Menelusuri Makna Pengutusan Rasul, Tantangan dan Hikmah yang Menginspirasi

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Menelusuri Makna Pengutusan Rasul, Tantangan dan Hikmah yang Menginspirasi
Ilustrasi Nabi dan Rasul. (hak cipta/Canva).

Kapanlagi.com - Para rasul adalah sosok istimewa yang diutus oleh Allah SWT dengan misi suci untuk membimbing umat manusia. Kehadiran mereka bukan hanya sekadar sebagai pembawa wahyu, tetapi juga sebagai teladan dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ujian. Dengan membawa ajaran yang mengandung nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, para rasul berperan penting dalam membentuk karakter masyarakat dan membimbing mereka menuju jalan yang diridhai oleh Tuhan.

Mereka mengajarkan tentang keesaan Allah, moralitas, dan tanggung jawab sosial, sehingga menciptakan landasan yang kuat bagi peradaban yang beradab. Namun, di balik misi mulia tersebut, terdapat pertanyaan mendasar mengenai tujuan utama penugasan para rasul di muka bumi ini. Apakah hanya untuk menyampaikan wahyu, ataukah ada dimensi lain yang lebih dalam dari sekadar itu?

Dalam perjalanan sejarah, para rasul telah menghadapi berbagai tantangan dan penolakan, namun mereka tetap berkomitmen untuk menyampaikan pesan ilahi. Mari bersama eksplorasi lebih dalam mengenai misi mulia para utusan Allah yang penuh makna ini, untuk memahami bagaimana peran mereka tidak hanya relevan di zamannya, tetapi juga terus berpengaruh hingga saat ini, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Jum'at(13/12).

1. Rasul dalam Ajaran Islam

Dalam dunia Islam, rasul bukan sekadar utusan biasa; mereka adalah manusia pilihan yang diangkat oleh Allah SWT untuk menerima wahyu dan menyampaikannya kepada umat manusia. Istilah "rasul" berasal dari bahasa Arab yang berarti "duta," mencerminkan peran penting mereka sebagai jembatan antara Sang Pencipta dan hamba-Nya.

Para rasul tidak hanya menerima wahyu langsung dari Allah, tetapi juga dilengkapi dengan mukjizat yang menjadi bukti kerasulan mereka. Mereka terjaga dari dosa besar dan memiliki akhlak mulia seperti kejujuran, amanah, serta kecerdasan. Diutus untuk menyebarkan risalah ilahi, keyakinan terhadap rasul menjadi salah satu rukun iman yang tak terpisahkan bagi setiap muslim.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran, "Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman..." (QS. Al-Baqarah: 285). Oleh karena itu, memahami misi dan tujuan para rasul sangatlah penting untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Tujuan Utama Diutusnya Para Rasul

Para rasul diutus ke bumi dengan misi mulia yang tercermin dalam berbagai ayat Al-Quran dan hadits, di antaranya adalah untuk mengajak umat manusia beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan. Mereka hadir sebagai penyampai wahyu ilahi, membawa kitab suci dan syariat yang menjadi panduan hidup, serta memberikan kabar gembira bagi yang beriman dan peringatan bagi yang ingkar.

Selain itu, para rasul juga berfungsi sebagai teladan dan pembimbing, menunjukkan akhlak mulia dan cara hidup sesuai dengan syariat, serta menegakkan keadilan dan melawan kezaliman demi terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.

Dengan demikian, kehadiran para rasul bukan hanya sekadar tugas, tetapi merupakan panggilan untuk memurnikan tauhid dan mengembalikan fitrah manusia sebagai hamba Allah yang sejati.

3. Hikmah Diutusnya Para Rasul

Diutusnya para rasul oleh Allah SWT bukan sekadar sebuah misi, melainkan sebuah anugerah yang sarat dengan hikmah bagi umat manusia. Melalui mereka, kita diajarkan untuk mengenal Allah dengan benar, memahami sifat-sifat-Nya, serta menjalani ibadah yang sesuai. Para rasul juga hadir untuk menyempurnakan akhlak kita, menjadi teladan dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan yang mulia.

Di tengah tantangan penyimpangan ajaran agama, mereka berperan penting dalam memurnikan kembali keaslian ajaran yang mungkin telah terdistorsi, sehingga umat bisa kembali ke jalan yang benar. Kehadiran mereka adalah bukti nyata di hadapan Allah, mengingatkan kita bahwa tidak ada alasan untuk mengabaikan kebenaran yang telah disampaikan.

Selain itu, para rasul membawa rahmat yang melimpah bagi seluruh alam, menyebarkan ajaran yang mendatangkan kemaslahatan untuk kehidupan manusia dan seluruh makhluk, sebagaimana tercermin dalam firman Allah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi semesta.

4. Cara Para Rasul Menjalankan Misinya

Dalam misi suci menyebarkan risalah ilahi, para rasul menggunakan beragam strategi yang penuh inspirasi. Mereka berdakwah dengan hikmah dan kelembutan, menyesuaikan pendekatan dengan keadaan masyarakat, seperti yang diingatkan Allah dalam Al-Qur'an:

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik" (QS. An-Nahl: 125). Selain itu, para rasul menjadi teladan nyata, menunjukkan melalui tindakan bagaimana seharusnya ajaran Islam diterapkan. Dalam menghadapi tantangan dan penolakan, mereka menunjukkan kesabaran yang luar biasa, mengingatkan kita akan keteguhan hati yang harus dimiliki (QS. Al-Ahqaf: 35).

Mereka juga berupaya membangun komunitas muslim yang kuat, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Madinah, serta tidak ragu untuk berjihad demi membela agama Allah, berkorban jiwa dan harta demi tegaknya kalimat tauhid (QS. Al-Hajj: 78). Dengan cara-cara ini, para rasul mengukir jejak yang abadi dalam sejarah dakwah.

5. Perbedaan Nabi dan Rasul

Meskipun sering dianggap setara, istilah nabi dan rasul memiliki perbedaan yang tak bisa diabaikan. Seorang nabi menerima wahyu dan mengikuti syariat dari nabi sebelumnya, sementara rasul tidak hanya menerima wahyu, tetapi juga diwajibkan untuk menyampaikannya serta membawa syariat baru.

Dalam hal mukjizat, nabi tidak selalu memiliki keistimewaan tersebut, sedangkan rasul pasti memiliki mukjizat yang menakjubkan. Jumlah nabi pun lebih banyak dibandingkan rasul yang jumlahnya relatif sedikit.

Namun, baik nabi maupun rasul adalah manusia pilihan yang dimuliakan oleh Allah SWT, dan kita diwajibkan untuk beriman kepada mereka semua tanpa membeda-bedakan.

6. Tantangan yang Dihadapi Para Rasul

Dalam menjalankan misi suci mereka, para rasul menghadapi serangkaian tantangan yang menguji keteguhan hati dan iman mereka. Dari penolakan dan pengingkaran kaum yang menuduh mereka sebagai pembohong hingga ancaman dan penganiayaan fisik yang brutal seperti Nabi Ibrahim yang dibakar dan Nabi Muhammad yang dilempari batu setiap langkah mereka dipenuhi risiko.

Tak hanya itu, fitnah dan tuduhan keji pun dilancarkan untuk merusak reputasi mereka, sementara godaan harta dan kekuasaan datang silih berganti, mencoba menggoyahkan prinsip teguh yang mereka pegang. Bahkan, misi mulia ini seringkali menimbulkan perpecahan dalam keluarga, seperti yang dialami Nabi Nuh yang ditentang oleh anaknya sendiri.

Namun, meski dihadapkan pada berbagai rintangan berat, para rasul tetap tabah dan istiqomah, menjadikan kesabaran dan keteguhan mereka sebagai teladan abadi bagi setiap pendakwah yang mengikutinya hingga kini.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending