"Di wilayah Indonesia, 1 Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi jatuh pada Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 Masehi," kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dikutip dari ANTARA.
Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan pada 1 Maret 2025, Begini Perhitungannya
Diperbarui: Diterbitkan:

Ilustrasi Masjid (credit: pixabay/hisalman)
Kapanlagi.com - Momen penetapan awal Ramadan selalu menjadi sorotan penuh harapan bagi umat Islam di Indonesia, terutama karena adanya beragam metode dalam menentukan awal bulan hijriah. Kali ini, Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di tanah air, telah mengumumkan bahwa Ramadan 1446 Hijriah akan dimulai pada hari Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diambil berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang menjadi pedoman bagi Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Berbeda dengan metode rukyat yang mengandalkan pengamatan langsung terhadap hilal, Muhammadiyah mengaplikasikan pendekatan astronomi untuk memastikan bahwa hilal sudah terlihat di atas ufuk saat matahari terbenam. Menurut perhitungan yang dilakukan, ijtimak atau konjungsi bulan terjadi pada hari Jumat, 28 Februari 2025, tepatnya pada pukul 07:46:49 WIB. Pada saat matahari terbenam, tinggi bulan mencapai +4 11' 8" di Yogyakarta.
Dengan metode ini, Muhammadiyah memastikan bahwa 1 Ramadan 1446 H jatuh pada tanggal 1 Maret 2025. Tak hanya itu, mereka juga telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H, yang menandai Hari Raya Idulfitri, akan jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025. Lantas, bagaimana metode perhitungan ini dilakukan dan apakah ada kemungkinan perbedaan dengan pemerintah? Simak penjelasannya berikut ini, dirangkum Kapanlagi.com, Senin (17/2).
Advertisement
1. Penetapan 1 Ramadan oleh Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah resmi menetapkan awal Ramadan dalam konferensi pers yang digelar di Yogyakarta pada Senin, 6 Februari 2025. Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, mengungkapkan bahwa penetapan ini didasarkan pada hisab hakiki wujudul hilal yang telah menjadi acuan selama bertahun-tahun.
Ia menginformasikan bahwa ijtimak akan terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, tepat pukul 07:46:49 WIB, dan saat matahari terbenam, hilal sudah terlihat di atas ufuk di seluruh Indonesia. Dengan demikian, umat Muhammadiyah dipastikan akan memulai puasa pada Sabtu, 1 Maret 2025, yang merupakan 1 Ramadan 1446 H.
Sayuti menekankan bahwa keputusan ini sejalan dengan maklumat yang telah dikeluarkan, dan diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalankan ibadah puasa.
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
2. Tolak Ukur Penentuan 1 Ramadan Jatuh Pada 1 Maret
Muhammadiyah menerapkan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menentukan awal bulan hijriah, yang berbeda dengan pendekatan rukyat yang digunakan oleh pemerintah dan Nahdlatul Ulama.
Metode canggih ini memastikan bahwa saat hilal sudah terlihat di atas ufuk, bulan baru pun dimulai, tanpa perlu pengamatan fisik. Dengan tiga kriteria utama—terjadinya ijtimak, ijtimak sebelum matahari terbenam, dan hilal berada di atas ufuk saat matahari terbenam—Muhammadiyah menetapkan bahwa Ramadan 1446 H dimulai pada 1 Maret 2025.
Pada 28 Februari, saat matahari terbenam, hilal sudah terpantau, memberikan kepastian dalam penentuan kalender hijriah dan memungkinkan umat Islam untuk mengetahui awal bulan lebih awal.
"Pada saat Matahari terbenam, Jumat 28 Februari 2025, di Wilayah Indonesia Bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud). Di seluruh wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025,” tambahnya, merujuk suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
3. Perhitungan Muhammadiyah untuk Menentukan 1 Ramadan
Dalam pendekatan hisab hakiki wujudul hilal yang diadopsi oleh Muhammadiyah, perhitungan astronomi menjadi pilar utama untuk menetapkan awal bulan.
Pada 28 Februari 2025, momen ijtimak akan terjadi tepat pada pukul 07:46:49 WIB, dengan posisi bulan di Yogyakarta yang mencapai ketinggian +4° 11' 8" saat matahari terbenam, menandakan bahwa hilal sudah memenuhi syarat untuk menandai datangnya bulan baru.
Berbeda dengan metode imkan rukyat yang digunakan oleh pemerintah, yang memerlukan ketinggian hilal minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat agar bisa terlihat, Muhammadiyah memilih untuk tidak mengandalkan visibilitas yang rentan terhadap cuaca dan faktor eksternal lainnya.
Dengan metode wujudul hilal, Muhammadiyah mampu menetapkan awal bulan hijriah secara lebih konsisten dan akurat, tanpa keraguan yang sering muncul dalam setiap siklus bulan.
4. Apakah Tahun Ini Ada Perbedaan dengan Pemerintah?
Keputusan Muhammadiyah tentang awal Ramadan sering kali menjadi sorotan karena perbedaan metode yang dipakai dibandingkan dengan pemerintah. Namun, tahun ini tampaknya ada harapan untuk keselarasan, di mana pemerintah berpeluang menetapkan awal Ramadan pada tanggal yang sama, yaitu Sabtu, 1 Maret 2025, berkat posisi hilal yang cukup tinggi.
Dalam sidang isbat yang akan dilaksanakan menjelang akhir Februari 2025, pemerintah akan mengandalkan metode imkan rukyat. Jika hilal terlihat dan memenuhi syarat, kesepakatan ini bisa terwujud.
Namun, jika hasil rukyat berbeda, kita mungkin akan menyaksikan perbedaan awal puasa antara Muhammadiyah dan pemerintah. Di tengah situasi ini, masyarakat diimbau untuk saling menghormati perbedaan dalam penentuan awal bulan hijriah.
5. Penetapan Idulfitri 1 Syawal 2025 oleh Muhammadiyah
Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Hari Raya Idulfitri atau 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, bersamaan dengan pengumuman awal Ramadan. Keputusan ini diambil berdasarkan perhitungan cermat yang menunjukkan bahwa pada Sabtu, 29 Maret 2025, ijtimak terjadi pada pukul 17:59:51 WIB, namun hilal masih berada di bawah ufuk.
Dengan demikian, bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari. Menariknya, penetapan ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar tidak akan ada perbedaan tanggal perayaan Idulfitri antara Muhammadiyah dan pemerintah, karena metode imkan rukyat yang digunakan pemerintah juga bisa menghasilkan tanggal yang sama.
“Pada saat Matahari terbenam Sabtu, 29 Ramadan 1446 H bertepatan 29 Maret 2025 di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di bawah ufuk. Umur Bulan Ramadan 1446 H disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari. Di wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025,” imbuhnya.
6. People Also Ask
1. Mengapa Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan lebih awal dibanding pemerintah?
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sedangkan pemerintah memakai imkan rukyat yang bergantung pada pengamatan langsung.
2. Apakah Muhammadiyah dan pemerintah akan berbeda dalam penentuan Idulfitri tahun ini?
Kemungkinan besar tidak, karena posisi hilal saat menjelang 1 Syawal 1446 H membuat kedua metode berpotensi menghasilkan tanggal yang sama.
3. Apakah metode hisab Muhammadiyah lebih akurat dibanding rukyat?
Metode hisab memberikan kepastian lebih awal, sedangkan rukyat bergantung pada visibilitas hilal yang bisa terpengaruh faktor cuaca.
(Kena spill Ruben Onsu, Ayu Ting Ting ternyata sudah punya pacar baru?)
(kpl/rmt)
Ricka Milla Suatin
Advertisement