Kapanlagi.com - Mungkin kamu sempat bertanya-tanya sebetulnya apa sih isi cincin indah yang melingkari planet kedua terbesar di tata surya, Saturnus? Menurut sebagian informasi yang telah diketahui, cincin Saturnus mengandung berbagai macam partikel berukuran kecil yang mengorbit planet indah ini. Partikel tersebut sebagian besar terbuat dari air es dengan sedikit jejak benda berbatu.

Tanpa Cassini mungkin kita tak akan pernah tahu bahwa cincin yang terlihat halus tersebut ternyata mengandung partikel keras. Oleh sebab itu, sebaiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang pesawat observasi Planet Saturnus yang telah diluncurkan sejak 10 tahun yang lalu ini. Sebab pada bulan September nanti, pesawat Cassini akan mengakhiri misi dan menabrakkan diri ke planet Saturnus.

Nama Cassini diambil dari seorang ilmuwan Italia Giovanni Domenico Cassini yang telah mengobservasi planet keenam dari Matahari ini sejak tahun 1675. Pesawat Cassini diterbangkan pada 15 Oktober 1997 dan baru mencapai orbit planet Saturnus 7 tahun berikutnya, yakni pada tahun 2004.

Misi yang diemban oleh pesawat tanpa awak ini adalah observasi permukaan dan satelit alami planet Saturnus. Berkat Cassini, diketahui bahwa salah satu satelit Saturnus yakni Enceladus mengandung hidrogen. Seperti yang diketahui, bila sebuah planet mengandung hidrogen bisa jadi planet tersebut dapat ditinggali. 

"Tak ada pesawat luar angkasa yang pernah melalui area unik yang berusaha kami lewati 22 kali. Yang bisa kami simpulkan dari observasi terakhir Cassini adalah pemahaman lebih lanjut tentang planet raksasa dan sistem planet yang senantiasa berubah dan berevolusi," ujar Thomas Zurbuchen, kepala Direktorat Misi Ilmiah NASA dikutip dari Mirror.

Berkat Cassini pula, diketahui bahwa cincin Saturnus mengandung partikel berupa es dan batu bukan sekedar angin atau hiasan belaka. Misi Cassini ini akan diakhiri dengan perjalanan melalui cincin Saturnus yang berakhir dengan pesawat menjatuhkan diri ke permukaan planet yang mengandung banyak badai tersebut.