Di Balik Air Mata Gus Baha, Mengungkap Alasan Mengapa Ia Sering Menangis

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Di Balik Air Mata Gus Baha, Mengungkap Alasan Mengapa Ia Sering Menangis
Gus Baha. (Youtube Gus Baha Official)

Kapanlagi.com - Di balik senyum dan canda yang sering mengundang tawa para jamaah, terdapat sisi mendalam dari Gus Baha, ulama kharismatik asal Rembang yang jarang diketahui banyak orang. Ternyata, di balik keilmuannya yang luas, Gus Baha kerap meneteskan air mata dalam kesendirian.

Air mata KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini bukanlah karena persoalan duniawi, melainkan muncul dari perenungan mendalam tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Dalam salah satu majelis pengajian, Gus Baha mengungkapkan betapa seringnya ia menangis saat merenungkan kebesaran Allah yang senantiasa memberikan kasih sayang, meski sering kali dilupakan oleh makhluk-Nya.

Ia merasakan keprihatinan mendalam ketika melihat banyak orang yang kurang percaya kepada Allah, padahal hanya Dia yang menciptakan segalanya. "Kulo niku sering nangisi Pangeran, padahal Pangeran niku mboten butuh kita. Tapi kulo kadang-kadang nggih tak tangisi," ungkapnya dengan tulus, seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari tayangan video di kanal YouTube @khidmatumatchannel9230.

Gus Baha kemudian mengutip ayat Al-Qur'an yang menggambarkan betapa Allah mempertanyakan sikap manusia yang tidak percaya kepada-Nya, padahal sudah jelas Dia adalah Sang Pencipta. Kisah ini mengajak kita untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan Tuhan dan menyadari betapa berharganya kehadiran-Nya dalam hidup kita.

1. Sama Tetangga Percaya, Kenapa Sama Allah Tidak?

Dalam sebuah ceramah yang menggugah, Gus Baha mengungkapkan sebuah ayat yang menohok: "Nahnu khalaqnaakum falaw laa tusaddiquun," yang berarti, "Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?"

Dengan nada khasnya, Gus Baha menyindir manusia yang lebih percaya kepada sesama makhluk ketimbang kepada Sang Pencipta. "Kowe mek tanggamu percoyo, mbek konco percoyo, wong liyo percoyo.

Lah aku sing gawe kowe kok ora mbok percoyo," ujarnya, menggambarkan ironi bahwa kita sering kali menyerahkan segalanya kepada pasangan atau teman, namun melupakan untuk berserah kepada Allah yang telah menciptakan kita.

Dengan nada getir, ia menambahkan, "Urusan mbek bojo iso pasrah, urusan mbek konco iso pasrah. Lah aku iki Pangeran, kok ora tau mbok pasrahi." Kesadaran akan hal ini membuatnya terharu, bahkan meneteskan air mata bukan karena kesedihan, tetapi sebagai bentuk penghormatan dan kesadaran akan ketidaklayakan di hadapan Allah yang Maha Sempurna.

Tangisan Gus Baha bukanlah tanda kelemahan, melainkan sebuah ekspresi spiritual yang mendalam, menggambarkan betapa pentingnya kepasrahan kepada Sang Pencipta.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Pentingnya Tawakal

Dalam Islam, air mata yang mengalir karena cinta kepada Allah mencerminkan kelembutan hati yang tulus. Rasulullah, yang dikenal dengan hatinya yang lembut, sering meneteskan air mata dalam doanya.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk merenungkan makna mendalam dari ayat-ayat suci dan membangun keyakinan yang kokoh kepada Allah dalam setiap langkah hidup.

Ia menekankan pentingnya tawakal menyerahkan segala urusan kepada Allah, sambil tetap berusaha sebagai makhluk-Nya. "Urusanmu ya dengan Aku, jangan diserahkan pada makhluk," tegasnya, mengingatkan kita untuk tidak melupakan hakikat bahwa segalanya berasal dari dan akan kembali kepada-Nya.

Dengan gaya yang mengalir dan mudah dipahami, ceramah Gus Baha, yang kerap viral, tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menggugah kesadaran kita akan pentingnya hubungan yang lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Keyakinan dan penyerahan diri kepada Allah, menurut Gus Baha, akan membawa makna dan ketenangan dalam hidup kita.

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending