Transformasi IKN, Gambar Udara Sebelum dan Saat Pembangunan

Transformasi IKN, Gambar Udara Sebelum dan Saat Pembangunan
Penampakan udara IKN (earthobservatory.nasa.gov

Kapanlagi.com - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur telah membawa transformasi yang mencolok, mengubah hutan tropis yang lebat menjadi kawasan dengan infrastruktur modern yang megah. Proyek ambisius ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk memindahkan pusat administrasi Indonesia dari Jakarta, yang kini terjebak dalam berbagai tantangan lingkungan.

Dengan bantuan citra satelit, kita bisa melihat betapa dramatisnya perubahan yang terjadi. Foto-foto dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan perbandingan yang mencolok: jalan-jalan baru yang membentang di area yang dulunya dipenuhi pepohonan, kini berfungsi sebagai tulang punggung infrastruktur kota masa depan.

IKN diharapkan menjadi simbol keberlanjutan, kota yang hijau dan ramah lingkungan. Namun, proyek ini tak lepas dari sorotan dan kontroversi. Di satu sisi, ada yang mengapresiasi langkah ini sebagai kemajuan, sementara di sisi lain, banyak yang mempertanyakan dampak terhadap keanekaragaman hayati dan kehidupan masyarakat lokal.

1. Latar Belakang Pemindahan Ibu Kota Nusantara

Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan langkah berani untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur, sebuah keputusan yang diambil untuk meredakan tekanan di ibukota yang kini terjebak dalam masalah lingkungan yang serius, seperti banjir, polusi udara, dan ancaman tenggelam akibat penurunan tanah yang mencapai 15 cm per tahun.

Jakarta, yang dihuni oleh 30 juta jiwa, menghadapi tantangan pertumbuhan yang tak terkelola, dengan sekitar 40 persen wilayahnya kini terendam di bawah permukaan laut. Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi baru berkat posisinya yang strategis, jauh dari risiko gempa, serta menawarkan lahan luas untuk pengembangan.

Pulau ini diharapkan dapat menjadi pusat metropolitan modern yang mengusung konsep ramah lingkungan, menjawab tantangan masa depan dengan inovasi yang berkelanjutan.

2. Foto Satelit: Mengungkap Perubahan Lanskap IKN

NASA baru saja mengungkapkan pemandangan mencengangkan melalui foto satelit yang memperlihatkan perubahan drastis hutan di Kalimantan Timur sebelum dan sesudah dimulainya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Dalam foto yang diambil pada April 2022, kawasan tersebut masih dipenuhi hutan hijau yang rimbun, namun hanya dalam waktu dua tahun, tepatnya pada Februari 2024, tampak jelas transformasi besar di mana jalan-jalan baru dan lahan terbuka menggantikan vegetasi lebat yang sebelumnya mendominasi.

Data yang diambil dari instrumen OLI-2 di Landsat 9 dan OLI di Landsat 8 ini memberikan gambaran detail mengenai dampak pembangunan yang mengancam keanekaragaman hayati wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi berbagai spesies unik seperti bekantan, pesut Mahakam, dan hutan mangrove yang vital bagi ekosistem lokal.

3. Progres Pembangunan dan Rencana Masa Depan

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi dimulai pada Juli 2022, menandai langkah awal untuk menciptakan sebuah pusat administrasi yang modern dan ramah lingkungan, di mana 75 persen wilayahnya akan tetap menjadi hutan yang asri.

Dengan visi "hijau dan dapat dilalui dengan berjalan kaki", proyek ambisius ini bertujuan untuk menampung sekitar 500 ribu penduduk awal, dilengkapi dengan fasilitas pemerintah dan infrastruktur pendukung yang memadai. Pemerintah berkomitmen untuk memprioritaskan rehabilitasi lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber daya utama.

Namun, di balik rencana besar ini, para pengamat lingkungan mengingatkan akan potensi emisi karbon tinggi yang bisa muncul serta dampak jangka panjang yang mungkin mengancam ekosistem.

4. Dampak Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati

Kalimantan, surga keanekaragaman hayati dunia, menjadi tempat tinggal bagi berbagai spesies unik dan ekosistem yang rentan. Namun, rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menimbulkan kekhawatiran akan punahnya habitat alami bagi makhluk-makhluk langka seperti bekantan, pesut Mahakam, dan burung endemik lainnya.

Tak hanya itu, pesisir Kalimantan Timur yang menjadi lokasi proyek juga merupakan rumah bagi hutan mangrove yang berperan penting sebagai penyerap karbon alami. Perubahan penggunaan lahan untuk pembangunan ini berpotensi mempercepat kerusakan ekosistem yang sudah rapuh.

Meski demikian, pemerintah bertekad untuk mengembalikan kehijauan dengan melakukan reforestasi dan melindungi kawasan tertentu dari eksploitasi lebih lanjut, demi menjaga warisan alam yang tak ternilai ini.

5. Pandangan Masyarakat dan Kontroversi Proyek IKN

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi sorotan tajam, bukan hanya karena dampaknya terhadap lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat adat yang khawatir akan kehilangan lahan dan hak atas wilayah tradisional mereka.

Di satu sisi, proyek ambisius ini dipandang sebagai peluang emas untuk menciptakan pusat pertumbuhan yang lebih terencana dan berkelanjutan, dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang diharapkan mampu menghubungkan wilayah-wilayah terpencil. Namun, di sisi lain, aktivis lingkungan mengingatkan bahwa kemajuan ini tidak boleh mengorbankan kekayaan hayati dan budaya lokal yang telah ada sejak lama.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih besar untuk memastikan transparansi dan keterlibatan masyarakat, agar pembangunan ini benar-benar mencerminkan kepentingan semua pihak.

6. Apa alasan utama pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur?

Langkah berani ini diambil untuk meringankan beban Jakarta, yang kini terjebak dalam berbagai masalah serius seperti banjir yang merendam, polusi yang mengancam kesehatan, dan risiko tenggelam akibat penurunan tanah yang semakin parah.

7. Kapan pembangunan IKN dimulai dan kapan direncanakan selesai?

Proyek ambisius ini resmi dimulai pada Juli 2022 dan dijadwalkan rampung pada tahun 2045, menjanjikan transformasi yang menakjubkan dalam waktu yang cukup panjang.

8. Apakah pembangunan IKN berdampak negatif pada lingkungan?

Walaupun kota ini diciptakan dengan visi menjadi kota hijau yang ramah lingkungan, perubahan dalam penggunaan lahan justru memunculkan kekhawatiran yang mendalam mengenai dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem di sekitarnya.

9. Bagaimana pemerintah mengatasi kekhawatiran lingkungan?

Pemerintah menunjukkan tekad yang kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan menetapkan target ambisius, yakni memastikan 75 persen dari wilayahnya tetap ditutupi hutan dan beralih ke penggunaan energi terbarukan. Langkah ini tidak hanya mencerminkan komitmen untuk melindungi alam, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

(Di tengah kondisi kesehatan yang jadi sorotan, Fahmi Bo resmi nikah lagi dengan mantan istrinya.)

(kpl/srr)

Rekomendasi
Trending