7 Mitos Diabetes yang Masih Beredar, Apa yang Sebenarnya Benar?

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

7 Mitos Diabetes yang Masih Beredar, Apa yang Sebenarnya Benar?
Ilustrasi Cek Diabetes. (hak cipta/Canva)

Kapanlagi.com - Diabetes, penyakit kronis yang sering kali disalahartikan, masih menyimpan banyak misteri di benak masyarakat. Sayangnya, banyak orang terjebak dalam informasi keliru dan mitos yang belum terbukti secara ilmiah, yang pada gilirannya dapat menghambat pengelolaan diabetes dan meningkatkan risiko komplikasi.

Namun, dengan pemahaman yang tepat, penderita diabetes sebenarnya bisa menjalani hidup yang sehat dan produktif! Salah satu kesalahpahaman umum adalah bahwa diabetes hanya disebabkan oleh konsumsi gula. Padahal, realitasnya jauh lebih rumit! Penyebab dan cara pengelolaan diabetes melibatkan berbagai faktor yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas berbagai mitos seputar diabetes yang masih banyak dipercaya hingga kini. Masing-masing mitos akan kita hadapkan dengan fakta medis yang valid dan mudah dipahami.

Dengan demikian, baik pasien maupun keluarga akan lebih bijak dalam menghadapi tantangan penyakit ini. Mari bersama tingkatkan pemahaman dan buka jalan menuju hidup yang lebih sehat!

1. Mitos: Diabetes Disebabkan oleh Konsumsi Makanan Manis

Seringkali, masyarakat beranggapan bahwa konsumsi makanan manis adalah biang keladi munculnya diabetes.

Namun, kenyataannya lebih kompleks: diabetes adalah kondisi kronis yang ditandai oleh tingginya kadar glukosa dalam darah akibat masalah pada insulin, hormon yang berfungsi mengubah glukosa menjadi energi bagi sel-sel tubuh.

Ketika produksi insulin terganggu atau tubuh tidak meresponsnya dengan baik, kadar gula darah pun melambung. Meskipun makanan manis memang kaya kalori dan konsumsi berlebihan dapat berujung pada obesitas, diabetes tidak hanya muncul karena kecintaan pada gula.

Gaya hidup yang kurang aktif, kelebihan berat badan, dan faktor genetik juga berperan besar. Oleh karena itu, meskipun mengurangi asupan makanan manis adalah langkah penting, itu bukan satu-satunya solusi.

Kunci utama untuk mencegah diabetes terletak pada pola makan seimbang, olahraga teratur, dan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Mitos: Diabetes Bisa Disembuhkan Total

Meskipun banyak orang masih berharap dapat menyembuhkan diabetes melalui obat herbal atau pola makan tertentu, kenyataannya hingga saat ini belum ada solusi yang mampu menghapus penyakit ini secara total. Diabetes adalah penyakit kronis yang memerlukan pengelolaan yang cermat, bukan penyembuhan.

Menurut fakta medis, pengobatan diabetes berfokus pada menjaga kadar gula darah dalam batas normal demi mencegah komplikasi serius seperti gagal ginjal, kebutaan, atau penyakit jantung.

Dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjalani terapi yang tepat, penderita diabetes dapat menjalani kehidupan normal tanpa gejala yang mengganggu.

Pengobatan diabetes saat ini lebih menekankan pada pengelolaan gula darah agar tetap stabil, sehingga risiko munculnya gejala dapat diminimalkan.

3. Mitos: Diabetesi Harus Hindari Karbohidrat Total

Salah satu mitos yang sering beredar adalah anggapan bahwa penderita diabetes harus sepenuhnya menjauhi karbohidrat. Namun, kenyataannya, karbohidrat merupakan sumber energi vital bagi tubuh, termasuk bagi mereka yang mengidap diabetes.

Ketika kita mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan mengolahnya menjadi glukosa yang menjadi bahan bakar bagi sel-sel kita. Meskipun karbohidrat dapat mempengaruhi kadar gula darah, bukan berarti kita harus menghindarinya sama sekali.

Kuncinya terletak pada pengaturan jumlah dan jenis karbohidrat yang kita konsumsi. Pilihan seperti nasi merah, kentang rebus, dan roti gandum adalah alternatif yang lebih sehat.

Untuk memastikan pola makan yang tepat, berkonsultasilah dengan dokter gizi atau ahli diet. Dengan takaran yang tepat dan seimbang, penderita diabetes masih bisa menikmati berbagai hidangan sehari-hari tanpa khawatir!

4. Mitos: Hanya Orang Gemuk yang Bisa Terkena Diabetes

Meskipun obesitas sering dianggap sebagai penyebab utama diabetes, kenyataannya, orang dengan berat badan normal pun tidak kebal dari ancaman penyakit ini.

Sekitar 15% penderita diabetes tipe 2 justru memiliki berat badan yang ideal, membuktikan bahwa angka di timbangan bukanlah satu-satunya patokan. Faktor-faktor lain seperti genetika, pola makan, dan tingkat aktivitas fisik juga memainkan peran penting.

Bahkan, ada individu kurus yang mungkin memiliki kadar lemak visceral tinggi, yang berisiko karena dapat mengelilingi organ vital dan memicu resistensi insulin.

Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk tetap waspada dan rutin memeriksa kadar gula darah, karena mitos bahwa diabetes hanya menyerang orang gemuk jelas tidaklah benar.

5. Mitos: Obat Diabetes Merusak Ginjal

Banyak orang merasa cemas untuk mengonsumsi obat diabetes, khawatir obat tersebut dapat merusak ginjal. Namun, kenyataannya, menghindari obat justru lebih berisiko, karena kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat mengancam kesehatan organ-organ vital, termasuk ginjal itu sendiri.

Obat diabetes dirancang khusus untuk menstabilkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi berbahaya. Selama penggunaannya sesuai resep dan di bawah pengawasan dokter, obat ini aman untuk jangka panjang.

Yang perlu diwaspadai adalah penggunaan obat tanpa pengawasan medis atau bahkan menolak untuk mengonsumsinya. Kadar gula darah yang tinggi akan membuat ginjal bekerja ekstra, dan ini bisa berujung pada masalah serius bagi kesehatan organ vital tersebut.

6. Mitos: Hanya Orang Tua yang Terkena Diabetes

Diabetes bukanlah penyakit yang hanya mengintai orang dewasa; anak-anak dan remaja pun bisa menjadi korbannya. Meskipun diabetes tipe 2 lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia, diabetes tipe 1 dapat muncul kapan saja.

Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan penyakit ini sebagai masalah orang tua semata. Ada juga mitos yang mengatakan bahwa diabetes adalah penyakit menular, padahal kenyataannya, diabetes TIDAK dapat menular melalui kontak fisik atau udara, jadi tidak perlu khawatir akan tertular dari orang lain.

Selain itu, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian khusus, karena jika tidak dikelola dengan baik, keduanya dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, kerusakan saraf, dan masalah penglihatan.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami dan mengelola kedua tipe diabetes dengan baik demi kesehatan yang lebih baik!

7. Mitos: Orang dengan diabetes harus makan makanan khusus untuk penderita diabetes

Mitos seputar diabetes seringkali membuat bingung, padahal sebenarnya tidak ada makanan khusus untuk penderita diabetes yang dibutuhkan adalah pola makan sehat dan seimbang, mirip dengan orang sehat, hanya dengan perhatian ekstra pada jenis dan jumlah karbohidrat, lemak, dan protein.

Tak perlu khawatir, penggunaan insulin tidak selalu berarti diabetes sudah parah; banyak penderita diabetes tipe 2 juga memerlukan insulin agar kadar gula darah tetap terkontrol, dan ini adalah bagian dari rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Selain itu, berolahraga adalah kunci penting bagi penderita diabetes, karena dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengatur kadar gula darah, meski konsultasi dengan dokter sebelum memulai rutinitas baru sangat disarankan.

Dengan pengelolaan yang tepat, penderita diabetes dapat menjalani hidup yang sehat dan produktif, jadi pastikan untuk selalu mendapatkan informasi akurat dari sumber terpercaya seperti dokter atau ahli kesehatan, agar terhindar dari bahaya informasi yang salah.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending