Eksplorasi Motif Batik Nusantara yang Jarang Diketahui Generasi Muda
Diterbitkan:
Ilustrasi proses pembuatan batik. (c) master2/Depositphotos.com
Kapanlagi.com - Setiap tanggal 2 Oktober, masyarakat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional. Peringatan ini bukan hanya jadi ajang untuk mengenakan batik, tapi juga mengingatkan kita pada kekayaan budaya yang sudah diakui dunia sebagai warisan kemanusiaan oleh UNESCO. Batik bukan sekadar kain dengan corak indah, melainkan simbol jati diri, filosofi, sekaligus cerita dari tiap daerah di Nusantara.
Sayangnya, masih banyak generasi muda yang hanya familier dengan motif batik yang populer, seperti Parang dari Jawa atau Mega Mendung dari Cirebon. Padahal, Indonesia punya ratusan motif batik yang tak kalah memesona, masing-masing dengan makna, sejarah, dan nilai filosofis yang begitu dalam.
Menariknya, beberapa motif batik yang jarang terekspos justru punya keunikan tersendiri, baik dari warna, bentuk, maupun cerita yang melatarbelakanginya. Nah, biar makin kenal dengan kekayaan budaya bangsa, yuk eksplorasi motif-motif batik Nusantara yang jarang diketahui tapi punya pesona luar biasa!
Advertisement
1. Batik Lasem (Jawa Tengah - pesisir)
Kalau ngomongin batik pesisir, Lasem jadi salah satu yang paling ikonik. Motif ini bahkan sudah dikenal sejak zaman Majapahit, lalu berkembang pesat setelah abad ke-15 ketika pendatang Tionghoa menetap di wilayah pesisir utara Jawa. Dari sinilah lahir perpaduan unik antara budaya Jawa dan Tionghoa yang kemudian melekat dalam Batik Lasem.
Ciri khas Batik Lasem ada pada warna merah menyala yang kuat dan berani, sering disebut sebagai 'merah darah ayam'. Warna ini melambangkan semangat, keberanian, dan cinta. Tak hanya itu, corak flora dan fauna yang dipadukan dengan sentuhan oriental membuat Batik Lasem berbeda dari batik tradisional Jawa lainnya.
Menariknya, Batik Lasem bukan cuma sekadar kain. Ia pernah jadi simbol status sosial sekaligus bentuk perlawanan, dipakai masyarakat pesisir sebagai ekspresi identitas dan kebebasan. Hingga kini, Batik Lasem tetap jadi bukti hidup bahwa batik adalah hasil pertemuan budaya yang sarat makna sejarah.
(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)
2. Batik Cual (Bangka Belitung)
Kalau Lasem dikenal lewat merah menyala khasnya, Bangka Belitung punya batik yang tak kalah unik, yaitu Batik Cual. Kain ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-17 dan awalnya bukan untuk semua orang. Konon, Batik Cual dulunya hanya dipakai oleh keluarga bangsawan atau kalangan kerajaan sebagai simbol status dan kemewahan.
Keistimewaan Batik Cual ada pada motif dan teknik pembuatannya yang detail. Polanya terinspirasi dari alam maritim Bangka Belitung, seperti bunga, gelombang laut, hingga fauna laut. Warna yang digunakan pun cerah, biru laut, hijau zamrud, atau kuning keemasan sehingga mencerminkan keindahan panorama pesisir.
Tak hanya indah, Batik Cual juga sarat makna. Motif-motifnya dipercaya membawa doa dan harapan akan kehidupan yang sejahtera, selaras, dan penuh kebaikan. Kini, Batik Cual tak lagi eksklusif untuk bangsawan, tapi bisa dikenakan semua kalangan, sehingga kekayaan budaya Bangka Belitung makin dikenal luas.
3. Batik Tidayu (Kalimantan Barat)
Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu daerah yang kaya akan keberagaman budaya. Di sini lahir batik khas bernama Batik Tidayu. Nama Tidayu sendiri merupakan singkatan dari tiga kelompok etnis besar di Kalbar, yaitu Tionghoa, Dayak, dan Melayu. Batik ini menjadi simbol harmoni dan persaudaraan antarbudaya yang sudah terjalin lama di Bumi Khatulistiwa.
