Termasuk Buku Laut Bercerita, Ini 5 Novel dengan Latar Tragedi 1998

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Termasuk Buku Laut Bercerita, Ini 5 Novel dengan Latar Tragedi 1998
Novel dengan Latar Tragedi 1998 (credit: goodreads)

Kapanlagi.com - Peristiwa reformasi 1998 menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia. Tragedi ini tidak hanya meninggalkan bekas mendalam pada masyarakat, tetapi juga menginspirasi berbagai karya sastra, salah satunya buku Laut Bercerita karya Laila S. Chudori.

Sebagai karya sastra, buku Laut Bercerita mencoba mengabadikan perjuangan, kepedihan, dan harapan di masa itu. Namun, buku Laut Bercerita bukan satu-satunya novel yang menggunakan tragedi pilu ini sebagai latar ceritanya. Ternyata, masih ada novel-novel lain yang juga bertema tragedi 1998 yang menyuguhkan cerita dengan nilai kemanusiaan dari peristiwa tersebut.

Jika kalian ingin memahami lebih dalam tentang reformasi 1998 melalui karya sastra, berikut daftar novel berikut layak masuk dalam daftar bacaan.

1. Laut Bercerita (Leila S. Chudori)

Buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori menjadi salah satu bacaan yang wajib bagi kalian yang ingin memahami tragedi 1998 dari sudut pandang emosional. Novel ini dibagi menjadi dua bagian, masing-masing diceritakan dari sudut pandang berbeda.

Bagian pertama berfokus pada Biru Laut, seorang aktivis yang terlibat dalam perjuangan melawan rezim Orde Baru. Kalian akan merasakan semangat, ketakutan, dan penderitaan yang dialami Laut dan kelompoknya. Penangkapan, penyiksaan, hingga kehilangan menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah ini.

Sementara itu, pada bagian kedua cerita bergulir melalui sudut pandang Asmara Jati, adik Laut. Dari sudut pandang ini, kalian diajak menyelami kepedihan sebuah keluarga yang kehilangan anaknya tanpa tahu keberadaannya. Melalui dua perspektif ini, Laut Bercerita menawarkan gambaran lengkap tentang tragedi kemanusiaan dan perjuangan melawan ketidakadilan.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Pulang (Leila S. Chudori)

Karya lain dari ,penulis buku Laut Bercerita Leila S. Chudori yang juga mengangkat tema 1998 adalah novel Pulang. Juga mengangkat tema sejarah kelam Indonesia, Pulang menggunakan rentang tahun 1965 hingga 1998 sebagai latar ceritanya.

Novel ini menceritakan perjalanan Dimas Suryo, seorang wartawan yang menjadi buronan karena kedekatannya dengan golongan kiri. Akhirnya, ia menetap di Paris, mendirikan restoran Indonesia, dan hidup dalam pengasingan.

Kisah ini semakin menarik ketika pada 1998, Lintang Utara, putri Dimas, kembali ke Jakarta untuk penelitian. Namun, ia malah menjadi saksi mata tragedi Mei 1998. Melalui�Pulang, kalian akan diajak memahami dampak panjang dari peristiwa sejarah terhadap generasi berikutnya, serta bagaimana trauma dan perjuangan tetap hidup di tengah perubahan zaman.

3. Pasung Jiwa (Okky Madasari)

Berikutnya, ada Pasung Jiwa sebagai karya sastra novel yang mirip dengan buku Laut Bercerita karena sama-sama menggunakan latar tragedi 1998. Pasung Jiwa adalah karya Okky Madasari yang menggugah hati kalian untuk melihat realitas reformasi dari sudut pandang yang berbeda. Novel ini menyentuh berbagai isu seperti ketidakadilan, pembungkaman suara rakyat, hingga kesenjangan sosial yang meluas.

Karakter dalam�Pasung Jiwa�merepresentasikan orang-orang yang terpinggirkan, baik secara ekonomi maupun sosial. Kalian akan menemukan cerita tentang buruh pabrik, nasib perempuan, hingga masyarakat kecil yang berjuang melawan ketidakadilan. Melalui gaya penulisan yang lugas, Okky Madasari berhasil menghadirkan narasi yang kompleks dan nyata, memberikan pelajaran moral mendalam kepada para pembacanya.

4. Lelaki di Tengah Hujan (Wenri Wanhar)

Novel Lelaki di Tengah Hujan membawa kalian ke dalam perjuangan mahasiswa yang sering terlupakan dalam narasi besar reformasi 1998. Tokoh utama, Bujang Parewa, adalah seorang mahasiswa UNS yang memimpin gerakan mahasiswa melawan rezim Orde Baru.

Perjalanan Bujang penuh tantangan, mulai dari ancaman aparat hingga pengorbanan besar dalam hidupnya. Kalian akan melihat bagaimana perjuangan aktivis tidak hanya melibatkan keberanian fisik, tetapi juga mental. Dengan latar sejarah yang kuat, novel ini menjadi penghormatan kepada para pahlawan reformasi yang bergerak dalam keheningan.

5. Notasi (Nora Quatro)

Jika kalian mencari novel yang menggabungkan sejarah dan romansa, Notasi karya Nora Quatro bisa menjadi pilihan. Dengan latar kerusuhan reformasi 1998, novel ini mengisahkan cinta antara Nino, mahasiswa Teknik Elektro, dan Nalia, mahasiswa Kedokteran Gigi di UGM.

Novel yang temanya mirip buku Laut Bercerita ini tidak hanya menggambarkan perjuangan mahasiswa melawan penguasa, tetapi juga menyelipkan isu diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, pembungkaman media, dan kekerasan aparat. Ketegangan reformasi yang memuncak berpadu dengan kisah cinta yang tragis, membuat Notasi menjadi bacaan yang emosional.

Itulah di antaranya lima novel yang mengangkat tragedi 1998 sebagai latar. Kelima novel di atas tidak hanya bisa jadi bacaan menarik, tetapi juga belajar memahami lebih dalam perjuangan reformasi 1998. Setiap novel menyajikan perspektif unik yang bisa memperkaya wawasan dan empati kalian terhadap masa lalu yang membentuk Indonesia hari ini.

Jadi tunggu apalagi, langsung masukkan novel-novel di atas bersama buku Laut Bercerita ke dalam daftar bacaan kalian. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending