Setelah Iwan Tirta Tiada, Siapa yang Menjaga Api Warisan Batik Tetap Menyala?
Diperbarui: Diterbitkan:

(credit: instagram.com/iwantirta_batik)
Kapanlagi.com - Batik bukan cuma soal motif di atas kain. Di tangan maestro Iwan Tirta, batik menjelma jadi bahasa budaya, lambang keanggunan, bahkan bentuk spiritualitas. Tapi setelah sang maestro tutup usia lebih dari satu dekade lalu, muncul pertanyaan besar: siapa yang kini menjaga nyala warisan itu di tengah industri mode yang terus bergerak cepat?
Nama Iwan Tirta bukan sekadar terkenal. Ia adalah institusi. Visioner yang lahir di Blora pada 18 April 1935 ini tak hanya menciptakan lebih dari 10.000 motif batik, tapi juga membawa batik Indonesia melenggang ke panggung dunia lewat desain-desain yang glamor, klasik, dan tetap relevan.
Kini, warisan besar itu diteruskan oleh tim di balik Iwan Tirta Private Collection. Kalau dulu nama Iwan Tirta selalu dikaitkan dengan satu sosok, kini perannya digantikan oleh kerja kolektif.
Advertisement
1. Tidak Lagi Ada Creative Director
Setelah Era Soekamto sempat menjabat sebagai Creative Director dan membawa brand ini mendunia, posisi tersebut kini resmi ditiadakan. Menurut Rindu Melati, Head of Marketing Iwan Tirta Private Collection, keputusan ini adalah bagian dari filosofi baru mereka.
:Saat ini tidak ada lagi peran Creative Director," ujarnya saat diwawancarai oleh FIMELA. "Kami punya dua desainer senior yang sudah bersama kami bahkan sebelum Era Soekamto bergabung."
Keduanya adalah Untari Soeyamto (Head of Creative) dan Prismawati, yang bertanggung jawab untuk lini ready to wear. Di level perusahaan, kursi CEO kini diisi oleh Widiyana Sudirman.
Model kepemimpinan ini memungkinkan semua tim punya kontribusi setara, mulai dari ide kreatif, komersial, hingga supply chain. Sebuah pendekatan yang mencerminkan nilai gotong royong, namun tetap berorientasi pada kualitas tinggi.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Inovasi dan Spirit Maestro
Bagi Iwan Tirta, batik bukan sekadar produk fashion tapi medium spiritual. Ia bahkan pernah berkata, 'Saya tidak menciptakan batik, tetapi melestarikannya seperti seorang penjaga.'
Nilai itu pula yang dijaga oleh tim sekarang. Mereka percaya, heritage tidak akan bertahan kalau tidak dikembangkan. Inovasi jadi kunci agar batik tidak hanya jadi simbol masa lalu, tapi juga bagian dari gaya hidup masa kini.
Tim kreatif menghadirkan pembaruan lewat warna-warna yang mengikuti tren, penggunaan material ramah lingkungan seperti Tencel, serta eksplorasi bentuk baru dalam desain pria dan wanita. Tapi satu hal yang tetap dipertahankan adalah batik tulis, dikerjakan secara handmade selama berbulan-bulan menggunakan kain mewah seperti sutra, organza, dan linen.
Advertisement
3. Tantangan: Menyenangkan Dua Generasi
(credit: instagram.com/iwantirta_batik)
Menjaga identitas brand sekaligus memenuhi ekspektasi pasar yang berubah cepat jelas bukan tugas mudah. Apalagi kini 50% konsumen mereka datang dari generasi milenial dan 20% dari Gen Z. Di saat yang sama, masih ada konsumen loyal dari generasi sebelumnya yang ingin nuansa klasik khas Iwan Tirta.
Solusinya? Pendekatan yang fleksibel dan kolaboratif. Selain koleksi busana, kini Iwan Tirta Private Collection juga merambah home decor, aksesori, bahkan furnitur. Kolaborasi dengan desainer dari berbagai disiplin pun terus dilakukan, selama visinya sejalan.
Tujuan besarnya adalah menjadikan batik sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern. "Kami ingin Iwan Tirta tetap relevan di setiap zaman, bukan sekadar warisan budaya, tapi bagian dari fashion dan lifestyle Indonesia," kata Rindu.
Setiap motif batik punya cerita. Mulai dari Truntum yang melambangkan cinta abadi, hingga Parang yang berarti kekuatan dan keteguhan. Maka tak heran, setiap koleksi dari Iwan Tirta tak cuma jadi busana, tapi juga sebuah narasi yang hidup.
4. Penghargaan di Parade Wastra Nusantara 2025
Atas dedikasi luar biasa dalam menjaga dan mengembangkan batik, Iwan Tirta Private Collection akan menerima Anugerah Abdi Kriya Wastra Nusantara di ajang Parade Wastra Nusantara 2025.
Buat kamu yang ingin melihat lebih dekat karya-karya indah ini, jangan lewatkan Parade Wastra Nusantara 2025 yang akan digelar pada 8–10 Agustus 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta. Info lengkapnya bisa kamu cek di paradewastranusantara.co.id dan akun media sosial Fimela.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/pit)
Advertisement