Motif Batik Tidayu biasanya menggambarkan kekayaan alam Kalimantan, seperti burung enggang, pohon khas hutan tropis, hingga ornamen tradisional Dayak. Dari sisi warna, batik ini cenderung berani dengan kontras yang tegas, menggambarkan karakter masyarakat Kalimantan yang penuh semangat dan kehangatan.
Tak hanya sekadar kain, Batik Tidayu punya filosofi mendalam, ia merepresentasikan kebersamaan, toleransi, dan identitas budaya yang kuat. Dengan mengenakan batik ini, kita seakan merayakan keragaman yang menyatu dalam harmoni.
4. Batik Cendrawasih (Papua)
Kalau biasanya Papua dikenal lewat ukiran, anyaman, atau seni tubuh, ternyata daerah paling timur Indonesia ini juga punya motif batik khas yang nggak kalah menawan, yaitu Batik Cendrawasih. Seperti namanya, motif utamanya terinspirasi dari burung Cendrawasih yang sering disebut sebagai bird of paradise karena keelokan bulunya.
Motif burung Cendrawasih dalam batik Papua punya makna yang dalam. Ia melambangkan keindahan, kebebasan, dan harapan, sekaligus menggambarkan semangat masyarakat Papua yang penuh warna. Tak heran, batik ini sering dihiasi kombinasi warna cerah dan kontras seperti kuning, biru, hijau, hingga merah yang mencerminkan kekayaan alam dan keceriaan khas Papua.
Selain burung Cendrawasih, beberapa pengrajin juga menggabungkan motif-motif khas Papua lainnya, seperti ukiran Asmat atau simbol alam hutan tropis. Semua itu membuat Batik Cendrawasih jadi karya unik yang menyatukan tradisi lokal dengan teknik batik Nusantara. Bagi generasi muda, mengenakan Batik Cendrawasih bukan cuma soal gaya, tapi juga bentuk kebanggaan terhadap identitas Papua yang berakar kuat pada harmoni antara manusia dan alam.
5. Batik Sido Luhur (Solo)
Solo dikenal sebagai salah satu pusat batik klasik. Salah satu motif paling sarat makna dari daerah ini adalah Batik Sido Luhur. Motif ini bukan sembarang batik, karena biasanya dikenakan dalam momen sakral seperti pernikahan adat Jawa.
Nama Sido Luhur sendiri berasal dari kata 'sido' yang berarti 'jadi/terwujud' dan 'luhur' yang berarti 'mulia/tinggi derajatnya'. Jadi, Batik Sido Luhur dipercaya membawa doa dan harapan agar pemakainya kelak memperoleh kehidupan yang mulia, penuh kebijaksanaan, serta selalu dalam kebaikan.
Motifnya berbentuk geometris dengan pola berulang yang rapi, mencerminkan keteraturan hidup dan keselarasan. Warna yang digunakan umumnya cokelat sogan, biru tua, atau hitam, warna klasik yang identik dengan batik keraton.
Batik Sido Luhur bukan hanya kain yang indah secara visual, tapi juga sarana untuk menuturkan doa leluhur. Hingga kini, ia tetap jadi pilihan utama dalam upacara adat Jawa, sekaligus mengingatkan generasi muda bahwa batik adalah medium budaya yang menyimpan pesan moral dan spiritual.
Jangan cuma kenal motif batik yang itu-itu aja. Indonesia punya ratusan motif dengan cerita yang nggak kalah keren, lho! Yuk, mulai eksplorasi kekayaan batik Nusantara, temukan motif favoritmu, dan tunjukkan gaya unikmu lewat batik. Karena pakai batik bukan cuma soal fashion, tapi juga cara merawat budaya bangsa.
Penulis: Umi Zakiyatun
(Lama mendekam di dalam tahanan, badan Nikita Mirzani jadi lebih kurus sampai tulang kelihatan.)
(kpl/wri)
Wuri Anggarini
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Musik Lirik Lengkap Lagu-Lagu Terpopuler Raisa Dari Masa Ke Masa
