Dokter Spesialis THT Ungkap Bahaya Sound Horeg, Gendang Telinga Bisa Robek

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Dokter Spesialis THT Ungkap Bahaya Sound Horeg, Gendang Telinga Bisa Robek
dr. Meyrna Heryaning Putri (credit: KapanLagi.com)

Kapanlagi.com - Belakangan ini, suara-suara bising dari sound horeg di jalan atau acara hajatan makin sering kita dengar. Tapi tahukah kamu, suara seperti itu bisa merusak telinga secara permanen? Dalam wawancara eksklusif bersama KapanLagi.com, dokter spesialis THT, dr. Meyrna Heryaning Putri, menjelaskan secara detail dan sederhana tentang bahaya paparan suara keras terhadap pendengaran kita.

"Suara itu kan berupa gelombang ya. Pertama kali suara masuk lewat daun telinga, dikumpulkan dulu, terus masuk ke liang telinga dan sampai ke gendang telinga," jelas dr. Meyrna. "Di situ suara diperkuat, difokuskan, dan diteruskan lewat tulang pendengaran menuju ke telinga tengah, lalu ke telinga bagian dalam."

Telinga bagian dalam terdiri dari struktur yang sangat kecil dan halus seperti rumah siput (cochlea) dan organ keseimbangan. Di dalam rumah siput inilah gelombang suara diubah menjadi impuls listrik dan diteruskan ke otak melalui saraf delapan.

"Kompleks ya. Jadi suara masuk ke rumah siput, dari gelombang berubah jadi mekanik, lalu jadi impuls listrik yang dibawa ke batang otak, naik ke atas, dan baru diterjemahkan oleh otak kita di area pendengaran," tutur dr. Meyrna.

1. Kenapa Suara Sound Horeg Bisa Berbahaya?

Nah, bagaimana jika suara yang masuk sangat keras seperti suara dari sound horeg? Menurut dr. Meyrna, getaran dari suara keras bisa menyebabkan kerusakan struktural di telinga.

"Kalau gelombangnya besar banget, misalnya suara ledakan atau petasan 'blar!' bayangkan energinya masuk ke telinga kita. Gendang telinga yang tipis itu bisa langsung robek, tulang-tulang pendengaran di baliknya bisa porak-poranda, dan rumah siput yang kecil juga bisa rusak semua," ungkapnya.

Bahkan bukan cuma bagian mekaniknya saja yang terdampak, tapi juga saraf-saraf di dalam telinga. Jika sudah begini, kerusakan bisa menjadi permanen. "Kalau komponen di telinga rusak, termasuk sarafnya, maka telinga tidak bisa lagi menghantarkan suara dengan baik. Dan memperbaikinya itu jadi sangat sulit," tegas dr. Meyrna.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Batas Aman Suara yang Bisa Didengar Telinga

Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018, batas aman suara untuk didengar manusia adalah 85 desibel (db) selama maksimal 8 jam per hari atau 40 jam per minggu. "85 db itu udah kayak yang harus dibatasi. Kalau 85 db boleh 8 jam, begitu naik jadi 88 db, waktunya harus dibagi dua jadi 4 jam. 91 db jadi 2 jam. 100 db cuma boleh 15 menit. Kalau sudah 110 db, itu hanya boleh didengar kurang dari 2 menit," jelas dr. Meyrna.

Dan bagaimana dengan suara sound horeg? "Alat saya mencatat, suara seperti itu bisa sampai 130-135 db. Padahal 120 db saja sudah bisa menyebabkan bahaya langsung. Kalau sudah 135 db, itu disebut trauma akustik. Kerusakannya langsung dan permanen," katanya mengingatkan.

dr. Meyrna juga memberi contoh suara sehari-hari yang sering diremehkan. Saat ia berbicara saja tanpa mikrofon, alat pengukur desibel yang ia gunakan menunjukkan angka 70-79 db. "Saya ngomong biasa seperti ini aja, tanpa mic, sudah 70-an db. Kalau saya kecilkan suara saya, dia turun ke 50-60 db. Kalau kenceng-kenceng pun juga itu juga udah bisa berpotensi ini ya, apalagi yang suara sampai setinggi itu," paparnya.

3. Teliti Sebelum Tuli, Yuk Lebih Peduli Sama Telinga Kita

Melalui wawancara ini, dr. Meyrna berharap masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan telinga dan tidak menganggap remeh paparan suara keras. "Dulu orang mungkin pikir, 'ah nggak apa-apa suara keras biasa aja', tapi semoga dengan pemaparan ini kita jadi lebih aware. Karena ini bukan cuma masalah di Indonesia, tapi sudah jadi perhatian dunia," katanya.

Gimana menurut KLovers? Semoga kita sehat terus ya!

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

(kpl/pit)

Rekomendasi
Trending