Kapanlagi.com - Sebagai negara dengan populasi mayoritas memeluk agama Islam, masyarakat Indonesia cenderung mengkonsumsi makanan halal. Makanan yang memiliki kandungan non-halal seperti babi akan mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah. Maka dari itu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) rutin melakukan inspeksi untuk meneliti kandungan daging babi tersebut.

Belum lama ini ada satu temuan mengejutkan dari Pekanbaru, Riau. BPOM menemukan terdapatnya DNA babi dalam bakso di sebuah warung di daerah KH Ahmad Dahlan, Riau. "Temuan mengandung babi setelah kita melakukan pemeriksaan sampel rutin," ujar Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BPOM Pekanbaru, Adrizal dikutip dari merdeka.com.

Hasil pengujian BPOM yang ditujukan untuk Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat bahwa bakso yang diperjualbelikan sejak tahun 2004 ini positif mengandung DNA Porcine (babi). Namun sang pemilik menyangkal telah menggunakan daging hewan yang diharamkan di sejumlah keyakinan ini.

"Sejak warung saya berdiri di tahun 2004, saya tidak pernah menjual bakso dengan daging babi," begitu tukas pemilik, Suryanto, menanggapi hasil temuan BPOM ini. Akibat ditemukannya sampel daging babi dalam bakso yang dijualnya, Suryanto harus pasrah menerima skorsing penghentian aktivitas perdagangan selama 21 hari kerja.

"Setelah kita telusuri, (izin) mereka tidak ada sama sekali. Dan saat ini izin kelaikan masih dalam proses pengurusan pada kami. Kita koordinasi terus dengan BPOM untuk langkah selanjutnya," ujar Kepala Dinkes Pekanbaru, drg. Helga S. Munir.

Inspeksi ini dilakukan oleh BPOM untuk memastikan bahwa pedagang bakso manapun tidak melakukan kecurangan dan merugikan konsumen. Diharapkan para pedagang mau jujur, serta menggunakan bahan daging yang sesuai prosedur keamanan, mutu serta gizi terjamin, dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat luas. Anyway, jujur itu baik kok KLovers ;)