung fitur visual modern. Misalnya saja High Dynamic Range atau HDR adalah salah satunya. Layar laptop yang sudah mendukung fitur HDR membuat video editor juga dapat menghasilkan karya dengan format HDR yang kini sudah didukung oleh platform video sharing ternama seperti YouTube.
Selain HDR, layar laptop untuk video editing juga sebaiknya memiliki response time yang cepat (minimal 3ms). Meski biasanya response time diasosiasikan dengan penggunaan gaming, namun layar dengan response time cepat juga membantu video editor untuk melihat detail visual pada video yang sedang dikerjakan secara lebih baik. Hal tersebut dikarenakan layar dengan response time yang cepat membuat layar dapat menampilkan motion atau pergerakan gambar secara lebih baik.
#5 Laptop Wajib Memiliki Konektivitas Mumpuni
Video editor profesional bekerja dengan berbagai perangkat pendukung lainnya. Nggak hanya mouse, perangkat lain seperti penyimpanan eksternal, monitor tambahan, bahkan alat kontrol khusus video editing juga sudah banyak tersebar luas. Tentu saja semua perangkat tersebut wajib terhubung ke laptop yang digunakan.
Untuk itulah laptop video editing wajib memiliki port yang lengkap seperti HDMI, USB Type-A, dan USB Type-C sehingga para video editor dapat lebih leluasa menghubungkan perangkat pendukungnya. Video editor juga butuh koneksi internet yang stabil. Melalui teknologi WiFi 6, laptop video editing dapat terhubung ke jaringan internet dengan lebih cepat dan stabil.
Mau Tahu Laptop yang Penuhi Semua Syarat Tersebut?
Masih galau mencari laptop yang dapat memenuhi semua syarat tersebut? Ada ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X merupakan seri laptop terbaik yang dapat Anda pilih. Kedua seri laptop tersebut telah dibekali dengan prosesor high performance dari Intel atau AMD yang dapat memastikan kinerja terbaik untuk aktivitas video editing. ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X juga memiliki varian yang dibekali chip grafis NVDIA GeForce RTX dan GTX dengan dukungan NVIDIA Studio Driver khusus untuk menunjang aplikasi video editing, serta didukung oleh penyimpanan berupa PCIe SSD berkecepatan tinggi.
ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X juga dibekali konektivitas super lengkap dengan dukungan WiFi 6 dan Bluetooth 5.1 untuk konektivitas nirkabelnya, serta berbagai port modern agar video editor dapat menghubungkan berbagai perangkat pendukung aktivitasnya. Port yang tersedia mulai dari USB Type-A, USB Type-C, HDMI, 3.5mm Combo Audio Jack, dan MicroSD Card Reader.
Yang paling istimewa dari ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X adalah layarnya. Kedua seri laptop tersebut telah dibekali dengan layar ASUS OLED, yaitu teknologi layar laptop terbaik saat ini. Laptop yang menggunakan layar ASUS OLED dipastikan memiliki color gamut 100% DCI-P3, tersertifikasi PANTONE Validated Display, serta mendukung fitur HDR dengan sertifikasi VESA DisplayHDR 500 True Black. Tidak hanya itu, layar ASUS OLED juga memiliki response time hanya 0,2ms yang jauh lebih kencang dibandingkan dengan layar laptop pada umumnya, serta dilengkapi fitur EyeCare bersertifikasi TÜV Rheinland untuk menjaga kesehatan mata penggunanya.
ASUS juga merupakan pemimpin pasar laptop dengan layar OLED dan diakui sebagai produsen laptop OLED nomor satu di Indonesia dan di dunia. ASUS juga merupakan satu-satunya brand laptop yang menghadirkan varian laptop dengan layar OLED terbanyak di Indonesia, serta satu-satunya brand laptop di Indonesia yang memiliki varian laptop berlayar OLED dengan harga di bawah Rp10 juta. Kini semua orang bisa menghasilkan karya video berkualitas menggunakan teknologi layar ASUS OLED.
Khusus untuk seri Vivobook Pro X, ASUS menghadirkan fitur eksklusif bernama ASUS DialPad. Fitur tersebut memungkinkan kontrol yang lebih intuitif saat menggunakan aplikasi kreatif dan ASUS telah memberikan preset fungsi khusus untuk empat aplikasi yang paling banyak digunakan di bidang kreatif. Dua di antaranya adalah Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect yang sangat populer di kalangan video editor. ASUS DialPad terintegrasi dengan touchpad dan sangat mudah untuk diaktifkan.
Laptop ASUS Vivobook Pro dengan layar ASUS OLED telah tersedia dan dibanderol dengan harga mulai dari Rp11 jutaan. Yuk, cek info selengkapnya di sini.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/wri)
Wuri Anggarini
Advertisement