Circle 4 Autism: Inisiatif Inklusif untuk Mendorong Peluang Kerja bagi Individu dengan Autisme
Diperbarui: Diterbitkan:

Foto: Freepik/jcomp via Fimela.com
Kapanlagi.com - Yayasan Autisma Indonesia (YAI) resmi meluncurkan konsep terbaru bertajuk Circle 4 Autism dalam sebuah talkshow bersama ASEAN Autism Network, yang mengusung tema 'Autisme Bukanlah Hambatan: Dukungan dan Inovasi dalam Menciptakan Peluang Kerja'. Acara ini digelar di Sekretariat ASEAN, Jakarta, dan menjadi momentum penting untuk menyoroti perlunya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung kehidupan individu dengan autisme secara menyeluruh—mulai dari pendidikan, kesehatan fisik dan mental, dunia kerja, hingga pendampingan masa depan.
Sebagai bagian dari peluncuran, YAI juga memperkenalkan identitas visual baru: logo Circle 4 Autism yang memadukan warna tosca dan biru, simbol dari ketenangan, kepercayaan diri, dan harapan. Ketua YAI, Dr. Adriana S. Ginanjar, MS, Psikolog, menyampaikan bahwa transformasi ini diharapkan menjadi gerakan nasional untuk mendorong pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap pemberdayaan penyandang autisme di Indonesia.
Individu dengan autisme memiliki potensi besar dan cara berpikir yang unik, namun mereka masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam memperoleh akses ke dunia kerja. Berdasarkan data WHO, satu dari 100 anak di dunia hidup dengan autisme. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan memperkirakan sekitar 2,4 juta penyandang autisme, dengan 500.000 anak terdiagnosis setiap tahun. Sayangnya, implementasi praktik inklusi belum merata, meskipun Pasal 53 Undang-Undang Penyandang Disabilitas telah mewajibkan sektor publik dan swasta untuk mempekerjakan penyandang disabilitas.
Advertisement
1. Ruang Berkarya: Menjembatani Talenta Autisme dengan Dunia Kerja
Talkshow ini menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai sektor, antara lain Veronica Tan (Wakil Menteri PPPA RI), Nurdiansyah Budiman (PT United Tractors Tbk), Taufiq Hidayat (Job Coach YAI), dan Frans Satriawan (pengusaha Treestori). Diskusi berfokus pada pentingnya membangun kolaborasi dan ekosistem kerja yang mendukung individu dengan autisme.
"Masih ada kesenjangan antara kemampuan individu autis dan kebutuhan dunia kerja. Ini peluang besar untuk memperkuat sinergi lintas sektor. Bersama YAI dan ASEAN Autism Network, kami ingin menyusun roadmap yang inklusif dan berbasis data agar pemerintah bisa memetakan kebutuhan secara lebih tepat," ujar Veronica Tan.
Di tengah masyarakat, stigma terhadap autisme masih kerap muncul karena kurangnya pemahaman akan gejala maupun potensi luar biasa yang dimiliki penyandangnya. Padahal, mereka kerap menunjukkan ketelitian, fokus tinggi, dan perspektif segar—kemampuan yang sangat berharga di berbagai bidang pekerjaan. Karena itu, penting untuk mulai mengubah cara pandang: dari melihat kekurangan menjadi menghargai kekuatan mereka.
Lingkungan kerja yang inklusif pun harus dirancang dengan kesiapan untuk merespons kebutuhan penyandang autisme secara tepat, agar tercipta suasana kerja yang kondusif dan suportif.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Merayakan Talenta dan Semangat Inklusif
Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan individu berbakat penyandang autisme, seperti Ananda Sukarlan (pianis dan komposer), Zepha (pemain cello), dan Fairuz (penyanyi), yang telah membuktikan bahwa mereka layak mendapat panggung dan pengakuan. Penyanyi sopran Charisse Susanto turut hadir memberikan dukungan melalui penampilannya yang menginspirasi.
Berbagai lembaga pelatihan dan pendampingan juga turut ambil bagian dalam acara ini, antara lain Matalesoge HospiABLElity Academy, Pupa Center, Rumah I’m Star, Balai Besar Kejuruan Kebutuhan Khusus Bogor, Treestori, dan Yayasan Anak Mandiri Serang.
Dengan semangat Circle 4 Autism, YAI mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melihat autisme sebagai bagian dari keberagaman yang memperkaya, bukan sebagai hambatan. Inklusivitas sejati hanya bisa terwujud jika kita semua bersatu menciptakan ruang yang aman, ramah, dan penuh dukungan.
Advertisement
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/jje)
Advertisement