4 Tanda Persahabatan yang Tak Berbalas, Ketika Cinta Tak Sejalan dengan Hati

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diperbarui: Diterbitkan:

4 Tanda Persahabatan yang Tak Berbalas, Ketika Cinta Tak Sejalan dengan Hati
persahabatan palsu (ilustrasi oleh AI)

Kapanlagi.com - Mungkin Anda sudah mengenal teman Anda seumur hidup, tetapi tiba-tiba Anda merasakan ada yang tidak beres dalam hubungan tersebut. Mereka selalu datang kepada Anda untuk mencurahkan isi hati, sementara Anda tidak pernah mendapatkan dukungan yang sama.

Atau mungkin setelah menjalani terapi, Anda menyadari bagaimana pola asuh Anda memengaruhi ketertarikan Anda pada "vampir energi" orang-orang yang selalu mengambil tanpa memberi kembali.

Apa pun situasinya, menghadapi persahabatan yang terasa bertepuk sebelah tangan adalah hal yang sangat umum, menurut Jill Weber, seorang psikolog dari Washington, DC. Dalam praktiknya, ia sering mendengar keluhan tentang masalah ini.

Meskipun Weber menegaskan bahwa tidak adil untuk langsung menilai waktu-waktu tertentu dalam persahabatan sebagai bertepuk sebelah tangan, ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak saling menguntungkan dalam jangka panjang.

Lalu, apa saja tanda-tanda tersebut? Berikut ini rangkuman Kapanlagi.com dari Business Insider.

1. Anda Merasa Tidak Terlihat di Sekitar Mereka

Dalam kisah persahabatan yang tak berbalas, sering kali kita merasa seperti bayangan yang tak terlihat, seolah hanya menjadi pendengar tanpa suara.

Menurut Weber, saat berbincang, kita cenderung diabaikan tidak ada pertanyaan yang diajukan tentang diri kita atau perhatian yang tulus terhadap apa yang kita bagikan.

Beberapa teman mungkin memiliki gaya komunikasi yang berbeda, di mana mereka lebih banyak bercerita, sementara kita hanya mendengar.

Namun, jika dalam percakapan itu mereka tidak menunjukkan tanda-tanda perhatian sederhana, seperti kontak mata saat kita berbicara atau mengingat detail kecil tentang hidup kita yang tak berkaitan langsung dengan mereka, itu bisa jadi pertanda bahwa kita hanya dianggap sebagai pelengkap, bukan sahabat sejati.

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

2. Anda Selalu Melakukan Sesuatu untuk Mereka

Persahabatan sejati adalah jalinan yang saling mendukung di tengah badai kehidupan, entah itu saat menghadapi kesedihan, penyakit, atau perubahan yang penuh tantangan.

Namun, Weber mengingatkan kita untuk waspada jika kita merasa selalu menjadi tempat bersandar bagi orang lain, seolah-olah kita tak pernah mendapat giliran untuk didengarkan.

Bayangkan, setelah berusaha menenangkan mereka tentang perpisahan terakhir, tiba-tiba saja mereka sudah beralih ke cerita tentang bos baru yang mereka hadapi.

Dalam situasi ini, Weber menekankan pentingnya perhatian dari teman, meski mereka sibuk setidaknya mereka seharusnya mengakui keberadaan kita dengan ucapan terima kasih atau sekadar menanyakan kabar kita.

3. Anda Cenderung Menyenangkan Orang Lain

Dalam dunia pertemanan, seringkali ada individu yang memiliki sifat narsis atau empati yang kelam, yang berusaha membuat Anda merasa bersalah seolah-olah Anda wajib hadir untuk mereka setiap saat.

Seperti yang diungkapkan oleh Weber, ada kalanya Anda merasa terjebak dalam situasi di mana mereka seakan berhak mendapatkan lebih banyak dari Anda, hanya karena mereka bagian dari kelompok yang lebih besar atau rekan kerja.

Sayangnya, orang-orang yang memiliki sifat empati dan kepedulian sering kali menjadi korban dalam dinamika ini, tanpa menyadarinya.

Meskipun memiliki rasa peduli itu penting, jangan lupa untuk memastikan bahwa Anda juga mendapatkan perhatian yang setara.

Jika dalam persahabatan ini Anda merasa tidak dihargai, Weber menyarankan untuk mulai menetapkan batasan.

Dan jika semua usaha itu sia-sia, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan melepaskan hubungan yang tidak saling menguntungkan demi menemukan persahabatan yang lebih seimbang.

4. Perasaan Kesal yang Menghantui

Anda mungkin merasa kesal ketika hanya ada untuk teman Anda yang melampiaskan segala masalah dan kecemasan.

Perasaan marah dan kesal ini tidak hanya muncul saat Anda berinteraksi, tetapi juga terus mengganggu pikiran Anda ketika tidak bertemu.

"Anda mendapati diri Anda terus merenungkan orang ini dan merasa kesal," ungkap Weber.

Jadi, jika Anda mulai merasakan tanda-tanda ini, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi kembali hubungan tersebut.

(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending