Tren Aura Farming Mendunia, Pacu Jalur Sudah Ada Sejak Abad 18 - Intip Panduan Nonton Festivalnya

Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

Diperbarui: Diterbitkan:

Tren Aura Farming Mendunia, Pacu Jalur Sudah Ada Sejak Abad 18 - Intip Panduan Nonton Festivalnya
Pacu Jalur © mediacenter.riau.go.id

Kapanlagi.com - Dalam beberapa hari terakhir, timeline media sosial ramai dengan video bocah kecil yang joget-joget di atas perahu tradisional Riau saat lomba Pacu Jalur. Video viral ini menampilkan seorang anak yang disebut sebagai Togak Luan.

Sebagai Togak Luan ia menari penuh gaya di ujung jalur sambil menjaga keseimbangan saat perahu melaju cepat. Gerakan ini lho disebut fenomena aura farming karena dianggap memancarkan main character energy ala Gen Z di TikTok.

Tren ini kemudian bertumbuh besar setelah konten ulang berbagai artis dan publik figur dalam maupun luar negeri menirukan tariannya. Di media sosial juga muncul tagar #AuraFarming yang menarik perhatian global.

1. Dari Sarana Angkut ke Lomba Budaya

Pacu Jalur berakar dari abad ke-17 di sepanjang Sungai Kuantan, Provinsi Riau, ketika jalur (perahu panjang dari kayu gelondongan) menjadi alat transportasi vital untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang, tebu, dan orang-orang.

Jalur tersebut mampu membawa hingga 60 orang dan kerap dihias dengan ukiran naga, harimau, payung, dan ornamen yang menunjukkan status sosial, karena hanya pemimpin adat serta bangsawan lah yang boleh menggunakan jalur berhias mewah.

Sekitar abad ke-18, masyarakat mulai menyelenggarakan adu cepat antar jalur terutama saat perayaan Islam yang kemudian berkembang sebagai ajang lomba resmi memperingati Hari Kemerdekaan RI setiap Agustus. Seiring waktu, Pacu Jalur menjadi bagian dari Kalender Wisata Nasional dan diakui secara resmi sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2014.

Setiap jalur yang berlomba diawaki beberapa peran penting: tukang concang (pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), tukang tari, dan tukang onjay. Setelah meriam karbit diletupkan, mereka berlomba menerobos arus Sungai Kuantan menuju garis finis.

Setiap jalur, yang biasanya dibuat sepanjang kurang lebih 40 meter, membutuhkan biaya hingga Rp100 juta per unit, yang didanai secara swadaya oleh masyarakat Kuansing, menunjukkan semangat gotong royong yang kuat. Setiap perahu akan didayung 50�60 orang, tergantung panjangnya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Viral ke Dunia Internasional

Kehebohan tari anak-cilik pendayung ini memicu reaksi dari banyak selebriti. Di Indonesia, Luna Maya, Ruben Onsu, Ayu Ting Ting, dan Jessica Iskandar sampai Cinta Laura sukses bikin video challenge Aura Farming.

Sementara di luar negeri, muncul video parodi ala DJ Steve Aoki dan pemain sepakbola Neymar, bahkan artis Thailand seperti Bank Toranin sempat ikutan niru gaya menarinya.

Kepopuleran ini mendorong media asing dan akun global ikut mengangkat tradisi Pacu Jalur, dan muncul apresiasi dari warganet internasional. Ini merupakan sebuah fenomena langka dari lomba tradisional setempat yang go international.

3. Panduan Nonton Pacu Jalur 2025

Festival Pacu Jalur 2025 dijadwalkan berlangsung 20�24 Agustus 2025 di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi. Untuk wisatawan dari Indonesia, pilihan transportasi meliputi pesawat ke Pekanbaru (bandara Sultan Syarif Kasim II), dilanjut bus/rombongan ke Teluk Kuantan�estimasi biaya PP sekitar Rp1�1,5 juta tergantung kelas travel.

Penginapan di Kuansing tersedia mulai dari homestay hingga hotel bintang, kisaran harga Rp300�700 ribu per malam. Sistem masuk ke area perlombaan terbuka dan gratis, tapi tribun premium bisa dikenai biaya donasi sukarela atau tiket VIP. Jangan lewatkan bazar UMKM dan pertunjukan kesenian lokal di tepi sungai.

4. Klaim Malaysia dan Vietnam

Saat Pacu Jalur viral, muncul klaim dari warga Malaysia dan Vietnam yang menganggap tren tersebut berasal dari tradisi mereka, sehingga memicu diskusi panas di media sosial. Pemerintah Riau dan Kementerian Budaya Indonesia tegas bahwa Pacu Jalur adalah asli warisan budaya Riau�Indonesia sejak berabad lalu.

Gubernur Riau mendukung upaya pencatatan resmi dan diplomasi budaya agar identitas asli Pacu Jalur tetap terjaga dan tidak dibajak secara budaya oleh negara lain.

5. Siapa Dikha?

Bocah yang viral di video tersebut bernama Rayyan Arkan Dikha berusia 11 tahun, berasal dari Kuantan Singingi. Sebagai 'Tukang Tari' ia melejit dikenal lewat videonya yang dipost di TikTok dan Instagram. Meski bukan berada dalam tim media resmi, perannya dominan hingga mencuri perhatian global.

Dikha, yang lahir 28 Desember 2014, sudah tiga tahun menari di Pacu Jalur dan berlatih 3 kali seminggu. Dilansir dari riau.disway.id, ia mewarisi bakat dari ayahnya.

�Ayahnya atlet Pacu Jalur juga. Keluarga besar memang atlet Pacu Jalur,� kata Rani, ibunda Dikha.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending